Selain nomor ganda campuran, perebutan medali sektor ganda putra cabang bulutangkis Olimpiade Tokyo pun sudah berakhir. Masing-masing sektor melahirkan cerita dan sejarah tersendiri.
Tiongkok mendominasi ganda campuran, sama seperti yang terjadi pada edisi-edisi sebelumnya. Negeri Tirai Bambu belum juga kehilangan medali sejak ganda campuran pertama kali dipertandingan di Atalanta, 1999 silam.
Tradisi medali yang dipertahankan Tiongkok kali ini begitu mutlak. Mengulangi kisah superior mereka pada 2012 lalu di London. Saat itu sesama pasangan Tiongkok beradu di partai final. Pertarungan “All Tiongkok Finals” saat itu mempertemukan Zhang Nan/Zhao Yunlei dan Xu Chen Ma Jin.
Sementara itu edisi terkini giliran Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong versus Wang Yi Lyu/Huang Dong Ping. Menariknya, perebutan medali emas berjalan begitu sengit. Seakan-akan kedua pasangan itu berasal dari negara berbeda. Mereka bermain habis-habisan seperti tidak akan ada pertandingan setelah itu. Musashino Forest Sport Plaza, Jumat (30/7/2021) seperti palagan penghabisan bukan dari dua pasangan senegara.
Ya, masing-masing pasangan tentu memiliki hasrat untuk meraih medali emas. Menjadi terbaik walau harus bersaing dengan rekan senegara. Menjadi juara Olimpiade meski lawannya adalah yang sering dihadapi di arena latihan pemusatan latihan nasional.
Untuk itu tidak terlalu mengejutkan bila yang selama ini kurang diunggulkan mampu membalikan keadaan. Rekor pertemuan tidak lagi menjadi acuan dan garansi. Kegemilangan masa lalu adalah hari kemarin. Sementara kisah hari ini harus diperjuangkan.
Rekor 13-2 yang berpihak pada Zheng/Huang rontok saat itu. Kedigdayaan sang juara dunia dan unggulan pertama mampu diredam Wang/Huang. Pertarungan alot selama lebih dari satu jam dengan skor akhir 21-17 17-21 21-19 akhirnya menjadi milik unggulan kedua. Bukan unggulan teratas yang meraih emas, tetapi yang dijagokan di tempat kedua.
Pertarungan final ideal yang benar-benar menghibur. Pertemuan antara dua pasangan terbaik yang membalikkan segala prediksi dan bertukar tempat di podium utama. Yang dijagokan di urutan pertama hanya mampu meraih medali perak. Begitu juga sebaliknya. Unggulan kedua bisa merebut emas.
Sementara itu harapan Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva sudah lebih dulu tersisih. Langkah mereka hanya sampai di babak perempat final. Keduanya memang harus mengakui unggulan pertama, yang di partai pamungkas harus menyerah dari ranking dua dunia. Itulah olahraga.