Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Ginting Gagal "Move On", Ganda Campuran Telan Pil Pahit, dan Greysia/Apriyani Kembali Meledak

27 Januari 2021   23:19 Diperbarui: 28 Januari 2021   10:07 1146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ternyata Axelsen tampil lebih taktis setelah memenangi game pertama 17-21. Ia juga mengantisipasi dengan sedikit mengubah pola permainan agar tak terbaca Ginting. Sejak awal set kedua Axelsen langsung tancam gas.

Ginting hanya mampu mendapat dua poin saat Axelsen menutup interval pertama. Selisih sangat jauh membuat Axelsen semakin di atas angin. Ginting berusaha mendapat delapan poin, namun saat itu perolehan angka Axelsen sudah mendekati game poin. 8-18.

Angka tersebut akhirnya dipertahankan Axelsen hingga menutup pertandingan kedelapan di antara mereka dengan kemenangan. Skor pertemuan mereka pun imbang.

Kemenangan ini menjadi modal bagus bagi Axelsen untuk menatap laga selanjutnya. Ia akan ditantang pemain muda Malaysia, Lee Zii Jia. Keduanya sudah tiga kali bertemu. Namun Axelsen sementara ini unggul dengan dua kemenangan, termasuk di pertemuan terakhir di All England 2020.

Hanya saja saat itu Lee tak memberikan Axelsen kemenangan mudah. Mereka harus bertarung rubber game dengan skor akhir 17-21 21-13 21-19. Apakah pemain masa depan Negeri Jiran itu akan kembali merepotkan Axelsen?

Bila melihat performa Axelsen hari ini, masih sulit bagi Lee untuk menang. Bila mampu memaksa pertandingan berlangsung tiga game sudah menjadi pencapaian tersendiri.

Ditambah lagi Lee harus bermain tiga game di laga pertama menghadapi unggulan dua Chou Tien Chen. Kekalahan 21-16 12-21 21-11 dari pemain Taiwan itu memaksanya harus segera mempersiapkan fisik yang prima untuk meladeni Axelsen.

Sementara itu Ginting berganti menghadapi Chou. Di atas kertas Ginting memang diunggulkan, meski di turnamen ini, ia tidak diunggulkan. Rekor pertemuan di antara mereka 6-5 untuk keunggulan Ginting. Namun Ginting harus waspada. Di pertemuan terakhir di ajang serupa tahun 2019, ia menyerah 11-21 21-15 25-23.

Bagi Ginting laga ini sangat krusial. Ia wajib "move one" bila masih ingin tampil lebih lama di turnamen berhadiah total 1,5 juta USD itu. Bila tidak, maka kecil kemungkinan baginya untuk lolos ke semi final. Axelsen dan Chou sudah mengantongi satu kemenangan. Bila keduanya mampu memetik kemenangan kedua, maka hampir pasti dua tiket empat besar dari Grup A menjadi milik mereka.

Apakah Ginting akan menyerah begitu saja kesempatan kepada Chou? Tentu tidak. Namun ia tidak bisa tidak harus belajar dari pertandingan hari ini. Unforced error alias kesalahan sendiri harus ditekan seminim mungkin. 

Selain itu, ia harus bermain lebih taktis untuk memanfaatkan setiap kesempatan dengan baik. Chou adalah tipikal pemain yang ulet. Selain memiliki pukulan yang keras, pertahanannya pun rapat. Ginting harus siap capek dan lebih sabar untuk memanfaatkan setiap titik lemah yang ditunjukkan pemain rangking dua dunia itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun