Bangsa Indonesia tentu belum juga "move on" dari kiprah para olimpian kita di panggung Olimpiade Tokyo. Walau pesta olahraga antarbangsa itu tengah berlangsung, sudah dipastikan keran medali Indonesia sudah tertutup.
Medali perunggu yang didapat Anthoni Sinisuka Ginting pada Senin, (2/8/2021) malam WIB lalu adalah pamungkas. Ginting merebut keping medali terakhir itu dari Kevin Cordon asal Guatemala melalui kemenangan straight set 21-11 dan 21-13.
Beberapa jam sebelum itu Musashino Forest Sport Plaza banjir air mata kontingen bulutangkis Indonesia. Kemenangan Greysia Polii/Apriyani Rahayu atas Chen Qingchen/Jia Yifan dari Tiongkok memberi Indonesia satu-satunya medali emas di event empat tahunan itu.
Greys/Apri tampil meyakinkan. Kemenangan dua gim, 21-19, 21-15, membuat Indonesia bangga. Indonesia Raya berkumandang. Sang Saka Merah Putih mengangkasa. Greys/Apri, tim Indonesia, hingga seluruh rakyat yang menyaksikannya dari tanah air larut dalam haru.
Pencapaian Greys/Apri bisa dibilang menjadi puncak perjuangan kontingen Indonesia. Emas itu menjadi persembahan terbaik dari 28 atlet Indonesia yang bertarung di delapan cabang olahraga, mulai dari panahan, atletik, bulutangkis, dayung, menembak, selancar, renang, hingga angkat besi.
Cabang olahraga yang disebutkan terakhir itu berkontribusi satu perak dan dua perunggu. Windy Cantika Aisah dan Rahmat Erwin Abdullah, dua lifter muda Indonesia meraih peringkat ketiga, masing-masing di kelas 49 kg putri dan 73 kg putra.
Sementara itu senior Aisah dan Rahmat, Eko Yuli Irawan mempersembahkan perak. atlet berusia 32 tahun itu menempati posisi kedua di kelas 61 kg putra.
Lima medali edisi kali ini lebih banyak dari Olimpiade Rio 2016. Saat itu tim Indonesia membawa pulang satu emas dan dua perak.
Menariknya, selain jumlah medali kali lebih banyak, tiga medali dari antaranya diraih oleh atlet berusia muda. Ginting, Windy Cantika, dan Rahmat Erwin berstatus debutan di panggung besar itu.