Mematahkan stigma
Selain beberapa mitos di atas, kita pun kerap terjerembab dalam stigma dikotomis antara pria dan wanita. Bahwa kelompok kedua itu memiliki peluang dan kesempatan menjadi pengusaha lebih sedikit ketimbang pria.
WomenWorks dibangun Fransiska P. W. Hadiwidjana dan rekannya di antaranya untuk mematahkan stigma tersebut. Wanita yang berstatus co-founder dan CTO mengatakan WomenWorks hadir untuk membawa visi memberdayakan Wanita dengan sejumlah kualitas seperti #bad-ass (percaya diri), #connected (terkoneksi), dan #financially-independent (mandiri secara finansial).
Sebagai “the women-first connection marketplace startup”, WomenWorks membuka kesempatan bagi setiap perempuan untuk mengembangkan diri. Setiap wanita berpotensi dan berkesempatan untuk berkembang dan berdaya di semua bidang kehidupan. Setiap wanita bisa menjadi murid serentak mentor.
Startup e-commerce marketplace ini mulai dibangun pada tahun 2014-2015. Berdasarkan penglaman yang dihadapi, Fransisca mengatakan setidaknya ada tiga hal penting bagi kaum perempuan untuk meraih kesuksesan.
Pertama, tim. Untuk membangun suatu usaha dibutuhkan kerja sama dan soliditas tim. Pengalamannya bersama Windy, kiprah WomenWorks tidak lepas dari cerita tentang kerja sama team. Kerja sama itulah yang menyatukan keduanya dari latar belakang berbeda. Fransisca yang seorang insinyur bisa berkolaborasi dengan Windy Natriavi yang berlatarbelakang bisnis.
Kedua, mengidentifikasi masalah. Masalah menjadi peluang untuk membangun suatu usaha. WomenWorks dibangun pertama-tama dengan melihat sejumlah masalah kesenjangan yang terjadi di masyarakat. Salah satunya soal keterlibatan wanita di dunia kerja yang jauh kurang aktif (53 persen) dibanding pria (83 persen).
Ketiga, butuh proses. Untuk menghasilkan produk yang bagus dibutuhkan waktu. Ada jatuh dan bangun yang harus dilewati.
"Sukses adalah saat orang yang jatuh mampu berdiri lagi sampai menemukan produk yang bagus," tegas wanita dengan lebih dari sembilan tahun pengalaman kerja di dunia teknologi.