Greysia Polii berbicara usai laga sambil terisak. Usai pukulan terakhir menghasilkan poin kemenangan atas Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai, pemain 33 tahun ini tak kuasa membendung air mata.
Ternyata kemenangan itu menjadi tonggak sejarah dalam kariernya bersama Apriyani Rayahu, tetapi juga bagi bulutangkis Indonesia. Itulah gelar pertama mereka di level Super1000, sekaligus menjadi pasangan ganda putri Indonesia pertama yang berjaya di turnamen level atas itu.
Bagi pemain senior itu, gelar tersebut menjadi titik kulminasi dari perjuangan panjang selama ini. Sepanjang lebih dari 17 tahun berkarier, berganti-ganti pasangan, hingga kini, saat harus berjuang di tengah masalah keluarga yang pelik.
Pemain 33 tahun itu terbang ke Bangkok dengan hati nelangsa. Rasa sedih atas kematian kakak laki-lakinya belum tersaput. Rickettsia yang sudah dianggap seperti ayah, pergi sehari setelah ia menikah pada 23 Desember 2020. Pria itu hadir dan menemaninya sejak balita. Membuat kerinduan akan sosok ayah biologis selalu terpenuhi.
"Dia sudah melihat saya sebagai juara berkali-kali. Sangat menyakitkan... dia menunggu sampai pernikahanku, dan kemudian dia pergi. Jadi rasanya, wow, dia ingin melihat yang terbaik dalam diri saya, dia menunggu yang terbaik."
Sepeninggal sang kakak, keluarganya masih harus berjuang menghadapi periode sulit berikutnya. Beberapa anggota keluarganya didiagnosis Covid-19. Sementara sang suami yang terpaksa ditinggal tak lama setelah menikah Felix Djimin harus mengambil peran.
Sejak pertandingan pertama, nyaris tak terlihat sisa-sisa kesedihan membekas di wajahnya. Tak ada guratan khawatir yang ia pancarkan di lapangan. Yang terlihat adalah perjuangan keras, determinasi, dan kepercayaan diri untuk meriah kemenangan demi kemenangan.
Di babak semi final, Greysia dan Apriyani harus berjuang ekstra keras. Tidak mudah bagi mereka untuk mengandaskan pasangan Korea yang lebih diunggulkan, Lee So Hee dan Shin Seung Chan.
Usai pertarungan melelahkan itu, keduanya masih harus menghadapi pasangan tuan rumah di laga pamungkas. Rupanya, semangat yang tak pernah padam, konsistensi dan kepercayaan diri yang tetap dijaga lekat-lekat membuat mereka bisa dengan mudah mengatasi harapan tuan rumah.