Terkadang kemenangan tidak selalu bisa dicapai dengan memperagakan kekuatan dan kecepatan semata. Begitu juga skil-skill hebat tak otomatis berbuah angka dengan sendirinya.
Butuh kemampuan dan kerelaan untuk bisa meredam setiap keinginan agar bisa cepat-cepat meraih poin. Kesabaran untuk mengatasi tekanan ternyata bisa membuat lawan akhirnya terpancing. Tidak buru-buru justru bisa menyelamatkan diri dari kesalahan yang tidak perlu.
Kemenangan Greysia Polii/Apriyani Rahayu di final ganda putri Olimpiade Tokyo tidak lepas dari cerita kekuatan kesabaran. Musashino Forest Sport Plaza, Senin (2/8/2021) menjadi panggung pertunjukkan kesabaran wakil Merah Putih untuk meredam Chen Qingchen/Jia Yifan, unggulan dua dari Tiongkok.
Statistik memang lebih mengunggulkan Chen/Jia. Mereka memiliki rekor head to head 6-3 atas Greys/Apri. Namun pentas Olimpiade bukan perang angka-angka yang sudah menjadi sejarah.
Greys/Apri bermodalkan kesabaran itu bisa mempersembahkan satu-satunya medali emas bagi tim bulutangkis Indonesia di Tokyo. Medali emas pertama ganda putri Indonesia di panggung besar itu. Ikut ambil bagian dalam mempertahankan tradisi emas bulutangkis Indonesia.
Keping emas pertama dan satu-satunya yang bisa dibawa pulang kontingen Indonesia. Sejarah tercipta. Kado manis bagi Indonesia yang akan berulangtahun ke-67. Tidak tanggung-tanggung, mereka menang straight set, 21-19 21-15.
Awal baik, mampu memimpin 4-1 berkat kejelian memanfaatkan keraguan pasangan Tiongkok. Backhand menyilang Greysia beberapa kali membuat lawan mati langkah.
Greysia memberi semangat pada Apri untuk tenang setelah beberapa pukulannya melebar dan pengembalian kok menyangkut di net.
Kesabaran Greys/Apri untuk meladeni pukulan-pukulan keras pasangan Tiongkok sampai membuat mereka harus melakukan kesalahan sendiri. Greys/Apri mampu memimpin di interval pertama dengan skor 11-8.
Tekanan yang diberikan pasangan Tiongkok sempat menghasilkan beberapa poin. Namun Greys/Apri bisa tampil lebih tenang sehingga lawan akhirnya terpancung melakukan kesalahan demi kesalahan. Poin 19 yang diraih wakil Merah Putih adalah pemberian gratis pemain lawan.
Situasi sempat ketat setelah itu. Tidak mudah bagi Greys/Apri untuk mengunci kemenangan. Chen/Jia mampu memperkecil ketertinggalan menjadi 18-19.
Sempat unggul empat poin menjadi hanya terpaut satu angka tentu membuat Greys/Apri dalam tekanan. Namun Greys bisa menunjukkan kekuatan mentalnya dengan menyunggingkan senyum usai permintaan mengganti kok tak diluluskan wasit. Melalui pertarungan ketat, Greys/Apri akhirnya bisa meraih poin kemenangan di gim pertama, 21-19.
Saat jeda gim pertama, terlihat Greys, Apri, dan Eng Hian terlibat dalam evaluasi yang penuh kekeluargaan. Tidak terlihat tekanan di wajah mereka. Apri beberapa kali mengangguk merespon wejangan dari Greys dan Didi, sapaan pelatih ganda putri itu.
"Fokus satu demi satu poin," kira-kira begitu titipan Didi sebelum keduanya kembali ke arena pertarungan.
Greys/Apri tampak tenang. Ketegangan sudah terurai. Sempat kehilangan poin pertama mereka berhasil merebut tiga angka beruntun, memimpin 3-1.
Greys/Apri menunjukkan pertahanan solid. Smes bertubi-tubi pasangan Tiongkok bisa mereka atasi. Tiongkok kemudian melakukan kesalahan usai percobaan beberapa kali tak berhasil merobohkan benteng Greys/Apri. Indonesia memimpin 6-2.
Kesabaran Greys/Apri terus membuahkan hasil. Mereka mampu meraih poin demi poin hingga memperlebar jarak menjadi 16-9.
Unggul jauh, pasangan Tingkok yang dikenal solid dan memiliki "power" yang bagus itu seperti kehilangan arah. Chen/Jia seperti bukan Chen/Jia seperti biasanya.
Satu angka sebelum "match poin" Greys/Apri sempat kehilangan empat angka. "Belum abis" demikian teriakan yang menggema saat Greys/Apri menginjak angka 20.
Ya, Chen/Jia masih belum menyerah. Satu angka mereka dapatkan. Namun pengembalikan Chen yang melebar dari bidang permainan akhirnya memberi Indonesia emas. Chen/Jia sempat berharap ada keajaiban dari "challenge" yang diminta. Namun kok ternyata jauh dari garis putih.
Tangis Greys/Apri pecah. Semua yang meyaksikan pun tenggelam dalam haru dan bangga.
Terima kasih Greys/Apri, terima kasih Eng Hian!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H