Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Menggugat Mitos dan Melawan Stigma, Saatnya Lebih Banyak Startup Lokal Go Nasional

5 Agustus 2021   16:31 Diperbarui: 6 Agustus 2021   14:06 780
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu anggapan yang keliru terkait entrepreneur: slide presentasi

Ada satu pertanyaan klasik tapi senantiasa aktual tentang menjadi pengusaha. Apakah seorang pengusaha itu dilahirkan (born) atau diciptakan (made)?

Bagi seorang Muhammad Assad, pengusaha muda, pembicara internasional dan penulis sejumlah buku national bestseller, dua unsur itu menyatu. Bagai dua sisi dari sekeping mata uang.

Menjadi pengusaha tidak hanya terkait bakat, potensi, dan kemudahan yang dibawa sejak lahir. Tetapi juga ditentukan oleh proses belajar, baik itu keterampilan, ilmu, hingga kondisi lingkungan.

Singkatnya, mengutip sang penulis Notes From Qatar 1, Notes From Qatar 2, Notes From Qatar 3, Sedekah Super Stories, Good Morning Qatar dan 99 Hijab Stories itu: entrepreneur is not only born but also made.

Ya, pengusaha itu dilahirkan serentak dibentuk. LokalCorn, gagasan Tribunnews dan HP Indonesia, ingin membuktikan hal itu.

Kompetisi startup nasional menjadi wahana untuk menjaring serentak memacu para pengusaha rintisan (startup). Mereka akan diberi amunisi baik material (insentif dana) maupun  nonmaterial (ide, motivasi, dan pendampingan) dari sejumlah pengusaha yang sudah jadi.

Saya berkesempatan ambil bagian dalam salah satu bagian kecil dari karya besar ini. Rangkaian webinar series selama dua sesi, Selasa, 27 Juli 2021 dan Rabu, 28 Juli 2021 lalu, menguak bagaimana sepak terjang sejumlah jagoan startup.

Hari pertama ada pendiri tokowahab.com William Sunito dan co-founder WomenWorks Fransiska P.W Hadiwidjana. Diajeng Lestari, co-founder Hijup Apps, Gibran Hufaizah, co-founder eFishery, dan Juvenco Pelupessy dari Skystar Capital mengisi hari kedua.

Banyak gagasan, inspirasi, hingga motivasi yang dibagi para pembicara. Apa saja? Saya coba merangkumnya untuk Anda.

Sejumlah pemateri di hari pertama webseries, Selasa, 27 Juli 2021: screenshot dari zoom meeting.
Sejumlah pemateri di hari pertama webseries, Selasa, 27 Juli 2021: screenshot dari zoom meeting.

Menggugat Mitos

Dalam kehidupan kita terkadang terpenjara pada mitos-mitos. Anggapan-anggapan, prasangka, juga cerita-cerita yang tak terbukti kebenarannya, tetapi kadung menghipnotis serentak memenjarakan daya nalar dan mengekang aksi serta eksekusi.

William Sunito, founder tokowahab.com, coba mengangkat serentak mengunggat beberapa anggapan keliru terkait ke(wirausaha)an. Ada banyak kekeliruan yang menurut salah satu pebisnis muda dalam daftar Forbes 30 under 30 Asia tahun ini.

Pertama, entrepreneur berciri individualis. Menjadi pengusaha berarti menjadi sosok yang bergantung pada kemampuan sendiri dan terpisah dari yang lain. 

Menurut, William, untuk menjadi sukses tidak bisa hanya bertumpu pada kaki sendiri. Butuh kerja sama dan kerja bersama.

Kedua, apakah menjadi entrepreneur harus memiliki kecerdasan? Dengan kata lain hanya orang pintar yang bisa sukses? William bersaksi tidak semua orang pintar bisa sukses. Apa artinya kepintaran yang didapat di bangku sekolah atau bangku kuliah bila tinggal tetap dalam kepala.

“Menjadi entrepreneur bukan berarti harus pintar. Yang penting eksekusi,” tegas pemuda 28 tahun itu.

Salah satu anggapan yang keliru terkait entrepreneur: slide presentasi
Salah satu anggapan yang keliru terkait entrepreneur: slide presentasi

Ketiga, entrepreneur itu dilahirkan bukan diciptakan. Pengalaman William sendiri membuktikan bahwa anggapan tersebut tak terbukti.

Semula ia bercita-cita bekerja di bidang perbankan investasi. Pendidikannya pun diarahkan ke sana. Waktu kemudian membutikan bahwa apa yang diarahkan itu justru membawanya ke jalur berbeda. Ia kemudian mengambil dan memanfaatkan peluang besar menjadi penguasaha.

Keempat, entrepreneur suka risiko. Mereka adalah risk taker. Sejauh pengalaman dan pengamatan William, entrepreneur actually don’t like risk, but like to calculate risk. Memikirkan dan mempertimbangkan agar risiko terjadi seminimal mungkin.

Perkembangan Tokowahab hingga hari ini: slide presentasi
Perkembangan Tokowahab hingga hari ini: slide presentasi

Kelima, pengusaha menjadi sukses karena berkharisma. Membuat semua orang senang. Dalam Bahasa William, “like to kiss everyone.”

William tegas membantah. “Kita tidak bisa membuat semua bahagia.” Terkadang harus bersikap tegas baik kepada pelanggan, klien, atau karyawan sendiri.

Keenam, apakah menjadi pengusaha itu untung-untungan? Sukses karena beruntung? William bersaksi, seperti pengalamannya mengelola TokoWahab.com, pada 2016 usahanya itu tak dikenal luas.

Seiring sejumlah inovasi dan perjuangan memaksimalkan setiap kesempatan, usahanya itu kemudian bisa dikenal luas.

Baginya, keberuntungan itu tak ada. Untuk menjadi sukses perlu memadukan kesempatan (opportunity) dan persiapan (preparation). Itulah keberuntungan yang sesungguhnya.

Ketujuh, entrepreneur itu tidak disiplin. Waktu kerjanya fleksibel. Justru menurut William seorang pengusaha itu sangat disiplin. Bahkan waktu kerjanya itu melampaui waktu kerja orang kebanyakan.


“Justru mereka itu bukannya fleksibel. Tetapi sangat fokus. Mereka bahkan memiliki time frame sendiri untuk bekerja tidak hanya delapan jam sehari.”

Upaya menggugat dan membuktikan bahwa mitos-mitos diatas tak benar membuat William dan usahanya bisa menjadi seperti saat ini. Bermula dari toko kelontong sederhana bernama Toko Wabah yang dikelola kedua orang tuanya, kini sudah bertransformasi menjadi tokowahab.com, salah satu platform e-commerce yang sukses dalam penjualan bahan-bahan pembuatan snack dan kue.

Di tengah terjangan pandemi Covid-19 Tokowahab.com tetap eksis. Malah semakin berkomitmen menjadi end to end solution bagi UMKM, terutama yang bergerak di bidang bakery dan pastry agar tetap bertahan, malah bisa semakin berkembang.

Sejumlah aspek pendukung kesuksesan sebuah usaha: slide presentasi
Sejumlah aspek pendukung kesuksesan sebuah usaha: slide presentasi

Mematahkan stigma

Selain beberapa mitos di atas, kita pun kerap terjerembab dalam stigma dikotomis antara pria dan wanita. Bahwa kelompok kedua itu memiliki peluang dan kesempatan menjadi pengusaha lebih sedikit ketimbang pria.

WomenWorks dibangun Fransiska P. W. Hadiwidjana dan rekannya di antaranya untuk mematahkan stigma tersebut. Wanita yang berstatus co-founder dan CTO mengatakan WomenWorks hadir untuk membawa visi memberdayakan Wanita dengan sejumlah kualitas seperti #bad-ass (percaya diri), #connected (terkoneksi), dan #financially-independent (mandiri secara finansial).

Sebagai “the women-first connection marketplace startup”, WomenWorks membuka kesempatan bagi setiap perempuan untuk mengembangkan diri. Setiap wanita berpotensi dan berkesempatan untuk berkembang dan berdaya di semua bidang kehidupan. Setiap wanita bisa menjadi murid serentak mentor.

Startup e-commerce marketplace ini mulai dibangun pada tahun 2014-2015. Berdasarkan penglaman yang dihadapi, Fransisca mengatakan setidaknya ada tiga hal penting bagi kaum perempuan untuk meraih kesuksesan.

