"Kita tahu hari ini akan tiba,
momen berat dalam hidup kita;
Kau menarik tirai dengan anggun,
kau adalah raja dalam pertarungan kita yang membanggakan;
Semua keempat gelombangmu telah menghilang,
bersama keheningan dari air mata yang sunyi,"
(Lee Chong Wei, 4 Juli 2020)
Apakah dengan menjadi pesaing di lapangan pertandingan, tidak akan terbangun persahabatan di luar arena? Apakah mereka hanya akan mengejar kemenangan, gelar, dan rekor pertemuan semata? Dengan kata lain, benarkah rivalitas, ambisi, dan ego yang menyeruak habis-habisan selama pertandingan bakal membuat para pebulutangkis akan saling menjaga jarak setelah laga usai?
Ternyata, pertanyaan tersebut akan terbantah telak bila kita melihat pengalaman sejumlah pebulutangkis. Mereka membuktikan di lapangan mereka memang musuh satu bagi yang lain. Yang lain adalah lawan yang harus dikalahkan. Tidak ada kosa kata ampun dan belas kasihan dalam kamus pertandingan.
Setelah poin terakhir, situasi sontak berubah total. Walau selama pertandingan, semangat sportivitas wajib diusung, namun nilai-nilai persahabatan misalnya, akan terlihat lebih jelas selepas yang menang dan kalah ditentukan.
Yang satu memang menjadi pemenang, tetapi ia tidak meniadakan keberadaan yang kalah sebagai kawan. Sementara yang kalah memang nelangsa, namun ia tetap mendapat dukungan sebagai sahabat dari yang menang.
Lebih dari itu, setelah pertandingan benar-benar usai, mereka akan menampilkan diri laiknya saudara. Padahal mereka dipertemukan hanya karena bulu tangkis. Tiada hubungan kekerabatan apalagi pertalian sedarah. Mereka datang dari latar belakang sosio-budaya-politik berbeda.
Kebersamaan yang direkam saat dan sesaat setelah pertandingan kemudian memantik reaksi hangat, bahkan kocak yang berbalas-balasan. Bisa jadi, selain komunikasi yang kasat mata di sosial media, hubungan mereka berlanjut lebih intens dan personal via berbagai aplikasi pesan.
Kemudian saat undian dan hasil pertandingan mengharuskan mereka untuk kembali berhadapan, mereka akan dengan mudah menanggalkan segala hubungan personal itu. Mereka akan kembali bertarung habis-habisan untuk merebut poin demi poin.