Sementara itu, derbi Denmark di tunggal putra dimenangkan Anders Antonsen. Pemain muda ini berhasil mengalahkan seniornya Viktor Axelsen.Â
Kemenangan 16-21 21-5 17-21 pada pertandingan berdurasi satu jam, menjadi gelar WTF pertama bagi pemain 23 tahun itu. Sekaligus meruntuhkan kedigdayaan Axelsen di panggung Impact Arena yang dikuasainya selama dua pekan terakhir.
Juga menghentikan catatan 379 hari tak terkalahkan Axelsen, setelah terakhir kali takluk dari Anthony Ginting di Indonesia Masters tahun lalu.
Terlepas dari kemenangan Antonsen untuk menjadikan skor pertemuan senior-junior itu menjadi 3-3, Denmark, seperti Korea selatan di ganda putri, begitu dominan di awal tahun. Tiga seri beruntun, partai final tunggal putra dikuasai para pemain Nordik itu.
Mereka bergiliran mengirim pemain senior dan junior ke laga pamungkas. Pekan lalu, Hans-Kristian Solberg Vittinghus, pemain veteran 35 tahun yang menghadapi Axelsen. Ini tentu menjadi sebuah pencapaian fenomenal yang cukup membuat para pemain tunggal Indonesia tertohok.
Jaga muka Thailand
Tampil berdarah-darah, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai berhasil naik podium juara. Pasangan ganda campuran tuan rumah ini memenangkan reuni tiga pekan beruntun atas Seo Seung Jae/Chae Yu Jung asal Korea.
Sempat mendapat tekanan dari wakil Negeri Ginseng di set kedua, pasangan ranking tiga dunia kembali ke performa terbaik di set penentuan. Sejak awal mereka langsung tancap gas. Keduanya hanya memberi dua poin kepada lawan saat jeda interval pertama. Laga berdurasi 57 menit berakhir dengan skor 21-18 8-21 21-8.
Patut diakui performa pasangan ini cukup konsisten sejak seri pertama. Hal ini tidak lepas dari permainan apik dan padu senior-junior yang mereka peragakan. Sementara itu di laga ini, kedua pemain itu patut mendapat kredit tambahan.