Profil singkat WomenWorks: slide presentasi
Profil singkat WomenWorks: slide presentasi

Pertama, tim. Untuk membangun suatu usaha dibutuhkan kerja sama dan soliditas tim. Pengalamannya bersama Windy, kiprah WomenWorks tidak lepas dari cerita tentang kerja sama team. Kerja sama itulah yang menyatukan keduanya dari latar belakang berbeda. Fransisca yang seorang insinyur bisa berkolaborasi dengan Windy Natriavi yang berlatarbelakang bisnis.

Kedua, mengidentifikasi masalah. Masalah menjadi peluang untuk membangun suatu usaha. WomenWorks dibangun pertama-tama dengan melihat sejumlah masalah kesenjangan yang terjadi di masyarakat. Salah satunya soal keterlibatan wanita di dunia kerja yang jauh kurang aktif  (53 persen) dibanding pria (83 persen).

Ketiga, butuh proses. Untuk menghasilkan produk yang bagus dibutuhkan waktu. Ada jatuh dan bangun yang harus dilewati.

"Sukses adalah saat orang yang jatuh mampu berdiri lagi sampai menemukan produk yang bagus," tegas wanita dengan lebih dari sembilan tahun pengalaman kerja di dunia teknologi.

Kini platform tersebut semakin berkembang. Selain pekerjaan yang bisa dijalankan secara digital, alih-alih manual, platform itu sudah menjaring lebih dari 250 “Lady Bosses” yang terdaftar sebagai mentor. Sejak tahun lalu sudah ada lebih dari 500 sesi yang dipesan ratusan “mentee” dan sudah berkolaborasi dengan empat startup Indonesia.

Sejumlah mentor yang sudah bergabung dengan WomenWorks: slide presentasi
Sejumlah mentor yang sudah bergabung dengan WomenWorks: slide presentasi

Melihat peluang

Melihat peluang dan mengubahnya jadi kesempatan. Tidak harus nun jauh dari kehidupan sehari-hari. Tetapi kesempatan itu tersedia di depan mata, bahkan menjadi bagian dari hidup sehari-hari.

Diajeng Lestari pun menunjukkan bahwa ada aspek lain dari wanita dan kewanitaan yang bisa diberdayaan. Itu adalah busana wanita.

Lebih spesifik lagi, sebagai negara muslim terbesar di dunia, busana muslim di Indonesia adalah sebuah peluang besar. Kue besar yang sayang dibiarkan tak dinikmati.

Visi dan misi Hijup: slide presentasi
Visi dan misi Hijup: slide presentasi

Ia memang tak pernah menyangka usahanya akan berkembang seperti sekarang ini. Dari kesulitannya mencari busana muslim terbaru kemudian menjadi peluang besar. Dari sang pencari kemudian menjadi sang penemu.

Hijup.com adalah pionir platform e-commerce busanan muslim di tanah air bahkan dunia. Platform ini berusaha menangkup apa yang disaksikan Diajeng sebelumnya seperti brand-brand baju muslim yang tak tersistem dengan baik dan hasil karya para desainer yang tercecer di berbagai tempat.

Kini usaha tersebut sudah berkembang pesat. Kerja keras dan inovasi yang dilakukan membuat brand tersebut telah menembus pasar global. Produk-produk mereka sudah menjangkau sekitar 50 negara di dunia.

Jejak langkah Hijup hingga mencapai pasar global: slide presentasi.
Jejak langkah Hijup hingga mencapai pasar global: slide presentasi.

Inovasi

Salah satu tantangan dalam berusaha adalah bagaimana meningkatkannya. Proses “scaling up” apalagi untuk bisnis startup kecil sangat dibutuhkan.

Di tangan Gibran Huzaifah, usaha rintisan, eFishery bisa dikenal luas. Anak muda yang terdaftar dalam Forbes 30 Under 30 Asia 2017 sukses merevolusi pasar akuakultur di Indonesia. Potensi besar pasar perikanan senilai 9,4 miliar USD.

Platform ini memberi solusi end-to-end bagi petambak ikan dan udang. Teknologi smart farming, input, akses pembiayaan, hingga pasar B2B bisa dijembatani oleh eFishery.

Sebuah inovasi tepat dalam memanfaatkan potensi dan pasar besar akuakultur di tanah air. Menariknya, eFishery tidak memiliki satu kolam pun. Tetapi sudah bisa bermitra dengan 14 ribu petani, memiliki 120 cabang, terkoneksi dengan lebih dari 50 ribu kolam, dan tersebar di 28 provinsi di Indonesia.

Apa yang bisa dipelajari dari Gibran dan eFishery, The Largest Feed Distributor dan The Largest Fish Supllyer di tanah air, bahkan telah menjelma startup fishtech terbesar di dunia?

Pertama, berawal dari tujuan. Gibran mendirikan eFisheri berangkat dari keinginan untuk memberikan perubahan bagi lingkungan, serentak menjawab masalah yang tengah mengemuka. Bagaimana bisa membantu para pembudidaya ikan dan udang dengan penyediaan pakan, jaringan pasar, hingga akses keuangan.

eFishery yang sudah mengglobal: slide presentasi
eFishery yang sudah mengglobal: slide presentasi

Kedua, ide mendirikan startup itu mengemuka pada 2013, bersama Chrisna dalam sebuah perbincangan di Bandung.

Masalah yang ditemukan kemudian dicarikan solusi. eFisheri hadir untuk memberikan jalan keluar bagi sejumlah masalah krusial dalam industri akuakultur dengan menyediakan teknologi yang terjangkau dengan berbasis data.

Gibran semula adalah pembudidaya ikan. Sementara partnernya itu berpengalaman dalam pengembangan perangkat lunak dan perangkat keras. Kolaborasi itu kemudian  mewujud eFisheryFeeder: teknologi pemberi makan ikan otomatis yang bisa dikontrol via smartphone.

Lantas usaha itu berkembang seiring ekspansi baik secara internal maupun eksternal dengan para pembudidaya, investor, hingga mitra strategis.

Dampak kehadiran eFishery itu sudah dirasakan secara luas. Kesejangan ekonomi dan sosial perlahan diatasi melalui ekonomi digital yang iklusif. Jaringan kerja sama sudah menjangkau negara-negara di Asia seperti India, Bangladesh, Thailand, dan Vietnam.

Potret salah satu hasil eFishery: slide presentasi
Potret salah satu hasil eFishery: slide presentasi

Ketiga, beriroentasi pada para pembudidaya. eFishery menempatkan pembudidaya sebagai yang utama dan kepuasan mereka adalah prioritas pertama. Untung bukan satu-satunya kata kunci dalam bisnis teknologi perikanan ini.

Berbagai inovasi terus dilakukan. Inovasi adalah kata kerja yang tak pernah mati di tangan Gibran dan kawan-kawan. Usaha tersebut kini sudah menyata dalam berbagai produk inovatif mulai dari eFisheryFresh, platform penjualan ikan segar dari pembudidaya langsung ke konsumen (restoran, hotel, dan pebisnis kuliner), eFisheryFeed yang menyediakan berbagai merek pakan berkualitas dengan harga terjangkau, serta terkoneksi dengan eFisheryFund, layanan finansial bagi para pembudidaya.

Proses kerja eFishery: slide presentasi
Proses kerja eFishery: slide presentasi

Pendanaan

Usaha rintisan kerap berbenturan dengan pendanaan. Juvenco Pelupessy dari Skystar Capital coba membuka jalan bagi para pengusaha rintisan untuk mendapatkan suntikan finansial.

Sebelum itu ia menyentil dengan sejumlah mitos yang masih berkembang. Salah satunya raise money when you need it. Menurutnya, anggapan tersebut kurang tepat.

“Mencari pendanaan ketika sudah bisa mencari uang. Bukan mencari pendanaan saat duit sudah habis.”  Singkatnya, raise money when you can raise it!

Pria yang karib disapa Juve itu memiliki latar belakang yang sangat kuat di bidang keuangan dan teknologi. Sarjana teknik elektro dari Universitas Chiao Tung sudah membuktikan dalam berbagai pengalaman dan hasil kerja yang kini dirasakan manfaatnya. Salah satunya aplikasi investasi kenamaan, Bibit.id, tempat ia menjadi salah satu CEO pada 2015-2019.

Principal di Skystar Capital itu mengatakan mereka terlibat aktif memberikan dana kepada para pengusaha startup di kawasan Asia Pasifik, termasuk Indonesia. Tidak hanya memberikan dana, perusahaan itu juga memberikan layanan konsultasi dan bantuan bagi start up untuk membangun jejaring kerja sama sehingga bisnisnya bisa berkembang.


Lantas, startup macam apa yang berpotensi berkembang, termasuk berpeluang besar mendapat pendanaan?

