Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Asa Turki di Ayunan Raket Neslihan Yigit

22 Januari 2021   15:50 Diperbarui: 22 Januari 2021   16:13 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Neslihan Yigit:bwfbadminton.com

 

Patut diakui bulu tangkis bukan olahraga populer di Turki. Pamor cabang olahraga tepok bulu ini kalah dari sepak bola, basket, atau voli. Sejak dahulu kala penduduk negara di kawasan Eurasia ini lebih mengenal gulat minyak, ketimbang cabang olahraga tradisional lainnya.

Begitu juga, bila disuruh memilih, hampir pasti kebanyak orang Turki lebih memilih menonton Fenerbahce, Galatasaray atau Besiktas saat berkompetisi di sepak bola Eropa. Demikian juga, mereka akan lebih senang menantikan dan menyaksikan tim voli dan basket nasional bertanding.

Ya, selain sepak bola, Turki dikenal memiliki tim basket dan voli yang kuat. Levelnya sudah mendunia. Hal ini tentu berbeda nasib dengan bulu tangkis.

Meski begitu, bulu tangkis bukan olahraga yang tabu di negara transkontinental itu. Dalam diamnya, Neslihan Yigit, coba menunjukkan bahwa ada bakat bulu tangkis yang baik datang dari Turki. Prosesnya tentu tidak mudah, tantangan dan kesulitan tentu jauh lebih besar ketimbang ia ditakdirkan lahir di Asia atau India.

Neslihan sudah jatuh hati pada badminton sejak belia. Baginya, ini salah satu cabang olahraga yang menarik dan menantang.

"Saat saya berusia 9 tahun, pelatih saya memilih saya dari kelas saya. Bulu tangkis adalah olahraga yang sangat bagus dan saya bisa merasakan adrenalin saat bermain," ungkap wanita kelahiran 26 Februari 1994 seperti dinukil dari situs BWF.

Rupanya ketertarikan itu berpelukan dengan talenta dan kerja keras. Kombinasi yang pas mengantar wanita berambut kriwil ini ke jenjang profesional. Ia pun memulai karier di level profesional sejak berusia 10 tahun. Ia tampil di turnamen nasional U-13 yang digelar di Kota Konya.

"Latihan 6 hari per minggu. Senin sampai Jumat, (selama) 3 jam. Sabtu, (selama) 5 jam," ungkapnya menyebut porsi latihan yang harus ditandaskan.

Neslihan Yigit saat bermain di nomor ganda putri:bwfbadminton.com
Neslihan Yigit saat bermain di nomor ganda putri:bwfbadminton.com

Jumpa Carolina Marin

Buah kerja keras itu pun mulai dipetik. Sebelas tahun berselang ia dipanggil masuk tim nasional. Ia pun dipercaya tampil di berbagai kejuaraan tingkat Eropa. Menariknya, ia tak hanya bermain di satu nomor. Ia bisa juga bermain di sektor ganda.

Pertama kali terjun di level internasional di Kejuaraan Eropa U-17 di Medvode, Slovenia, pada 2009, ia sukses membawa pulang tiga medali, masing-masing medali perak dari sektor ganda dan tunggal putri, serta medali perunggu dari nomor beregu.

Ketika ditanya pencapaian yang mengesankan, ia menjawab lugas, "Kejuaraan Eropa U-17 di Slovenia, karena ini pertama kalinya kami memenangkan perunggu beregu dan saya juga memenangkan medali perak di nomor individu."

Oh ya, kejuaraan itu juga menjadi tonggak penting bagi sejumlah pemain seperti Carolina Marin dari Spanyol dan Viktor Axelsen asal Denmark. Kedua pemain elite di nomor tunggal putri dan tunggal putra saat ini mulai menunjukkan potensinya sejak saat itu.

Marin dan Axelsen sukses membawa pulang medali emas dari turnamen itu. Sementara itu Neslihan, kalah dari Marin di partai final. Di nomor ganda putri, berpasangan dengan Neslihan Kilic, keduanya menyerah dari pasangan Denmark, Celine Juel dan Mette Poulsen. Menariknya lagi, salah satu peraih medali perunggu adalah Gabriela Stoeva/Stefani Stoeva asal Bulgaria,yang kini berada di 15 besar dunia.

Selanjutnya, berpasangan dengan zge Bayrak, mereka mencoba peruntungan di sejumlah turnamen internasional, salah satunya Spanyol Junior International 2011. Hasilnya tidak mengecewakan.

