Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Teman tapi Musuh, Kisah Greysia Polii-Chang Ye Na dan Huang Yaqiong-Sapsiree Taerattanachai

3 Maret 2021   06:02 Diperbarui: 4 Maret 2021   03:57 3259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dechapol/Sapsiree dan Zheng Siwei/Huang Yaqiong di podium Denmark Open 2018: instagram.com/popor_sapsiree

Kemenangan atas sahabatnya itu sangat penting bagi Greysia. Ia bisa mendekatkan mimpinya untuk menjadi juara di Malaysia, setelah dua kesempatan sebelumnya pada 2007 bersama Vita Marrisa dan setahun sebelumnya bersama Apriyani, lepas.

"Kami bersaing satu sama lain, kami bertarung satu sama lain di lapangan, meskipun dia sayang di hatiku dan sebaliknya, kami bertarung sampai akhir. Saya tidak ingin memberinya poin, dan dia tidak akan memberi saya poin apa pun," ungkap Greysia usai pertandingan tersebut seperti dinukil dari bwfbadminton.com.

Saat bertemu lagi di All England tahun lalu, situasi penuh persaingan tetap terlihat di lapangan pertandingan. Mereka terlibat persaingan nyaris satu jam. Laga itu akhirnya dimenangi pasangan Korea, straight set, 17-21 dan 15-21.

Seperti laga-laga sebelumnya, pertemuan itu tetap memberi kesan tersendiri bagi mereka. Bagi Chang Ye Na, kemenangan itu tentu menyenangkan. Sementara itu bagi Greysia, hasil negatif itu tetap patut diterima sebagai konsekuensi dari perjuangan yang sudah mereka tampilkan.

Semifinalis BAC2016, Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari dan Chang Ye Na/Lee So Hee: twitter.com/inabadminton
Semifinalis BAC2016, Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari dan Chang Ye Na/Lee So Hee: twitter.com/inabadminton

Mereka tetap mendudukan profesionalisme pada tempatnya. Saat di lapangan pertandingan, mereka berbeda. Masing-masing berjuang untuk negaranya. Setiap mereka bertarung demi karier. 

Tidak ada toleransi kedekatan pribadi selama pertandingan masih berlangsung. Kalah dan menang adalah kosa kata wajib dalam kamus permainan mereka.

"Kami sudah seperti ini sejak lama, kami hanya ingin melakukan yang terbaik untuk diri kami sendiri dan untuk negara kami, untuk karier kami," Greysia melanjutkan.

Keduanya tetap bersikap proporsional. Mereka tahu kapan harus menjadi kawan, dan dalam situasi mana yang lain adalah lawan yang harus dikalahkan. Karena semangat kompetif itu, bisa jadi, hubungan mereka justru semakin erat.

Secara lebih jelas, Greysia mengatakan, "Dia saingan terberatku dan juga teman baikku. Saya pikir kami memiliki nilai yang sama dalam hidup dan kami dapat bertukar sisi positif, itulah cara kami menjadi teman."

Greysia Polii saat diundang makan bersama oleh keluarga Chang Ye Na: www.instagram.com/greyspolii
Greysia Polii saat diundang makan bersama oleh keluarga Chang Ye Na: www.instagram.com/greyspolii

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun