Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Inspirasi Greysia/Apri, Atlet "Zaman Now" Bisa Panen Miliaran dan Punya Gerai Bakso

4 Agustus 2021   11:47 Diperbarui: 4 Agustus 2021   12:42 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.instagram.com/ariefmuhammad/

Kedua, kepada pelatih berilah tepuk tangan, bukan koreksi belaka. Ted mengutip penelitian psikolog olahraga Christian Cook. Menurut laporan Christian, seseorang akan tampil lebih baik dan cederung tidak mengulangi kesalahan saat mereka mendapat umpan balik positif. Alasannya, saat mendapat masukan positif, hormon testosterone bakal meningkat.

Situasi ini tentu dilematis. Seorang pelatih, demikian Epistein, secara alami mengidentifikasi apa yang salah dan menginstruksikan atlet bagaimana memperbaiki.

"Jika Anda harus memilih antara membutuhkan umpan balik ketika melakukan sesuatu yang salah atau ketika melakukan sesuatu yang benar, saya yakin sekarang saatnya melakukan sesuatu yang benar. Dan saat itulah orang tidak memberikan umpan balik. Mereka memperhatikan apa yang salah," simpul Devid Epstein.

Refleksi diri

Ketiga, bermain lalu pikirkan. Demikian kesimpulan untuk anak-anak. Epstein menekankan kepada anak-anak untuk dibekali kemampuan dan kebiasaan refleksi.

Kemampuan refleksi sangat penting. Seorang atlet akan dengan sendirinya mengaluasi sendiri apa yang sudah, sedang, dan akan dilakukan. Apa yang seharusnya dibuat dan bagaimana meningkatkannya. Semua itu lahir dari kemampuan refleksi.

Memang kerja ini terkesan filosofis dan rumit. Namun kemamuan itu bisa muncul secara alami atau bisa diajarkan.

Salah satu caranya dengan mendorong setiap anak atau atlet muda untuk bertanya pada diri sendiri dengan sejumlah pertanyaan dasar. Apa yang saya lakukan dengan baik? Apa kekurangan saya? Siapa orang-orang yang bisa membantu saya untuk mencapai suatu titik?

Epistein, mengutip Marije Elferink-Gemser asal Belanda, mengatakan, pelatih memang berperan penting bagi prestasi seorang atlet. Namun mereka hanya akan sampai pada tahap melihat dan mengidentifikasi kelemahan dan memberikan masukan untuk memperbaiki.

Tugas utama ada pada atlet bersangkutan. "Atlet adalah pengatur perkembangan mereka sendiri, terutama karena mereka semua menjadi lebih baik dan lebih baik."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun