Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Tanpa Indonesia, 5 Fakta Menarik Final Toyota Thailand Open 2021

24 Januari 2021   06:49 Diperbarui: 24 Januari 2021   07:12 715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanpa wakil Indonesia jelas menjadi salah satu fakta menarik final Toyota Thailand Open 2021. Soal ini, kita harus mengakui bahwa kontestan lain lebih baik, lebih siap, pun lebih beruntung untuk bertarung di laga pamungkas. Impact Arena, Bangkok, Minggu (24/1/2021) tentu menjadi panggung bagi para pemain dan pasangan terbaik.

Final kedua ganda putra Taiwan, akankah menjadi gelar kedua mereka?

Lee Yang/Wang Chi Lin menjadi salah satu pasangan yang mencuri perhatian di dua turnamen pembuka BWF World Tour 2021. Betapa tidak. Pasangan Taiwan ini sukses melenggang ke final di dua turnamen berlevel Super 100 itu.

Pekan lalu, unggulan enam ini memupuskan harapan pasangan independen senior asal Malaysia, Goh V Shem/Tan Wee Kiong di partai final Yonex Thailand Open. Keduanya membekuk peraih perak Olimpiade Rio 2016 itu dalam pertarungan ketat rubber game berdurasi lebih dari satu jam. Skor akhir 21-16,21-23,21-19 mengantar keduanya ke podium juara.

Menariknya, Lee/Wang kembali bersua pasangan Malaysia di laga puncak. Kali ini giliran pasangan muda, Aaron Chia/Soh Wooi Yik.  Lee/Wang melangkah ke final usai mengandaskan pasangan senior sekaligus harapan terakhir Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.

Kemenangan 21-14,20-22,12-21 atas pasangan nomor dua dunia itu membuat Lee/Wang berpeluang mengukir brace. Aaron/Soh, yang memulangkah pasangan India, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty di empat besar, belum juga memetik kemenangan atas Lee/Wang di dua pertemuan terakhir.

Aaron Chia.Soh Wooi Yik mengejar gelar pertama mereka di level Super 1000: bwfbadminton.com
Aaron Chia.Soh Wooi Yik mengejar gelar pertama mereka di level Super 1000: bwfbadminton.com

Perjumpaan terakhir mereka terjadi di BWF World Tour Finals 2019. Saat itu Lee/Wang menang 20-22,23-21,14-21. Namun demikian, Aaron/Soh tidak ingin membuang kesempatan untuk menjadi juara usai menginjak final Super 1000 kedua usai gagal di All England 2019 lalu. Kala itu, kedunya harus mengakui keunggulan Hendra/Ahsan, 11-21, 21-14, 21-12.

Apakah pertemuan ketiga ini kembali menjadi milik pasangan rangking tujuh dunia sekaligus menjadikan mereka sebagai pasangan Taiwan pertama yang bisa berjaya di dua turnamen level elit itu? Atau Lee/Wang justru mengalami antiklimaks?

Dua pasangan itu, terutama, Lee/Wang, tentu sama-sama mengalami kelelahan usai bermain rutin sejak pekan lalu. Karena itu, hemat saya, pemenang di laga ini akan menjadi milik pasangan yang mampu bermain taktis, cerdas dan sabar, sekalipun gelora adrenalin pemain muda sulit dibendung.

Marin dan Tai jumpa lagi, apakah akan terjadi balas dendam?

Selain ganda putra, tunggal putri juga bakal menghadirkan tontonan menarik. Dua srikandi, Carolina Marin dan Tai Tzu Ying kembali bertemu di partai final.

Pekan lalu kemenangan menjadi milik Carolina Marin. Meski bukan unggulan pertama, Marin mampu membuat Tai seakan tak berdaya. Duel final itu berlangsung hanya dalam dua set dengan tempo 42 menit. Skor akhir 21-9 21-16 mengantar Marin ke podium tertinggi.

Bagi Marin kemenangan itu begitu emosional. Ini menandai awal sempurna usai mengalami berbagai tantangan sepanjang tahun lalu. Tidak hanya pandemi, kehilangan sang ayah membuatnya sangat terpukul. Bangkit dari situasi pelik itu ternyata membuatnya menjadi lebih kuat. Tai nyaris tak diberikan kesempatan untuk menunjukkan sisi terbaiknya. Apakah hal yang sama akan kembali berulang?

Carolina Marin kalahkan Tai Tzu Ying di final pekan lalu: twitter.com/BadmintonTalk
Carolina Marin kalahkan Tai Tzu Ying di final pekan lalu: twitter.com/BadmintonTalk

Energi Marin, yang diunggulkan di tempat kelima, sepertinya belum habis. Dua pekan terakhir ia berhasil melewati ujian berat menghadapi pemain yang sama di babak semi final. An Se Young, pemain 18 tahun asal Korea yang tengah naik daun. Ternyata Marin yang sembilan tahun lebih tua tetap menunjukkan kelasnya.

Pekan lalu Marin menang straight set, 21-18 21-16. Kemenangan dengan jumlah set yang sama kembali berulang. Menariknya, kemenangan 21-19 21-15 di pertemuan kelima ini berdurasi identik: 51 menit.

Level An tentu di bawah Tai. Pengalaman dan skill Tai sudah jauh lebih teruji, termasuk saat menghadapi Marin. Dalam 16 pertemuan, Tai unggul sembilan kali. Sebelum keunggulannya dipangkas pekan lalu, Tai sempat memetik kemenangan di pertemuan sebelumnya.

Melihat riwayat pertemuan mereka, tersaji data yang menempatkan keduanya dalam tren dan peluang yang sama. Saling memberikan kekalahan kepada lawan dalam beberapa pertemuan terakhir.

Hal ini membuat aroma pertemuan kali ini bakal berlangsung intens. Sebab, laga ini tidak hanya mempertontonkan aksi unjuk skill demi merebut 70 ribu dolar AS (setara Rp 968 juta) dan 12 ribu poin. Tetapi juga berkelindan dengan semangat balas dendam di satu sisi dan ambisi untuk menunjukkan siapa sesungguhnya tunggal putri terbaik saat ini.

Jaga muka tuan rumah, Dechapol/Sapsiree kembali jadi juara?

Thailand sudah menunjukkan diri sebisa-bisanya dan sekuat-kuatnya menjadi penyelenggara tiga seri turnamen di awal tahun. Di tengah pandemi Covid-19, Negeri Gajah Putih itu berjuang keras memastikan tiga turnamen prestisius itu berhasil digelar. Sejauh ini, terbilang perjuangan tuan rumah tidak sia-sia.

Seakan ingin membalas perjuangan para penyelenggara dan penggemarnya, para pemain Thailand tentu tidak ingin kehilangan muka di kandang sendiri. Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai hadir untuk memberikan rasa hormat kepada penonton tuan rumah dan apresiasi kepada pihak panitia.

Pasangan ganda campuran ini berhasil menjaga wajah tuan rumah pekan lalu. Keduanya berada di podium utama bersama empat negara berbeda lainnya. Bila tidak, maka Thailand nir gelar, setelah Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai, tak kuasa membendung laju Greysia Polii/Apriyani Rahayu di partai final ganda putri.

Dechapol/Sapsiree kalahkan Praveen/Melati di final Yonex Thailand Open 2021: twitter.com/BadmintonTalk
Dechapol/Sapsiree kalahkan Praveen/Melati di final Yonex Thailand Open 2021: twitter.com/BadmintonTalk

Kali ini Dechapol/Sapsiree menjadi satu-satunya wakil tuan rumah di partai final. Bila pekan lalu mereka menghadapi unggulan dua, kali ini selaku unggulan teratas, keduanya akan ditantang unggulan empat dari Korea, Seo Seung Jae/ Chae YuJung.

Usai membayar kekalahan atas Praveen/Melati di final All England 2020, Dechapol/Sapsiree tentu ingin melengkapinya dengan gelar juara di seri kedua ini. Apalagi, mereka memiliki catatan impresif menghadapi wakil Korea itu. Lima kemenangan menjadi milik mereka dengan empat kemenangan terakhir diraih secara beruntun.

Pertemuan terakhir di antara kedua pasangan itu belum lama terjadi. Pekan lalu di babak semi final. Saat itu Dechapol/Sapsiree menang usai terlibat pertarungan melelahkan selama satu jam 15 menit dengan skor akhir 17-21 21-17 22-20.  

Sepertinya pertemuan kali ini akan berlangsung sama ketatnya. Terpeleset karena kesalahan kecil akan dibayar mahal dengan melayangnya gelar juara.

Korea pastikan gelar ganda putri, "pembunuh" Greysia/Apri bakal capai klimaks?

Greysia Polii/Apriyani Rahayu yang mengibarkan Merah Putih di Impact Arena pekan lalu harus mengakui keunggulan Lee So Hee/Shin Seung Chan di pertemuan kali ini. Saat itu, Greysia/Apri menang usai bertarung tiga set, 15-21, 21-15, 21-16. Kemenangan di babak semi final itu sekaligus membuka jalan menuju tangga juara.

Sayangnya, di pertemuan kali ini, pemain Korea Selatan itu tampil lebih baik. Bermain 58 menit, unggulan tiga ini mampu balas dendam dalam dua game langsung, 16-21 dan 18-21.

Lee So/Shin Seung balas kekalahan atas Greysia Polii/Apriyani Rahayu pekan lalu: twitter.com/bwfmedia
Lee So/Shin Seung balas kekalahan atas Greysia Polii/Apriyani Rahayu pekan lalu: twitter.com/bwfmedia

Ada aspek-aspek yang hilang dari Greysia/Apri di pertemuan keenam ini. Namun ada sisi-sisi menonjol yang ditunjukkan wakil Negeri Ginseng itu, sekaligus membuka peluang bagi mereka untuk mencapai klimaks.

Di partai final, Lee/Shin akan menghadapi rekan senegara. Adalah unggulan empat, Kim So Yeong/Kong Hee Yong yang menang mudah atas pasangan Malaysia, Chow Mei Kuan/Lee Meng Yean di semi final.

Di atas kertas Lee/Shin lebih diunggulkan. Memiliki peringkat dunia dan rekor head to head yang lebih baik. Tiga dari empat pertemuan, termasuk dua pertemuan terakhir, menjadi milik Lee/Shin.

Apakah nasib Lee/Shin akan seperti Greysia Apri? Apakah kemenangan satu sama lain menjadi isyarat juara? Terlepas dari siapa yang akan menjadi pemenang, Korea Selatan sudah menggenggam satu gelar juara.

Dikuasai Denmark, apakah Axelsen akan ukir brace atau giliran Pak Hans naik podium juara?

Seperti Korea menguasai ganda putri, demikian juga Denmark di tunggal putra. Dari tiga wakil di semi final, Denmark sukses menciptakan final di antara pemainnya. Pemain senior, Hans-Kristian Solberg Vittinghus, membuat kejutan dengan menyingkirkan Anders Antonsen di semi final.

Menariknya, pemain 35 tahun itu membuat Antonsen, unggulan tiga, nyaris tak berdaya. Hans menang dua game, 21-19 21-8 dalam waktu 45 menit.

Sementara itu Axelsen menguburkan harapan Chou Tien Chen. Walau diunggulkan di posisi keempat, Axelsen membuat unggulan dua itu tak bisa menunjukkan permainan terbaiknya. Berdurasi 51 menit, Axelsen menang 21-19 dan 21-15, sekaligus membuat skor pertemuan di antara mereka semakin jomplang, 11-2.

Final pun menjadi perang antara dua pemain berbeda usia delapan tahun itu. Selain perjumpaan rutin di arena latihan, keduanya sudah lima kali bertemu di turnamen resmi. Tiga dari tiga pertemuan terakhir dimenangi Axelsen.

Viktor Axelsen di podium juara pekan lalu: twitter.com/BadmintonTalk
Viktor Axelsen di podium juara pekan lalu: twitter.com/BadmintonTalk

Axelsen tentu ingin menjaga rekor sempurna di dua turnamen awal ini. Usai jadi juara pekan lalu, dengan mengalahkan pemain Hong Kong, Ng Ka Long Angus 21-14 21-14, pemain rangking empat dunia itu ingin menunjukkan dominasinya sepanjang awal tahun. Kemenangan ini pun akan menjadi senjata penebar ancaman bagi tujuh pemain tunggal putra lainnya yang akan berlaga di World Tour Finals 2020 pekan depan. Satu dari antaranya adalah Anthony Ginting!

Meski begitu, pemain rangking 42 BWF itu tidak ingin menyerah begitu saja. Ia bukan tipe pemain profesional yang mengakui keunggulan lawan begitu saja. Berstatus non unggulan tidak menjadi halangan untuk membuat kejutan sekaligus memberikan pelajaran bagi juniornya itu agar bisa menjadi lebih baik.

"Saya suka suara finalnya, saya ingin mencicipinya sedikit lagi, tapi menurut saya ini terasa sangat luar biasa," ungkap Hans usai mengalahkan Antonsen, seperti dilansir dari situs resmi BWF.

Hans Vittinghus: bwfbadminton.com
Hans Vittinghus: bwfbadminton.com

Hans akan merasakan atmosfer final pertamanya di turnamen tingkat atas itu. Sekalipun tak bisa mendengarnya secara langsung, suara-suara itu akan banyak datang dari tanah air. Para penggemar badminton Indonesia akan selalu mengingat jasa baiknya. Ia berperan penting untuk meloloskan Ginting ke turnamen elit pekan depan.

Selain mendapat kado indomie spesial, panggilan Pak Hans yang dilekatkan kepadanya, membuatnya semakin dekat dengan publik dalam negeri. Namanya pun akan berada dalam tiap tarikan nafas harapan dan terselip dalam lantunan doa dari pencinta bulu tangkis Indonesia agar ia bisa tersenyum lebar di Impact Arena. Bukankah begitu?

Selamat menonton dan menjadi penonton....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun