Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Memandang Sapsiree "Popor" Taerattanachai, Merindu Liliyana Natsir

11 Februari 2021   06:16 Diperbarui: 12 Februari 2021   11:29 2471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Popor tampil modis di luar lapangan: https://www.instagram.com/popor_sapsiree/

Sapsiree Taerattanachai dan Liliyana Natsir, jelas dua pribadi berbeda. Yang pertama berdarah Thailand, lainnya Indonesia. 

Sekilas tampilan keduanya mirip: berkulit kuning langsat dan terutama potongan rambut mereka yang selalu pendek. Namun secara kasat mata ada begitu banyak perbedaan fisik, yang tentu saja tak pantas untuk dibicarakan lebih lanjut.

Walau keduanya sama-sama dibesarkan oleh bulu tangkis, jejak langkah mereka bermula dari titik berbeda, melewati titian yang tak sama, dan berujung pada prestasi dan garis nasib yang tak sepadan.

Sejumlah perbedaan dalam karier badminton tentu bisa dipahami lantaran mereka lahir dan terjun ke lapangan bulu tangkis pada periode waktu berbeda. Bila Butet, sapaan manis Liliyana Natsir, tak lagi aktif setelah 17 tahun memperkuat timnas Indonesia, tidak demikian dengan Popor yang kini baru berusia 28 tahun.

Butet sudah melewati perjalanan panjang dari arena ke arena dan dari turnamen ke turnamen hingga akhirnya memutuskan gantung raket usai Indonesia Masters 2019 silam yang berakhir antiklimaks.

Beberapa pencapaiannya yang telah dicatat dengan tinta emas adalah satu medali emas Olimpiade, empat kali juara dunia, 24 gelar super series dengan tiga gelar All England di dalamnya, dan sejumlah pencapaian di berbagai level turnamen lainnya. Tak terkecuali sejumlah gelar Butet bersama Vita Marissa di sektor ganda putri.

Ringkasan pencapaian Liliyana Natsir di dunia bulu tangkis:kompas.com
Ringkasan pencapaian Liliyana Natsir di dunia bulu tangkis:kompas.com

Butet berkata cukup untuk bertanding di arena resmi saat ia baru beberapa bulan berusia 33 tahun. Wanita yang berulang tahun saban 9 September itu terus dikenang, bahkan masih kerap disebut saat melihat bagaimana para penerusnya berkiprah setelahnya.

Apakah itu berarti bulu tangkis Indonesia pasca Butet mengalami kemunduran? Ataukah setelah kepergian kelahiran Manado dari pelatnas rantai prestasi sektor ganda campuran tetap terjaga baik? 

Jangan-jangan kita yang masih sering menyebut nama Butet terjebak dalam nostalgia rindu kawanan penggemar fanatik belaka?

Setiap kita, para penggemar dan pemerhati bulu tangksi dalam negeri, tentu memiliki pandangan beragam terkait sepak terjang sektor ganda campuran sepeninggal Butet. Satu pencapaian besar yang layak disebut adalah gelar All England 2020.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun