Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Ginting Gagal "Move On", Ganda Campuran Telan Pil Pahit, dan Greysia/Apriyani Kembali Meledak

27 Januari 2021   23:19 Diperbarui: 28 Januari 2021   10:07 1146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jadwal pertandingan hari kedua (28/1/2021): twitter.com/BadmintonTalk

Mantan pebulutangkis Denmark, Morten Frost Hansen mengatakan hanya Anthony Sinisuka Ginting yang bisa merepotkan Viktor Axelsen. 

Ginting, 24 tahun, menunjukkan hal tersebut saat keduanya bertemu di semifinal Yonex Thailand Open. Meski kalah saat itu, Ginting sempat memaksa Axelsen bertarung tiga game hingga lebih dari satu jam.

Sementara itu menghadapi lawan-lawan lainnya, Axelsen sepertinya tak menemui kesulitan. Tunggal Denmark itu selalu menang dua game langsung. Baik saat menghadapi unggulan dua, Chou Tien Chen, maupun tunggal putra Indonesia lainnya, Jonatan Christie, tembok Denmark itu tak gergoyahkan. Ia pun mampu menahbiskan dirinya sebagai kampiun dua seri awal Thailand Open.

Pertemuan kembali di penyisihan grup A World Tour Finals 2020 di Impact Arena pada Rabu, (27/1/2021) diharapkan bisa menghadirkan pertarungan ketat. Undian yang mempertemukan Ginting, Axelsen, juga Chou Tien Chen membangkitkan ekpektasi publik akan persaingan sengit laiknya sebuah grup neraka.

Sementara itu para penggemar badminton tanah air, termasuk saya, tentu menanti Ginting bisa merobohkan kedigdayaan pebulutangkis 27 tahun itu. Hanya ia yang diharapkan setelah jagoan Jepang dan nomor satu dunia, Kento Momota absen.

Namun sayang beribu sayang, harapan tersebut seakan bertepuk sebelah tangan. Ginting, mampu mengawali game pertama dengan baik. Kedua pemain benar-benar menunjukkan kelasnya melalui pertarungan yang ketat. Smes, dropshot menyilang, adu netting, hingga placing diperagakan berbalas-balasan. Raihan poin pun ketat, hingga kedudukan imbang 17-17.

Meski begitu Ginting harus mengakui Axelsen tampil sangat baik hari ini. Ia berusaha untuk meminimalisasi kesalahan. Permainannya pun sangat taktis dan penuh perhitungan. Selain minim error, pukulan-pukulannya pun berbobot. Selain piawai menempatkan bola, pertahanannya pun apik.

Beberapa kali Ginting berusaha untuk meruntuhkan defence Axelsen. Namun sering kali pukulan keras ke bidang yang sulit dijangkau Axelsen masih melebar dari lapangan pertandingan. Beberapa kali smes Ginting keluar.

Axelsen sukses merebut dua gelar dalam dua pekan Thailand Open I dan II: twitter.com/bwfmedia
Axelsen sukses merebut dua gelar dalam dua pekan Thailand Open I dan II: twitter.com/bwfmedia

Kita tentu mengharapkan Ginting bisa bermain lebih tenang di game kedua. Setidaknya pebulutangkis kelahiran Cimahi itu bisa lebih baik sehingga mampu menekan dan menyulitkan Axelsen di set kedua.

Ternyata Axelsen tampil lebih taktis setelah memenangi game pertama 17-21. Ia juga mengantisipasi dengan sedikit mengubah pola permainan agar tak terbaca Ginting. Sejak awal set kedua Axelsen langsung tancam gas.

Ginting hanya mampu mendapat dua poin saat Axelsen menutup interval pertama. Selisih sangat jauh membuat Axelsen semakin di atas angin. Ginting berusaha mendapat delapan poin, namun saat itu perolehan angka Axelsen sudah mendekati game poin. 8-18.

Angka tersebut akhirnya dipertahankan Axelsen hingga menutup pertandingan kedelapan di antara mereka dengan kemenangan. Skor pertemuan mereka pun imbang.

Kemenangan ini menjadi modal bagus bagi Axelsen untuk menatap laga selanjutnya. Ia akan ditantang pemain muda Malaysia, Lee Zii Jia. Keduanya sudah tiga kali bertemu. Namun Axelsen sementara ini unggul dengan dua kemenangan, termasuk di pertemuan terakhir di All England 2020.

Hanya saja saat itu Lee tak memberikan Axelsen kemenangan mudah. Mereka harus bertarung rubber game dengan skor akhir 17-21 21-13 21-19. Apakah pemain masa depan Negeri Jiran itu akan kembali merepotkan Axelsen?

Bila melihat performa Axelsen hari ini, masih sulit bagi Lee untuk menang. Bila mampu memaksa pertandingan berlangsung tiga game sudah menjadi pencapaian tersendiri.

Ditambah lagi Lee harus bermain tiga game di laga pertama menghadapi unggulan dua Chou Tien Chen. Kekalahan 21-16 12-21 21-11 dari pemain Taiwan itu memaksanya harus segera mempersiapkan fisik yang prima untuk meladeni Axelsen.

Sementara itu Ginting berganti menghadapi Chou. Di atas kertas Ginting memang diunggulkan, meski di turnamen ini, ia tidak diunggulkan. Rekor pertemuan di antara mereka 6-5 untuk keunggulan Ginting. Namun Ginting harus waspada. Di pertemuan terakhir di ajang serupa tahun 2019, ia menyerah 11-21 21-15 25-23.

Bagi Ginting laga ini sangat krusial. Ia wajib "move one" bila masih ingin tampil lebih lama di turnamen berhadiah total 1,5 juta USD itu. Bila tidak, maka kecil kemungkinan baginya untuk lolos ke semi final. Axelsen dan Chou sudah mengantongi satu kemenangan. Bila keduanya mampu memetik kemenangan kedua, maka hampir pasti dua tiket empat besar dari Grup A menjadi milik mereka.

Apakah Ginting akan menyerah begitu saja kesempatan kepada Chou? Tentu tidak. Namun ia tidak bisa tidak harus belajar dari pertandingan hari ini. Unforced error alias kesalahan sendiri harus ditekan seminim mungkin. 

Selain itu, ia harus bermain lebih taktis untuk memanfaatkan setiap kesempatan dengan baik. Chou adalah tipikal pemain yang ulet. Selain memiliki pukulan yang keras, pertahanannya pun rapat. Ginting harus siap capek dan lebih sabar untuk memanfaatkan setiap titik lemah yang ditunjukkan pemain rangking dua dunia itu.

Pil pahit ganda campuran

Setali tiga uang dengan Ginting, hasil negatif juga diraih dua pasangan ganda campuran. Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja mendapat kejutan dari pasangan Prancis, Thom Gicquel/Delphine Delrue. Tergabung di Grup B, Hafiz/Gloria harus menyerah 21-14 14-21 17-21.

Kekalahan ini membuat Hafiz/Gloria harus berjuang keras di pertandingan kedua. Mark Lamsfuss/Isabel Herttrich asal Jerman akan menjadi lawan mereka. Walau ditempatkan sebagai unggulan dua, Mark/Isabel belum pernah menang dalam dua pertemuan dengan Hafiz/Gloria. Jadi ini peluang bagi Hafiz/Gloria untuk menebus kekalahan di hari pertama.

Sementara itu ganda campuran nomor satu Indonesia, belum mampu melewati hadangan andalan tuan rumah, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai. Sempat tertinggal di game pertama, Praveen/Melati berusaha bangkit di game kedua untuk memaksa pertandingan berlanjut di game ketiga. Sayangnya, juara All England 2020 itu gagal mencapai klimaks.

Kesalahan demi kesalahan yang dilakukan membuat mereka berada dalam tekanan. Dechapol/Sapsiree yang sempat tertekan mendapatkan momentum untuk menang. Alhasil, juara Yonex dan Thailand Open itu mampu mengunci kemenangan, 13-21 21-16 11-21, sekaligus memangkas skor head to head menjadi 3-4.

Jordan/Melati akan menghadapi tantangan yang tidak ringan di laga kedua. Unggulan pertama asal Inggris, Marcus Ellis/Lauren Smith siap merepotkan mereka. Menariknya, kedua pasangan ini sama-sama menderita di laga pertama. Marcus/Ellis menyerah dari pasangan Korea Selatan, Seo Seung Jae/Chae Yujung, 21-12 21-12.

Tak heran pertandingan ini akan menentukan peluang mereka di grup maut itu. Jordan/Melati tentu menargetkan kemenangan agar bisa menjaga asa mendampingi Dechapol/Sapsiree yang akan menantang Seo/Chae. Apalagi pasangan nomor empat dunia itu, unggul dalam dua pertemuan dengan wakil Inggris itu. Mereka belum lama bertemu yakni di All England tahun lalu.

Jadwal pertandingan hari kedua (28/1/2021): twitter.com/BadmintonTalk
Jadwal pertandingan hari kedua (28/1/2021): twitter.com/BadmintonTalk

Awal Manis The Daddies dan Greysia/Apriyani

Dari lima wakil Merah Putih, hanya dua yang mampu memetik kemenangan. Ganda putra, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan ganda putri, Greysia Polii/Apriyani Rahayu.

The Daddies, mampu menjinakkan pasangan jangkung asal Rusia, Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov dengan skor 21-18, 15-21, 21-17. The Daddies, unggulan tiga, akan menghadapi Choi Solgyu/ Seo Seung Jae di laga kedua. Hanya saja ganda senior itu patut waspada. Dalam dua pertemuan, mereka belum sekalipun memetik kemenangan. Kekalahan terkini terjadi dua pekan lalu di seri pertama Thailand Open. Saat itu mereka menyerah 16-21 19-21.

"Tidak ada strategi sih. Siapa saja lawannya yang penting fight saja untuk pertandingan besok. Insya Allah bisa," ungkap Ahsan kepada badmintonindonesia.org.

Greysia/Apri tampil baik saat mengalahkan Lee So Hee/Shin Seung Chan:bwfbadminton.com
Greysia/Apri tampil baik saat mengalahkan Lee So Hee/Shin Seung Chan:bwfbadminton.com

Sementara itu, Greysia/Apriyani sukses balas dendam atas pasangan Korea, Lee So Hee/Shin Seung Chan yang mengalahkan mereka pekan lalu. Seperti terjadi dalam dua pertemuan terakhir, mereka harus bermain tiga game. Kali ini mereka melewatkan pertarungan 94 menit dengan skor akhir 21-17 22-24 21-15.

"Selalu, selalu, selalu, ini pertandingan yang sulit melawan mereka. Aku tidak punya apa-apa untuk dikatakan. Hanya 'Tuhan, beri aku kekuatan untuk menyelesaikan permainan'. Itulah harapan saya di lapangan," aku Greysia kepada situs resmi BWF usai mengakhiri laga melelahkan ini.

Hari ini, unggulan pertama itu tampil bagus. Mereka kembali mendapatkan momentum terbaik untuk meledak lagi. Rupanya kekalahan di semi final pekan lalu memberikan hikmah tersendiri. Mereka memiliki waktu recovery yang cukup. Bermain penuh determinasi, tenang, taktis, dengan pukulan-pukulan yang berbobot dan pertahanan yang rapat, kembali mereka peragakan. Kemenangan keempat dari enam pertemuan pun menjadi milik mereka.

Jadwal pertandingan hari kedua, Kamis (28/1): twitter.com/BadmintonTalk
Jadwal pertandingan hari kedua, Kamis (28/1): twitter.com/BadmintonTalk

Selanjutnya, juara Yonex Thailand Open ini akan menghadapi pasangan Malaysia, Vivian Hoo/Yap Cheng Wen. Greysia/Apri berpeluang menang atas pasangan non unggulan itu. Mereka bisa memberikan kekalahan kedua kepada Vivian/Yap setelah menyerah dari rekan senegara di laga pertama, Chow Mei Kuan/Lee Meng Yean.

Selain itu, Greysia/Apri bisa menjadikan kemenangan di Denmark Open 2019 sebagai tambahan semangat untuk memetik poin dari pasangan rangking 25 dunia itu.

Apakah Greysia/Apri siap untuk kembali menggebrak Impact Arena? "Kami bermain 94 menit hari ini - tidak apa-apa! Kami siap untuk besok," tandas Polii.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun