Laporta akan mulai menjabat paling cepat pada akhir pekan ini atau awal pekan di minggu berikutnya. Kekosongan kepemimpinan selama beberapa bulan sangat terasa dampaknya.Â
Ia diharapkan untuk segera pegang kendali. Kepadanya pun segenap harapan Barcelona ingin segera digantung. Hingga 30 Juni 2026 nanti, nasib kapal besar bertuliskan "Ms que un club" berada di tangannya.
Sederet pertanyaan penting mengemuka. Apakah Laporta akan mampu menjawab kerinduan dan harapan segenap penggemar? Apakah berbagai pekerjaan rumah Barcelona bisa ia selesaikan?
Pertanyaan-pertanyaan di atas itu penting. Pengunduran diri Bartomeu adalah puncak dari gunung es persoalan di tubuh klub tersebut. Pria 58 tahun itu diharapkan menjadi penyelamat klub dari sederet krisis yang tengah membelit.
Bila nyaris dua dekade lalu ia bukanlah sosok yang diperhitungkan, tidak demikian hari ini. Saat itu ia boleh menjadi "underdog" namun pembuktian demi pembuktian yang kemudian ia tunjukkan membuatnya menjadi sosok masyur, penting dan berpengaruh.
Messi dan Utang Besar
Hanya saja, banyak hal membedakan situasi saat itu dan saat ini. Ia boleh saja mengantongi sertifikat kelulusan dengan nilai rapor mentereng untuk nyaris semua aspek, mulai dari bisnis, stabilitas, dan prestasi di lapangan hijau.Â
Namun waktu terus bergerak dengan banyak perubahan menyertai. Sialnya, perubahan itu tidak bisa ditampik dan hanya bisa dihadapi.
Pandemi Covid-19 menjadi salah satu tantangan yang tak bisa diprediksi namun dampaknya begitu masif. Kedigdayaan Barcelona tak kuasa menahannya. Krisis keuangan akut berkelindan di tengah pandemi yang entah kapan akan berakhir.
Sang pengacara dan politisi itu mau tidak mau harus menghadapi masalah finansial itu. Soal keuangan jelas vital. Tidak hanya menjadi pilar utama penyangga bangunan klub, tetapi juga kehidupan setiap insan di dalamnya.
Kepada Laporta akan disodorkan utang lebih dari 1,3 miliar dolar, seperti dinukil dari NY Times (7/3/2021). Utang segunung sekaligus terbesar dalam sejarah sepak bola Eropa. Sambil dengan itu ia harus mencari cara bagaimana utang itu tidak semakin membengkak di tengah tagihan gaji pemain sebagai yang tertinggi di Eropa pula.