Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Menjadi Suami Tanggap Anemia, Istri Sehat dan Tumbuh Kembang Anak Optimal

24 Februari 2021   18:07 Diperbarui: 24 Februari 2021   18:25 1110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Slide presentasi dr.Diana Sunardi/Danone Indonesia

Pada masa awal kehamilan, istri merasakan "morning sickness". Mual, muntah, dan kehilangan selera makan. Dalam perjalanan waktu, istri mulai merasakan "ngidam." Istri saya begitu menggemari makanan pedas, di samping yang asam.

Saya harus bisa membatasinya. Tidak semua keinginannya harus saya penuhi. Meski ada drama yang harus dibayar. Saya berpikir, selama "ngidam" masih dalam tahap wajar tidak ada alasan untuk menolak. Namun bila makanan yang dikonsumsi tidak terkontrol maka ada dampak yang mengintai. Hal ini mendorong saya harus bisa mengambil sikap.

Selain mencari cara pengalihan, saya juga coba berkomunikasi dengannya secara baik-baik. Salah satu pertimbangan yang saya tekankan adalah dampaknya pada gangguan kesehatan hingga soal asupan nutrisi bayi yang dikandung.

Sebuat studi dari Southeast Asia Food and Agricultural Science & Technology (SEAFAST) Centre, Institut Pertanian Bogor (IPB) pada 2011, menemukan fakta miris. Lebih dari 50 persen ibu hamil dari 200 ibu hamil yang diteliti, memiliki asupan gizi lebih rendah dari Angka Kecukupan Gizi (AKG).

Padahal 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) adalah periode emas bagi tumbuh kembang seorang anak. Seribu hari pertama itu terdiri dari 270 hari selama kehamilan dan 730 hari pada dua tahun pertama kehidupan seorang anak.

Dengan demikian asupan nutrisi yang memadai selama masa kehamilan adalah harga mati. Saat bayi dalam kandungan, setiap orang tua wajib menjamin pasokan nutrisi yang akan memberikan pengaruh jangka panjang.

Untuk itu tiap ibu hamil harus dipastikan asupan nutrisi, termasuk untuk menghindari terjadinya anemia. Bila itu terjadi pada ibu hamil maka urusan tidak akan menjadi sederhana. Sel darah merah memiliki peranan penting untuk membawa makanan dan membawa oksiden bagi janin. Agar kesehatan janin tetap terjaga, maka sel darah merah harus memadai.

"Dampak anemia pada ibu hamil cukup serius karena itu harus mendapat perhatian," tegas dr. Diana Sunardi.

Bagaimana bila anemia tidak ditangani dengan baik? Pertama, anemia pada wanita hamil akan berdampak pada risiko keguguran, kelahiran prematur, pendarahan pascapersalinan, hingga kelahiran Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).

Slide presentasi dr.Diana Sunardi/Danone Indonesia
Slide presentasi dr.Diana Sunardi/Danone Indonesia

Kedua, perkembangan anak akan terganggu. Kekurangan zat besi akan mengganggu perkembangan kognitif atau kecerdasan anak. Sebab, zat besi berperan dalam perkembangan fungsi otak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun