Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama pernah berterus terang tentang sang istri, Michelle Obama. Ia ungkapkan itu di hari pernikahan mereka ke-25. Kepada Oprah Winfrey tahun 2011, Obama berkata, "Jelas, saya tidak bisa melakukan apapun yang seperti saya lakukan sekarang tanpa Michelle."
Romantis. Tapi realistis. Wanita itu memberi Obama kekuatan kala menahkodai kapal raksasa bernama AS sejak  2009 hingga 2017. "Dia bukan cuma perempuan idaman yang hebat, tapi juga batu karang bagi saya. Saya mengandalkannya dalam banyak hal."
Kesaksian Obama terkonfirmasi dalam banyak level pengalaman. Di balik suami yang hebat ada istri yang luar biasa. Seorang suami tidak harus menjadi orang penting dan berkedudukan untuk membuktikan itu.
Untuk seorang pria yang tak punya posisi dan nama besar sekalipun, pengakuan Obama itu tetap terbukti. Untuk seorang laki-laki biasa, pernyataan Obama tetap terasa bermakna.
Sudah lebih dari 10 tahun mendampingi suaminya. Telah lebih dari enam tahun membesarkan anak mereka. Â Besarnya tanggung jawab ganda membuatnya rela merantau. Jauh meninggalkan sang ayah, yang sejatinya tak tega putri semata wayangnya itu menjauh. Apalagi ayah itu sudah lebih dari lima tahun ditinggal istrinya.
Tidak hanya kerelaan melepaskan masa lalu dan segala kenangan di tanah kelahiran. Tanggung jawab besar yang ditunaikan tanpa sungut dan gerutu saban hari membuatnya tak tergantikan. Segala urusan yang tampak remeh temeh, terkesan bisa selesai dengan sekali ucap, namun ternyata berbeda dalam pelaksanaan.
Ikut merawat benih cinta agar bertumbuhkembang optimal. Memastikan sang kepala keluarga bisa menunaikan perannya dengan leluasa. Menyelenggarakan segala sesuatu agar putaran roda kehidupan berkeluarga tak terkendala. Apalagi di tengah pandemi, di masa puasa pula.