Pemberian nama ini tentu berdasarkan kewenangan BMKG sejak 2008 saat Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) berdiri di Jakarta. Jakarta TCWC bertugas memantau bibit siklon tropis di koordinat90 - 125 BT, 0 - 10 LS, lantas menginformasikan peringatan dini.
Selain Jakarta TCWC masih ada sembilan zona lainnya dengan pemegang kewenangan tersendiri untuk memberikan nama badai. Â Semuanya mengacu pada ketentuan Organisasi Meteorologi Dunia atau World Meterorological Organization (WMO).
Soal lebih memilih nama bunga atau buah, BMKG tentu memiliki alasan tertentu.
"Karena kita pikir bunga itu indah, dengan tumbuhnya itu, kita harapkan bukan kenestapaan tapi keindahan yang kita dapat," beber Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca di Badan Meteorologi dan Klimatologi Geofisika (BMKG), Ramlan.
Masih Waspada
Seperti yang terjadi di sejumlah wilayah NTT dan NTB, siklon tropis ini berdmapak pada terjadinya cuaca buruk. Menurut BMKG, Siklon tropis Seroja ini masih perlu diwaspadai. Tidak hanya NTT dan NTB tetapi sejumlah wilayah lain di Indonesia.
Pertama, potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat/petir serta angin kencang di wilayah Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Maluku.
Kedua, gelombang laut dengan ketinggian 1,25 - 2,5 meter di Selat Sumba bagian timur, Selat Sape, Laut Sumbawa, Perairan utara Sumbawa hingga Flores, Selat Wetar, Perairan Kep. Selayar, Perairan selatan Baubau - Kep.Wakatobi, Perairan Kep.Sermata - Leti, Laut Banda bagian utara, dan Laut Arafuru bagian barat.
Ketiga, gelombang laut dengan ketinggian 2,5 - 4 meter di Selat Sumba bagian barat, Laut Flores, Perairan selatan Flores, Perairan selatan P. Sumba, Laut Sawu, Selat Ombai, dan Laut Banda selatan bagian barat.
Keempat, gelombang laut dengan ketinggian 4 - 6 meter di Perairan Kupang-Pulau Rotte, Samudra Hindia selatan NTT, dan Laut Timor selatan NTT.