Tidak seperti kebanyakan pasangan yang dipertemukan secara terencana, pertemuan Leo dan Daniel, bisa disebut kebetulan. Leo lahir di Klaten, Jawa Tengah, 29 Juli 2001. Sementara Daniel asal Jakarta, berulangtahun dua hari setelah Daniel. Usia mereka hanya terpaut dua hari. Namun fakta ini baru terkuak setelah keduanya mulai bertandem di lapangan badminton.
Mereka bertemu tahun 2015 saat audisi PB Djarum di Jakarta. Itu pun tidak langsung berpasangan. Leo baru bisa lolos ke ibu kota Jakarta setelah beberapa kali gagal dalam audisi sebagai pemain tunggal. Saat seleksi pemain ganda, jumlah pasangan ganjil. Empat pasang plus satu pemain. Leo berada dalam posisi ganjil.Â
Daniel pun diminta menemani Leo. Sebagai pasangan dadakan, penampilan mereka di ajang seleksi itu cukup mencuri perhatian. "Perkawinan" tak sengaja itu kemudian berlanjut. Ikatan di antara mereka kemudian menjadi semakin kuat. Debut di kompetisi internasional terjadi pada 2018 kemudian menjadi juara dunia setahun berselang.
Kini mereka sudah berada satu level di atasnya. Mereka masuk ke kelas utama, meski terjadi karena campur tangan dewi fortuna karena sejumlah pasangan batal tampil, dengan hasil yang meyakinkan. Untuk ukuran pasangan belia, debut di level Super 1000, sudah menjadi sebuah berkah. Apalagi bila mampu melangkah jauh.
Itulah yang terjadi dengan Leo/Daniel di dua turnamen pertama dalam BWF World Tour 2021. Yonex Thailand Open dan Toyota Thailand Open menjadi panggung pertunjukan mereka. Keduanya sukses mencuri perhatian di Impact Arena, Bangkok.
Leo dan Daniel berhasil menggebrak di pekan pertama. Dua pasangan Indonesia yang lebih berpengalaman berhasil dilewati. Meski harus berjuang tiga game, Leo dan Daniel bisa menjinakkan Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana di laga pertama.
Kemenangan 15-21, 29-27, dan 21-13 itu mengantar mereka menghadapi ujian yang lebih berat. Tak tanggung-tanggung, keduanya harus beradu dengan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Jam terbang dan pengalaman FajRi jelas lebih diunggulkan. Unggulan lima plus finalis Asian Games 2018.
Apa yang terjadi kemudian membuat kita semakin yakin akan masa depan Leo dan Daniel. Sempat kehilangan game pertama, keduanya berbalik unggul dia dua game berikutnya. Kemenangan 16-21, 21-17, dan 22-20 mereka raih. Duel seru dan menegangkan sungguh terjadi di poin-poin akhir.
Tidak sampai di sini. Kibasan raket Leo dan Daniel terus berlanjut. Gelora semangat mereka yang menggebu-gebu mendapatkan ujian dari pasangan non Indonesia dengan usia dan pengalaman yang jauh lebih banyak.
Setelah melewati ujian senior-senior di Pelatnas Cipayung, giliran Marcus Ellis/Chris Langridge yang menguji mereka. Hasilnya? Pasangan Inggris ini harus menyerah setelah bertarung lebih dari satu jam. Leo dan Daniel ternyata mampu meladeni kematangan juara Denmark Open dan peraih medali perunggu Olimpiade Rio 2016.
Skor akhir 12-21 21-14 21-15 mengantar Leo dan Daniel ke semi final. Sayangnya, keduanya belum mampu menumbangkan pasangan Malaysia, sekaligus peraih medali perak Olimpiade Rio 2016, Goh V Shem/Tan Wee Kiong. Saat itu Leo dan Daniel terlihat bernasib antiklimaks.