Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Memandang Sapsiree "Popor" Taerattanachai, Merindu Liliyana Natsir

11 Februari 2021   06:16 Diperbarui: 12 Februari 2021   11:29 2471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat itu Praveen Jordan untuk kedua kalinya menjadi yang terbaik di turnamen tertua di dunia. Pertama ia torehkan bersama Debby Susanto pada 2016 dengan mengalahkan jagoan sekaligus pasangan senior Denmark, Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen. 

Debby berada dalam generasi yang hampir sama dengan Liliyana kemudian memutuskan pensiun tak lama setelah pengunduran diri Butet setelah menghabiskan waktu berkarier yang sama dengan Butet, 17 tahun.

Ucok, panggilan kesayangan Praveen, meraih gelar kedua tahun lalu bersama Melati Daeva Oktavianti. Di partai pamungkas, mereka menumbangkan harapan Thailand, Popor bersama Dechapol "Bass" Puavaranukroh. 

Bisa jadi terlalu dini kita menarik kesimpulan untuk membandingkan badminton Indonesia sebelum dan setelah era Butet. Salah satu kekurangan yang paling mendasar adalah kesimpulan ini tidak bisa ditarik di atas landasan waktu yang berbeda.

Popor tampil modis di luar lapangan: https://www.instagram.com/popor_sapsiree/
Popor tampil modis di luar lapangan: https://www.instagram.com/popor_sapsiree/

Sekalipun masih ada sejumlah irisan dalam pengalaman bertanding yang sama, saat Butet berkiprah dan mencapai puncak keemasan, belum banyak-untuk mengatakan sangat sedikit-pemain pelapis yang bisa berkiprah dengan level permainan yang sama. Butet bisa dibilang menjadi yang terbaik dari Indonesia pada masanya.

Sementara itu, para penerusnya belum juga diberikan waktu yang cukup untuk menunjukkan diri. Butet terasa baru saja pamit dari pelatnas dengan separuh kompetisi tahun lalu terhenti karena pandemi. Praktis para pemain tidak memiliki cukup kesempatan unjuk gigi.

Dengan coba menahan diri tidak lekas membuat perbandingan, apalagi penilaian, mari kita lihat apa yang dilakukan Popor belakangan ini. Popor bisa dibilang salah satu pemain senior Thailand walau usianya belum kepala tiga.

Senioritasnya lebih pada pengalaman yang ditenunnya di medan laga dibandingkan para pemain senegara lainnya dari nomor yang sama. Seperti Butet, selain bermain di sektor ganda campuran, Popor juga masih aktif di ganda putri. 

Sapsiree Taerattanachai/Puttita Supajirakul:bwfbadminton.com 
Sapsiree Taerattanachai/Puttita Supajirakul:bwfbadminton.com 

Bisa dibilang ia spesialis ganda. Namun jangan cepat termakan predikat itu. Bila kita merunut lembaran sejarahnya, ia pernah bermain di nomor tunggal. Ia lebih dulu mengibarkan panji prestasinya di nomor itu dalam sejumlah kejuaraan. Hasilnya, ia bisa masuk jajaran 14 besar BWF pada 2013 silam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun