Yang kita lihat adalah penampilan Minions yang penuh tekanan. Permainan terbaik tak bisa dikeluarkan. Sementara itu lawan terlihat menikmati setiap pukulan. Mereka mampu dengan jitu meredam Minions melalui permainan agresif dan tanpa ampun.
"Marcus/Kevin kita tidak bisa bicara teknis, mereka kalau menurut saya masalahnya di mental. Mereka terlalu beban, tidak bisa mengatur pikirannya, mungkin terlalu berekspektasi atau bagaimana jadi mainnya kacau," ungkap Herry IP kepada badmintonindonesia.org.
Kita patut mengapresiasi pasangan Malaysia yang sukses memanfaatkan situasi Minions yang penuh tekanan. Mereka belajar dari kekalahan atas The Daddies di laga terakhir penyisihan grup untuk bermain lebih lepas, namun tetap terkendali. Jiwa muda mereka yang tengah bergelora disalurkan secara efisien.
Sementara itu The Daddies bisa mengatasi setiap tekanan. Sebagai pemain senior, mental Hendra/Ahsan terlihat lebih siap menghadapi atmosfer pertandingan. Beban mental setiap pemain tetap besar walau tak terdengar riuh penonton di sekitar lapangan pertandingan.
Sejak laga pertama penyisihan grup The Daddies terlihat tenang. Keduanya lebih bisa menikmati pertandingan. Fokus mereka benar-benar terarah. Walau tak luput dari kesalahan, mereka tetap bisa mengendalikan keadaan.
Menghadapi sesama pemain senior, The Daddies mampu mengunci permainan Kamura/Sonoda. Keduanya terlihat lebih siap menghadapi strategi berulang yang diterapkan lawan.
Kekuatan mental
Perjuangan The Daddies belum usai. Lee Yang/Wang Chi-Lin menanti mereka untuk berebut satu tiket final. Lawan The Daddies dari Taiwan itu berhasil menggasak Minions di penyisihan grup dan menggulung wakil tuan rumah lainnya Yuta Watanabe/Hiroyuki Endo 21-16 21-19 di perempat final.
Lee/Wang sudah mengirim isyarat, bahkan sejak awal tahun di tiga seri Super1000. Keduanya bukan lagi berstatus "kuda hitam" di panggung elite dunia. Mereka adalah pesaing terkuat untuk menyempurnakan sejarah bulutangkis Taiwan di panggung Olimpiade.
Mengalahkan Yuta/Endo yang berstatus juara All England adalah alarm kuat bagi The Daddies. Kekalahan atas wakil India, Rankireddy/Shetty di laga pertama penyisihan grup justru membuat mereka semakin kuat.
Ditambah lagi The Daddies pernah merasakan sengatan Lee/Wang di BWF World Tour Finals Januari lalu. Namun seperti kata Wang kepada BWF usai menggenggam tiket semi final, kemenangan saat itu adalah sejarah. Mereka tak bisa semata-mata mengandalkan kejayaan masa lalu untuk meraih kemenangan. Besok adalah hari baru dengan segala tantangan tersendiri.