Pertama, produk, inovasi, keunikan, dan potensi pertumbuhan. Startup harus bisa berinovasi memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat. Semakin besar manfaat yang bisa dirasakan maka peluang berkembang semakin terbuka.

Kedua, produk yang kuat dan mudah digunakan. Saat ini masyarakat semakin praktis. Karena itu dibutuhkan terobosan untuk menangkup kebutuhan dengan cara yang praktis dan mudah.

Proses yang masuk ke sebuah venture capital: slide presentasi
Proses yang masuk ke sebuah venture capital: slide presentasi

Ketiga, pengalaman dan hubungan baik dengan investor. Setiap investor biasanya melewati sejumlah tahap sebelum menjatuhkan pilihan. Mulai dari pertemuan, ngobrol untuk memahami pendiri berikut latar belakangnya, medapatkan informasi keuangan perusahaan secara detail, hingga mendapatkan informasi jelas terkait “business plan.”

Pitching bisnis plan yang menarik yakni sederhana dan dapat dimengerti oleh siapapun. Jadi saya akan menyarankan untuk menghindari jargon atau bahasa mewah. Kuncinya itu adalah storytelling dan membangun chemistry antara investor dan founder,” ungkap Juve.

Keempat, terkait hubungan internal. Diharapkan setiap pendiri bisa saling menjaga hubungan baik dan mampu menyikapi setiap masalah dengan baik. Tujuannya agar tak menciptakan kegaduhan yang bisa berpengaruh buruk pada bisnis.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pengelolaan keuangan. Mengatur dan menjaga cashflow demi kelangsungan perusahaan. Di samping itu, penggunaan teknologi dan “timing” pun penting.

“Kamu akan ketuk 100 pintu mungkin hanya 10 yang buka buat ngobrol. Dari situ hanya satu mungkin yang mengundang masuk ke rumah dan menyuguhkan teh,” ungkapnya soal waktu yang cukup tersita dalam proses mencari pendanaan.

Kriteria pendanaan: slide presentasi
Kriteria pendanaan: slide presentasi

Ada hal lain yang juga ditekankan Juve terkait modal ventura (venture capital). Mendapat pemodalan tidak selalu disambut dengan perayaan. Karena ada aspek lain, seperti dianalogikan tinggal di rumah mertua, “kamu akan dipantengin terus. Kalau tidak ada progress, kamu akan ditekan.”

Go Nasional

Saat ini Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah perusahaan rintisan terbanyak di dunia. Data startupranking.com, hingga pertengahan Mei 2021, terdapat 2.236 startup di tanah air.

Startup-startup yang sudah eksis di tanah air: Amvesindo
Startup-startup yang sudah eksis di tanah air: Amvesindo

Hal ini tentu menggembirakan bagi  perkembangan ekonomi digital di Indonesia yang sudah memiliki sejumlah unicorn dan satu decacorn (GoTo).

Untuk itu perlu upaya untuk menstimulus bertumbuh dan berkembangnya semakin banyak usaha rintisan. LokalCorn menjadi salah satu bentuk perhatian HP Indonesia dan Tribunnews kepada startup lokal agar berlomba-lomba “go nasional.”

Startup tetap banjir pendanaan saat pandemi: infografik dari Katadata
Startup tetap banjir pendanaan saat pandemi: infografik dari Katadata
Terbuka kesempatan bagi setiap startup lokal untuk mendapatkan jaringan, modal, hingga pendampingan agar semakin berkembang. Masa pandemi seperti saat ini tidak menjadi halangan untuk meningkatkan usaha. Bagaimana cara berpartisipasi?
  • Ajukan proposal bisnis (antara lain berisi profil singkat pemohon, profil usaha, deskripsi produk, prospek, biaya, hingga rencana setahun ke depan)
  • Akan dilakukan seleksi untuk dipilih 30 startup lokal untuk maju ke tahap penilaian oleh para juri. Akan ada “digital coaching clinic” bagi yang terpilih.
  • Akan terpilih 10 finalis. Tiga startup lokal terbaik akan diorbitkan ke tingkat nasional, berikut suntikan dana puluhan juga rupiah.
  • Informasi lengkap bisa dicek di https://hp-lokalcorn.tribunnews.com/.

Apakah kalian, para rocket sudah siap meluncurkan startup kalian ke tingkat nasional dan mengglobal? Yuk, ikuti tantangan LokalCorn!! 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun