Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Persahabatan di Balik Rivalitas, Terkenang Kisah "Bromance" Lee Chong Wei-Lin Dan

15 Februari 2021   06:42 Diperbarui: 16 Februari 2021   10:15 2087
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lee Chong Wei dan Lin Dan saat masih menjadi pemain:Twitter @Khairykj / AFP

Kecewa hingga amarah karena gagal menyeberangkan kok atau pukulan yang terlalu melebar dari bidang permainan tak akan ditahan hanya karena yang dihadapi adalah dia yang belum berapa lama memberikan pesan hangat. Luapan kegembiraan akan meletup-letup seketika mengunci poin kemenangan walau lawan yang dikalahkan kerap meninggalkan komentar penyemangat di sosial media.

Segala ekspresi tanpa kepalsuan akan terpancar jelas pada raut wajah dan gestikulasi pada setiap momen penting. Yang satu tetap melihat yang lain sebagai musuh yang harus dikalahkan. Yang lain adalah lawan yang tidak boleh diberi ampun.

Selain bertarung untuk kemenangan sendiri, masing-masing pihak akan berjuang sampai kesempatan terakhir karena mereka membawa nama bangsa dan negara. Sikap seorang profesional yang memang patut ditunjukkan dan dijunjung tinggi. Namun bagi mereka profesionalisme tak bisa mengenyahkan berbagai kebajikan humanis begitu saja. Nilai-nilai universal yang mendobrak batas geografi dan kultural serta meruntuhkan segala sekat kategorial. Keutamaan-keutamaan yang mengikat setiap pemain sebagai manusia tanpa terkecuali.

"Bromance" Lee Chong Wei dan Lin Dan

Lee Chong Wei dan Lin Dan adalah dua pemain tunggal putra dengan kualitas dan prestasi mentereng di satu sisi dan rival berat di lapangan pertandingan di sisi lain. Kita beruntung bisa jadi saksi sepak terjang mereka karena keduanya hidup di era yang sama, dengan usia hanya terpaut satu tahun.

Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) mencatat pertemuan pertama mereka terjadi di TUC Asia Preliminaries 2004. Lin Dan menang 15-3, 13-15, 6-15. Namun dari postingan Bao Chun Lain, pemain China lainnya, tampak bahwa mereka sudah berkenalan sejak empat tahun sebelum itu.

Hingga pertemuan terakhir di perempat final All England 2018 perjumpaan mereka adalah kisah tentang persaingan ketat. Lin Dan tidak hanya membuka pertemuan mereka dengan kemenangan, tetapi juga mengakhirinya dengan kemenangan pula. Pada pertemuan terakhir itu Lin Dan menang straight set.

Memang dari total 40 pertemuan mereka, Lin Dan unggul. Sebanyak 28 pertandingan dimenangi salah satu pebulutangkis tunggal putra terbaik dalam sejarah Negeri Tirai Bambu Itu. Gelar Super Dan memang pantas disematkan kepadanya.

Super Dan boleh unggul head to head atas Chong Wei. Namun dari 135 turnamen yang mereka raih selama nyaris 15 tahun melantai, 69 di antaranya berada di lemari koleksi Dato Chong Wei.

Lin Dan yang meraih dua medali emas Olimpiade (Beijing 2008 dan London 2012) baru gantung raket beberapa bulan silam. Sementara itu, Chong Wei menutup kariernya lebih awal dengan tiga medali perak Olimpiade (Beijing 2008, London 2012, dan Rio 2016.

Melihat keduanya bertarung di lapangan kita disuguhkan permainan atraktif, penuh determinasi, dan sarat teknik dan taktik. Duel-duel mereka adalah momen-momen menegangkan yang mengobok-obok emosi dan adrenalin penonton.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun