Meksiko yang diselamatkan oleh perjuangan Brasil yang tak juga berbuah manis tentu berharap bisa mencoba peruntungan melalui drama adu penalti. Mereka berusaha menahan laju serangan Brasil dan sesekali mencoba melancarkan serangan balik cepat.
Sayangnya, mentalitas para pemain Meksiko tak bisa diandalkan dalam drama adu tos-tosan. Sepakan Eduardo Aguirre dengan mudah dibaca Santos. Sementara itu sepakan Johan Vasquez membentur tiang gawang.
Sepakan Ranier, pemain pinjaman Borussia Dortmund kembali membuat Ochoa tak berdaya. Pengalaman dan jam terbang Ochoa diharapkan bisa membawa keberuntungan bagi Meksiko.
Namun pemain bernama lengkap Francisco Guillermo Ochoa Magaa tak bisa berbuat banyak menghadapi para penendang Brasil yang terlihat begitu percaya diri.
Ochoa pernah menjadi bintang El Tri di Piala Dunia 2014. Ia menjadi bintang saat bertemu Brasil di penyisihan grup. Beberapa penyelamatan gemilang ia lakukan menghadapi juara dunia lima kali itu hingga laga berakhir dengan skor kaca mata.
Namun aksi heroik itu tak terulang lagi. Ya, Ochoa sudah tak muda lagi.
Berkat AsensioÂ
Spanyol berutang pada Marco Asensio. Gelandang Real Madrid itu menjadi pahlawan kemenangan Tim Matador kala menyingkirkan tuan rumah Jepang, beberapa jam setelah laga Brasil kontra Meksiko.
Asensio mencetak gol tunggal di babak perpanjangan waktu untuk membuka kans mengulangi catatan manis pada Olimpiade Barcelona 1992.
Duel yang berlangsung di Saitama sesungguhnya dikendalikan Spanyol. Armada Luis de la Fuente menguasai "ball possesion." Namun Spanyol kewalahan memaksimal peluang.Â
Beberapa peluang emas yang dimiliki Spanyol salah satunya saat Rafa Mir berhadapan dengan Kosei Tani di menit ke-38. Sayangnya tendangan kaki kanan pemain Wolverhampton Wanderers belum berakhir gol.