Sampai jauh
Hawa pekat toleransi itu begitu jelas terlihat saat hari besar keagamaan. Saat Idul Adha 2020 misalnya, Bupati Ngada, Drs. Paulus Soliwoa menyerahkan sejumlah hewan kurban untuk umat muslim di Bajawa. Penyerahan itu diberikan usai umat Islam menggelar sholat Idul Adha di Masjid Agung Al-Ghuraba.
Sementara itu, suasana malam takbiran di masjid itu akan terlihat jauh lebih ramai dari biasanya. Tidak hanya oleh umat muslim yang ingin beribadah yang berlanjut dengan takbiran. Tetapi terlihat puluhan pemuda dan pemudi tengah berkumpul dan bersiaga di halaman masjid.
Mereka adalah Orang Muda Katolik (OMK) dari Paroki St. Yosef Bajawa, OMK Paroki MBC, dan Pemuda GMIT Ebenhaezer Bajawa. Mereka hadir untuk memastikan saudara-saudari umat muslim bisa menggelar ibadah malam itu dengan khusuk. Para pemuda itu ingin ambil bagian dalam kelancaran puncak rangkaian ibadah Ramadan.
"Tidak berarti beda keyakinan menjadi pemisah bagi kita melainkan nilai kemanusiaan sebagai umat beragama yang diambil sebagai perwujudan dari rasa cinta terhadap daerah dan negara kita," demikian Ketua OMK Paroki St. Joseph Bajawa, Rikardus Gelu, terkait Ramadan 2019, kepada kupang.tribunnews.com.
Begitu juga sebaliknya. Sat Hari Paskah dan Hari Natal, kelompok Remaja Masjid (Remas) dan Pemuda GMIT pun ikut menjaga ketertiban.
Pemuda GMIT Ebenhaezer Bajawa Darius P.H. Jaya berkata,"Kami ingin buat kegiatan yang menyatukan...Kami sangat bangga bisa ambil bagian. Ini merupakan bagian dari merawat keberagaman. Dari Kota Bajawa kita belajar perbedaan itu indah. NTT itu Nusa Terindah Toleransinya."
Bisa dipastikan, Ramadan tahun ini, situasi pun bakal tak banyak berubah. Hingga puncak Idul Fitri nanti, Bajawa masih akan menjadi tempat yang subur bagi tumbuh dan berkembangnya silaturahmi.
Kehadiran Al-Ghuraba Baiturrahman menunjukkan dengan jelas seperti apa kehidupan beragama di kota kecil itu. Dengan derap ekonomi yang lambat, kehidupan keagamaan masyarakat setempat tetap berjalan harmonis. Suara azan dan denting lonceng gereja masih akan terdengar bersahutan. Menggaungkan toleransi dan kerukunan di kota dingin itu sampai jauh.