Principal di Skystar Capital itu mengatakan mereka terlibat aktif memberikan dana kepada para pengusaha startup di kawasan Asia Pasifik, termasuk Indonesia. Tidak hanya memberikan dana, perusahaan itu juga memberikan layanan konsultasi dan bantuan bagi start up untuk membangun jejaring kerja sama sehingga bisnisnya bisa berkembang.
Lantas, startup macam apa yang berpotensi berkembang, termasuk berpeluang besar mendapat pendanaan?
Pertama, produk, inovasi, keunikan, dan potensi pertumbuhan. Startup harus bisa berinovasi memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat. Semakin besar manfaat yang bisa dirasakan maka peluang berkembang semakin terbuka.
Kedua, produk yang kuat dan mudah digunakan. Saat ini masyarakat semakin praktis. Karena itu dibutuhkan terobosan untuk menangkup kebutuhan dengan cara yang praktis dan mudah.
Ketiga, pengalaman dan hubungan baik dengan investor. Setiap investor biasanya melewati sejumlah tahap sebelum menjatuhkan pilihan. Mulai dari pertemuan, ngobrol untuk memahami pendiri berikut latar belakangnya, medapatkan informasi keuangan perusahaan secara detail, hingga mendapatkan informasi jelas terkait “business plan.”
“Pitching bisnis plan yang menarik yakni sederhana dan dapat dimengerti oleh siapapun. Jadi saya akan menyarankan untuk menghindari jargon atau bahasa mewah. Kuncinya itu adalah storytelling dan membangun chemistry antara investor dan founder,” ungkap Juve.
Keempat, terkait hubungan internal. Diharapkan setiap pendiri bisa saling menjaga hubungan baik dan mampu menyikapi setiap masalah dengan baik. Tujuannya agar tak menciptakan kegaduhan yang bisa berpengaruh buruk pada bisnis.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pengelolaan keuangan. Mengatur dan menjaga cashflow demi kelangsungan perusahaan. Di samping itu, penggunaan teknologi dan “timing” pun penting.
“Kamu akan ketuk 100 pintu mungkin hanya 10 yang buka buat ngobrol. Dari situ hanya satu mungkin yang mengundang masuk ke rumah dan menyuguhkan teh,” ungkapnya soal waktu yang cukup tersita dalam proses mencari pendanaan.