Pengalaman yang cukup selama periode 2011-2012 memantapkan langkahnya ke level senior. Tampil di sejumlah turnamen perlahan-lahan mendongkrak posisi di rangking dunia. Bersama Ozge, kedunya sempat menghuni posisi 28 dunia pada Agustus 2015.

Di sektor tunggal, bermodal pengalaman hingga mencapai peringkat 7 dunia di level junior, ia pun mampu menggapai salah satu periode terbaiknya pada Oktober 2019. Saat itu, namanya berada di posisi ke-34 dunia.

Bersama tim nasional, ia sukses mempersembahkan sejumlah medali. Ia merebut medali emas di sektor tunggal putri dan perunggu di nomor beregu di Pesta Olahraga Solidaritas Islam 2013. Kala itu pesta olahraga negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) ini digelar di Palembang.

Masih di tahun yang sama. Ia meraih sepasang medali emas dari kedua nomor andalan itu di ajang Mediterranean Games yang berlangsung di Mersin, negara asalnya.

Neslihan Yigit: bwfbadminton.com
Neslihan Yigit: bwfbadminton.com

Menuju Olimpiade

Neslihan Yigit menjadi satu-satunya pebulutangkis Turki yang tampil di Thailand Open 2021. Ia berada dalam daftar para pemain elite di turnamen level Super 100 di awal tahun ini.

Sebuah pencapaian pun baru saja ditorehkan wanita 26 tahun itu. Ia berada dalam barisan perempatfinalis Toyota Thailand Open. Mengandaskan Sabrina Jaquet, 21-13 21-18, lantas berjuang nyaris satu jam menghadapi Yvonne Li. Kemenangan rubber game, 21-19 20-22 21-14 atas pemain Jerman itu kemudian mengantarnya ke delapan besar. Ia menjadi pemain Turki pertama yang bisa berestasi sejauh itu di level atas.

Menghadapi Li, Yigit tampil lebih menyerang. Namun ia tetap bisa mengimbangi permainan reli dan menempatkan kok secara akurat di bidang-bidang permainan yang sulit dijangkau lawan.

Sebenarya, Yigit bisa lebih awal ke babak perempatfinal andaisaja ia tak kehilangan match point di game kedua. Ia tak terlihat kecewa. Seakan belajar dari kesalahan, ia tampil lebih menekan di set penentuan. Alhasil ia berhasil menjaga jarak hingga mengunci kemenangan.

"Ini momen yang luar biasa bagi saya. Aku sangat bahagia. Ini adalah pertandingan yang sulit dan saya menang; ini adalah turnamen terbesar saya, jadi saya sangat bersemangat," Yigit berbicara antusias usai pertandingan itu.

"Saya kalah pada game kedua karena kesalahan saya, tapi saya hanya mengatakan pada diri sendiri untuk terus maju, dan saya masih bisa memenangkan pertandingan."

Tantangan berat pun menantinya. Ia akan kembali bersua Carolina Marin. Berstatus non unggulan, Yigit akan menantang unggulan lima yang baru saja naik podium juara pekan lalu.

Patut diakui Marin tampil luar biasa di turnamen pertama awal tahun ini. Turnamen bersponsor Yonex itu menjadi ajang pembuktian Marin usai melewati periode sulit sejak tahun lalu.

Ternyata, Yigit dan Marin sudah tiga kali bertemu di level senior. Pertemuan terakhir terjadi tiga tahun lalu di Kejuaraan Beregu Eropa 2018. Seperti dua pertemuan sebelumnya, Marin hampir tak mendapat kesulitan berarti. Ia menang mudah straight set, 21-3 21-11.

Apakah di pertemuan kali ini, Marin akan mengulangi hal yang sama? Yigit tentu tidak ingin menjadi bulan-bulanan Marin. Rivalitas yang sudah terbangun sejak kelas junior tentu memacunya untuk tidak menyerah begitu saja. Apalagi, ia datang ke Thailand tidak hanya atas nama pribadi. Di pundaknya ada tanggung jawab besar untuk negaranya.

"Sebelum saya datang ke sini, saya tidak bisa mempersiapkan diri dengan baik karena terkunci di rumah. Jadi saya hanya ingin melakukan yang terbaik. Besok (baca: hari ini) akan menjadi pertandingan yang sulit, saya akan memberikan yang terbaik."

Ya, terlepas dari hasil pertandingan kontra Marin, Yigit sudah mengayunkan raket sehabis-habisnya, sebisa-bisanya. Buktinya? Tunggal 32 dunia, yang juga bisa bermain di nomor ganda campuran itu, sudah makin dekat membawa Turki ke Olimpiade Tokyo nanti. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun