"Ketika saya tiba di klub fantastis ini 13 tahun yang lalu, saya tidak akan pernah percaya bahwa saya akan cukup beruntung untuk memainkan begitu banyak pertandingan dan menikmati begitu banyak kesuksesan. Klub ini telah menjadi bagian dari hidup saya dan saya memiliki begitu banyak orang untuk berterima kasih untuk kesempatan itu."
Demikian kata-kata yang diucapkan Frank Lampard pada hari yang membuat semesta pendukung Chelsea gundah gulana. Pada hari itu, awal Juni 2014, Lampard menyampaikan berita yang tidak rela didengar oleh fan setia, tetapi mau tidak mau, cepat atau lambat, akan keluar juga dari mulut setiap pemain yang merasa atau dirasa waktunya untuk pergi telah tiba.
Itulah hari di mana Lampard menyampaikan kata-kata awal perpisahan yang kemudian digenapi di akhir musim. Saat waktu itu tiba, ia kemudian dihantar dengan haru dan penuh apresiasi. Ya, hal yang sepatutnya didapat seorang pemain yang telah berdedikasi dalam 648 pertandingan selama 13 musim.
Penghormatan yang layak didapat pemain yang berkontribusi meraih 13 trofi dengan 211 gol. Â Seorang yang pergi dengan kepala tegak sebagai legenda dengan rekor pencetak gol terbanyak dalam sejarah klub yang hingga hari ini belum terpecahkan.
Dalam beberapa jam terakhir kita mendapat banyak pesan dan komentar tentang Lampard setelah kembali ke Stamford Bridge selama 18 bulan terakhir. Aneka suara menyambut pengumuman manajemen klub yang membebastugaskannya dari jabatan sebagai manajer tim.
Pernyataan publik Roman Abramovich kemudian mengafirmasi. Jarang terjadi dalam sejarah klub London Barat itu, pemilik klub angkata bicara dan kata-katanya disertakan panjang lebar sebagai pernyataan resmi klub.
Menariknya, manajemen membuka keterangan dengan pernyataan "Ini merupakan keputusan yang sangat sulit, dan bukan keputusan yang dianggap enteng oleh pemilik dan dewan direksi."
Bisa dipahami bahwa tidak mudah untuk melengserkan Lampard. Ia adalah legenda klub. Relasinya dengan pemilik klub begitu baik. Abramovich pun merasakan hal itu. Miliarder Rusia itu tahu dan selalu mengingat jasa besar Lampard.
Hanya saja, status tersebut tidak menjamin nasibnya. Lampard mafhum masa lalu perlu diletakkan pada tempatnya. Kebesaraannya sebagai pemain tidak bisa dijadikan tameng melindunginya dari setiap tekanan sebagai pelatih.