Kedua, tumbuh kembang anak akan terganggu. Aspek kognitif anak akan bermasalah. Pasalnya, zat besi sangat penting untuk perkembangan fungsi otak.
Selain aspek kecerdasan, perkembangan motorik dan mental anak pun akan bermasalah. Anak yang memiliki anemia akan sulit berkonsentrasi, daya tahan tubuh berkurang, mudah lelah, tidak bersemangat dan infeksi berulang. Lebih jauh dari itu, demikian dr.Diana, akan mempengaruhi prestasi dan kinerja di masa depan.
Ketiga, bila tidak ditangani dengan baik dan tepat, maka akan menyebabkan gangguan jantung. Oksigen yang tidak didistribusi dengan baik ke seluruh tubuh akan memaksa jantung bekerja lebih keras. Tidak hanya gagal jantung, kematian pun bisa terjadi.
Ironi
Jumlah penduduk NTT berdasarkan sensus penduduk 2020 yang dipublikasikan di ntt.bps.go.id adalah 5,33 juta jiwa. Laju pertumbuhan penduduk per tahun (2010-2020) sebesar 1,25 persen.
Sebagian besar penduduk NTT didominasi generasi Z (usia 8-23) tahun yang mencapai 34,72 persen. Menyusul generasi milenial (24-39 tahun) sebesar 25,17 persen. Sementara itu, berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibanding penduduk perempuan.
Sebagian besar penduduk berada di wilayah Timor (Pulau Timor, Rote, Sabu, dan Alor) yang mencapai 2,37 juta jiwa (44,52 persen). Sisanya berada di Pulau Flores, Pulau Lembata, Pulau Adonara dan sekitarnya.
Alam di NTT cukup beragam. Keadaan tanah misalnya, relatif berbeda satu pulau dengan pulau lainnya. Tanah di Pulau Flores dan pulau-pulau kecil di sekitarnya umumnya tanah vulkanis. Kondisi ini tidak kita temukan secara umum di pulau Sumba dan Timor.
Musim kering yang relatif panjang, curah hujan yang tidak teratur, serta keadaan topografi dan struktur tanah jelas berpengaruh pada keadaan vegetasi dan pola kehidupan penduduknya.
Sebagian besar tanah pertanian terdapat di Flores Barat, sisanya tersebar antara lain di wilayah Timor Tengah Selatan, Kupang, Belu, dan Sumba Barat. Area peternakan tersebar hampir di semua kabupaten yang umumnya diusahakan secara ekstensif.