Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Siasat Puasa di Tengah Pandemi dengan KOJIMA

20 April 2021   22:27 Diperbarui: 20 April 2021   23:09 1056
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Puasa di tengah pandemi Covid-19 sungguh berat. Bulan Ramadan yang kembali jatuh di tengah situasi pelik. Sengkarut persoalan yang mengemuka dalam banyak rupa. Dari soal ekonomi hingga isu kesehatan. Menyasar dari individu, rumah tangga sampai lingkup negara-bangsa.

Walau demikian, tidak ada alasan untuk tidak berpuasa. Sebagai sebuah panggilan keagamaan, puasa merupakan tuntutan. Untuk itu, para pemeluk teguh perlu bersiasat. Dengan akal budi dan kesadarannya mengupayakan agar tantangan seberat apapun tidak sampai membuat seseorang takluk. Angkat tangan bukan pilihan terpuji seorang beriman.

Pandemi Covid-19 membuat isu kesehatan, terutama sistem imun begitu penting. Imun tubuh yang kuat menjadi senjata ampuh melawan berbagai penyakit infeksi. Seseorang yang memiliki sistem pertahanan tubuh yang kokoh akan memiliki respon imun yang baik dengan segera memproduksi antibodi saat antigen terdeteksi.

Petuah Sang Nabi

Berpuasa adalah sebuah kewajiban. Namun menjalani bulan Ramadan dengan gaya hidup sehat adalah pilihan. Tidak sedikit yang jatuh dalam pilihan yang keliru. Dampaknya pun terasa sehingga pada gilirannya menjadikan momen Ramadan sebagai kambing hitam.

Padahal, Nabi Muhammad sudah memberi jalan. Sang Nabi sudah jauh-jauh hari mempelopori gaya hidup sehat. Ia menunjukkan bagaimana menjalani hari-hari dalam keseimbangan. Salah satu sabda-Nya berbunyi, "Wadah terburuk yang harus diisi adalah perut, tapi sisakan sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk air, dan sepertiga untuk udara."

Apa yang dikatakan itu kemudian mewujud dalam praktik. Mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran alami misalnya. Kemudian dalam perkembangan apa yang disabdakan itu dikonfirmasi secara medis. Kesehatan jantung, tulang, pencernaan, hingga penyakit berbahaya seperti kanker sebagai fokus perhatian masyaraka modern hanya bisa tercapai di antaranya dengan dengan mengedepankan makanan yang sehat dan alami.

Dalam konteks puasa, Sang Nabi pun sudah memberi pedoman. Apa yang sebaiknya tersaji di piring kita saat berbuka puasa dan sahur.

Pertama, kurma. Melansir thenationalnews.com, tumbuhan bernama Latin phoenix dactylifera itu disebutkan 22 kali dalam Alquran. Menurut Hadis, Sang Nabi biasa berbuka puasa dengan kurma dan air.

"Dari Anas bin Malik, ia berkata : Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam biasa berbuka puasa sebelum salat dengan ruthab (kurma basah), jika tidak ada ruthab, maka beliau berbuka dengan tamr (kurma kering), dan jika tidak ada tamr, beliau meminum seteguk air" - HR Abu Dawud (no. 2356), Ad-Daruquthni (no. 240) dan Al-Hakim (I/432 no. 1576).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun