Stephen Miller, penasihat senior sekaligus penulis pidato Donald Trump. Di balik pidato Barack Obama yang teduh dan menyentuh ada Jonathan Favreau. Saat bertandang ke Indonesia dan berbicara di Universitas Indonesia pada November 2010, Obama membuat hati hadirin meleleh. Saat Obama dilantik, Januari 2009, ia tampil dengan slogan "Yes We Can." Slogan sederhana namun mendunia itu lahir dari Favs, yang sudah sejak lulus kuliah bekerja untuk orang-orang penting Amerika.
Di tanah air kita mengenal Yusril Ihza Mahendra. Pengacara cum pakar hukum tata negara ini pernah ambil bagian dalam penulisan sejumlah teks pidato Presiden Soeharto. Jauh kemudian hari, ada Tim 11 yang disebut sebagai penyusun teks pidato Joko Widodo, sejak menjadi Gubernur DKI Jakarta hingga dilantik menjadi RI 1 pada 2014. Di dalam tim itu ada sejumlah akademisi seperti Ari Dwipayana dan almarhum Cornelis Lay.
Hal serupa terjadi juga dengan Joe Biden. Adalah Vinay Reddy yang ikut membantu dan bertanggung jawab atas teks pidato presiden dari partai Demokrat itu. Bahkan Reddy sudah bekerja sebagai penulis pidato utama sejak Biden kembali mendampingi Obama untuk periode kedua sebagai wakil presiden AS pada 2013 hingga 2017.
Tak heran, bila Vinay kemudian menjadi penulis pidato sejak masa kampanye Biden-Harris, hingga pada 20 Desember 2020 ditunjuk menjadi direktur Office of Speechwriting, departemen kepresidenan resmi di Gedung Putih yang bertanggung jawab menulis dan meneliti pidato presiden.
Saat Biden naik ke panggung untuk menyampaikan pidato inaugurasi, warga India, khususnya desa Telangana tentu ikut antusias menyambut. Mereka ingin mendengar kata-kata yang keluar dari senat Delaware enam kali beruntun yang sudah resmi memimpin Amerika. Kata-kata yang sedikit banyak berangkat dari teks pidato yang telah disiapkan Reddy.
Reddy lahir dan dibesarkan di Dayton, Ohio. Namun jejak India dalam dirinya tak bisa tersaput. Potongan wajah dan perawakan India jelas tak ada kepalsuan tampak padanya. Ya, ia mewarisi jejak India dari kedua orang tuanya. Ayahnya, dokter Narayana Reddy dan ibunya, Vijaya Reddy. Pada 1970 keluarga Reddy hijrah ke Amerika.
Sebelumnya, Narayana bersekolah di desa Telangana dan sempat mengejar MBBS di Hyderabad. Kabarnya, mereka masih memiliki peninggalan tiga hektar tanah dan sebuah rumah di Pothireddypeta, di distrik Karimnagar, sekitar 200 km dari Hyderabad.
Keluarga Reddy cukup dikenal di tempat asalnya. Kakek Vinay Reddy, Thirupathi Reddy, pernah menjadi sarpanch (kepala desa) selama beberapa tahun, pada periode 1980-an.
"Ini adalah kebanggaan bukan hanya untuk keluarga kami tetapi seluruh desa bahwa Tuan Vinay Reddy naik ke posisi penting di AS," ungkap Cholleti Sai Krishna Reddy, seorang kerabat Vinay Reddy, yang menjaga tanah keluarga mereka, seperti dilansir dari www.thenewsminute.com.