Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Menggugat Mitos dan Melawan Stigma, Saatnya Lebih Banyak Startup Lokal Go Nasional

5 Agustus 2021   16:31 Diperbarui: 6 Agustus 2021   14:06 780
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Startup tetap banjir pendanaan saat pandemi: infografik dari Katadata

Menggugat Mitos

Dalam kehidupan kita terkadang terpenjara pada mitos-mitos. Anggapan-anggapan, prasangka, juga cerita-cerita yang tak terbukti kebenarannya, tetapi kadung menghipnotis serentak memenjarakan daya nalar dan mengekang aksi serta eksekusi.

William Sunito, founder tokowahab.com, coba mengangkat serentak mengunggat beberapa anggapan keliru terkait ke(wirausaha)an. Ada banyak kekeliruan yang menurut salah satu pebisnis muda dalam daftar Forbes 30 under 30 Asia tahun ini.

Pertama, entrepreneur berciri individualis. Menjadi pengusaha berarti menjadi sosok yang bergantung pada kemampuan sendiri dan terpisah dari yang lain. 

Menurut, William, untuk menjadi sukses tidak bisa hanya bertumpu pada kaki sendiri. Butuh kerja sama dan kerja bersama.

Kedua, apakah menjadi entrepreneur harus memiliki kecerdasan? Dengan kata lain hanya orang pintar yang bisa sukses? William bersaksi tidak semua orang pintar bisa sukses. Apa artinya kepintaran yang didapat di bangku sekolah atau bangku kuliah bila tinggal tetap dalam kepala.

“Menjadi entrepreneur bukan berarti harus pintar. Yang penting eksekusi,” tegas pemuda 28 tahun itu.

Salah satu anggapan yang keliru terkait entrepreneur: slide presentasi
Salah satu anggapan yang keliru terkait entrepreneur: slide presentasi

Ketiga, entrepreneur itu dilahirkan bukan diciptakan. Pengalaman William sendiri membuktikan bahwa anggapan tersebut tak terbukti.

Semula ia bercita-cita bekerja di bidang perbankan investasi. Pendidikannya pun diarahkan ke sana. Waktu kemudian membutikan bahwa apa yang diarahkan itu justru membawanya ke jalur berbeda. Ia kemudian mengambil dan memanfaatkan peluang besar menjadi penguasaha.

Keempat, entrepreneur suka risiko. Mereka adalah risk taker. Sejauh pengalaman dan pengamatan William, entrepreneur actually don’t like risk, but like to calculate risk. Memikirkan dan mempertimbangkan agar risiko terjadi seminimal mungkin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun