Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Tak Ada Minions dan Daddies, Leo/Daniel Pun Jadi

15 Januari 2021   21:38 Diperbarui: 16 Januari 2021   13:42 650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Leo Rolly (kiri) dan Daniel Marthin saat menghadapi Marcus/Chris di perempatfinal/bwfbadminton.com

Kira-kira begitu ungkapan yang bisa menggambarkan situasi tim Indonesia di Thailand Open 2021. Kejuaraan pertama di kalender BWF World Tour tahun ini sedang berlangsung di Impact Arena, Bangkok.

Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin turut memikul harapan Merah Putih. Walau masih berusia 19 tahun, mereka berada dalam barisan tim Indonesia bersama pasangan lainnya. Dibanding yang lain, Leo/Daniel paling muda. Paling minim pengalaman pula.

Keduanya boleh saja berjaya di level junior. Gelar juara dunia junior 2019 boleh mereka sandang. Namun di level senior, keduanya masih hijau. Bisa dibilang, Thailand Open ini adalah titian pertama di kelas senior. Sekaligus pintu masuk untuk bersaing di level atas. Apakah mereka memulainya dengan apik?

Bila kita membuka televisi nasional atau mengikuti lalu lintas informasi di akun-akun bulu tangkis di sosial media sore tadi, kita akan mendapatkan sesuatu yang mengejutkan dari Leo/Daniel. Ya, keduanya baru saja memastikan satu tempat di babak semi final turnamen Super 1000 itu.

Lawan yang mereka tumbangkan adalah Marcus Ellis/Chris Langridge. Pasangan Inggris ini harus mengakui keunggulan Leo/Daniel usai bertarung lebih dari satu jam. Skor akhir laga ini, 12-21 21-14 21-15.

Kemenangan ini tentu patut digarisbawahi. Secara usia dan pengalaman Marcus/Chris jelas unggul. Pasangan yang sudah lewat kepala tiga itu adalah juara Denmark Open dan peraih medali perunggu Olimpiade Rio 2016.

Marcus Ellis/Chris Langridge harus akui keunggulan Leo/Daniel/bolasport.com
Marcus Ellis/Chris Langridge harus akui keunggulan Leo/Daniel/bolasport.com

Namun hari ini, Leo/Daniel sukses membuat pasangan Inggris itu kewalahan. Pasangan muda ini berulang kali menempatkan bola secara cerdik, pada titik-titik yang sulit dijangkau. 

Kecakapan ini menjadi salah satu yang menonjol hari ini. Mata mereka begitu sigap dan refleks yang bagus untuk mengirim kok ke daerah-daerah sulit.

Leo/Daniel terihat begitu bersemangat. Keduanya benar-benar memanfaatkan semangat dan stok energi yang meluap-luap. Mereka menjinakkan pengalaman pasangan Inggris itu dengan permainan taktis. Mengambil keputusan secara tepat terutama pada saat-saat kritis dan lihai memanfaatkan kesalahan pasangan senior itu.

"Itu adalah permainan kucing-dan-tikus," cetus Marcus Ellis sambil tertunduk kepada bwfbadminton.com.

Apa yang dikatakan pemain 31 tahun itu jelas menggambarkan betapa mereka akhirnya diperdaya oleh kelicikan pemain muda. Mengawali pertandingan dengan baik, mampu mengontrol pertandingan di game pertama, tidak serta merta membuat mereka di atas angin.

Leo/Daniel rupanya belajar dari situasi ini. Apa yang kemudian mereka lakukan? Meredam permainan pasangan Inggris dengan konsistensi memainkan faktor keunggulan mereka. Tidak banyak reli yang terjadi sepanjang game kedua dan ketiga.

Leo/Daniel berjibaku menahan gempuran pasangan Inggris/https://twitter.com/bwfmedia
Leo/Daniel berjibaku menahan gempuran pasangan Inggris/https://twitter.com/bwfmedia

Leo/Daniel rupanya sengaja menutup ruang gerak dan kreativitas pasangan Inggris itu untuk memanfaatkan bola-bola atas. Leo/Daniel justru memancing mereka untuk lebih banyak bermain di depan net. Saat Marcus/Chris terpancing, sebenarnya mereka tengah masuk perangkap yang dibuat Leo/Daniel.

"Di set kedua dan ketiga ada reli yang lebih singkat dan mungkin permainan jauh lebih tertutup di sekitar net. Itu sesuai dengan gaya mereka, di situlah mereka terkuat. Itu adalah permainan kucing dan tikus. Sebagian besar, mereka memaksa kami bermain seperti itu. Anda harus mengatakan penghargaan kepada mereka," Marcus mengakui.

Pasangan Inggris itu sebenarnya bisa mendapatkan kesempatan untuk keluar dari perangkap. Keduanya sempat memimpin 8-4. Namun pengalaman tak selamanya berbanding lurus dengan keberuntungan. 

Bisa jadi jeda pertandingan yang panjang membuat semua pemain, entah berpengalaman atau tidak, harus beradaptasi lagi.

Dalam situasi seperti ini, Leo/Daniel memanen untung. Kesalahan-kesalahan sendiri kerap dibuat pemain Inggris, termasuk pada hal-hal yang terbilang sederhana. Leo/Daniel berusaha mengambil kesempatan untuk tidak terpancing melakukan hal yang sama. 

Ketenangan yang mereka peragakan membuat keduanya bisa memanen poin demi poin. Mereka bisa menjaga jarak dan terus melaju hingga menutup pertandingan.

"Saya mendoakan yang terbaik untuk mereka di sisa turnamen ini, tetapi saya menantikan kesempatan untuk memainkan mereka lagi," tandas Langridge.

Leo/Daniel Pun Jadi

Penampilan fenomenal hari ini tidak lepas dari sepak terjang keduanya sejak laga pertama. Patut diakui ini merupakan pasangan asing pertama yang mereka hadapi di turnamen ini. Namun keduanya berhasil menepis berbagai keragun, sekalipun lawan-lawan yang dihadapi adalah rekan-rekan sepelatnas.

Satu per satu tantangan dihadapi, meski harus berjuang tiga game. Di laga pertama, keduanya mengalahkan Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana. Kemenangan 15-21, 29-27, dan 21-13 itu mengantar mereka menghadapi ujian yang lebih berat.

Pasangan yang lebih senior, sekaligus unggulan kelima. Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Meski menghadapi finalis Asian Games 2018 itu, keduanya tak gentar. Sempat kehilangan game pertama, keduanya berbalik unggul dia dua game berikutnya. Laga berakhir dengan kemenangan 16-21, 21-17, dan 22-20, usai terlibat duel seru dan menegangkan di poin-poin akhir.

Leo/Daniel kala menjadi juara dunia junior 2019 di Kazhan, Rusia/badmintonindonesia.org
Leo/Daniel kala menjadi juara dunia junior 2019 di Kazhan, Rusia/badmintonindonesia.org

Rupanya dua laga itu menjadi ujian penting bagi Leo/Daniel. Materi yang harus ditandaskan tidak hanya soal teknik, tetapi juga mental. Di pertandingan menghadapi Fajar/Alfian, Leo/Daniel sukses menjawab soal-soal ketenangan dan daya juang hingga titik penghabisan.

Dua kemenangan atas rekan senegara, dan satu pelajaran dari pasangan mancanegara itu sekaligus makin mengibarkan asa publik pada mereka. 

Leo/Daniel kini menjadi satu-satunya harapan Indonesia setelah pasangan senior, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan harus mengakui keunggulan Choi Solgyu/Seo Seung Jae beberapa jam kemudian. "Daddies" yang tampil menawan di dua pertandingan sebelumnya, harus menyerah straight set, 16-21 19-21 dari pasangan Korea itu.

Leo/Daniel kian dekat ke tangga juara. Namun masih ada dua anak tangga curam yang harus dilewati. Goh V Shem/Tan Wee Kiong asal Malaysia akan memberikan perlawanan di semi final. Lagi-lagi pasangan senior dan sarat pengalaman.

Tantangan kali ini tak lebih ringan. Peringkat dan prestasi Goh/Tan tak jauh berbeda dengan Marcus/Chris. Secara peringkat pasangan Negeri Jiran itu malah lebih baik. Marcus/Chris di posisi ke-22, Goh/Tan delapan strip di atasnya.

Apakah situasi ini akan menyurutkan nyali pasangan rangking 70 dunia itu? 

"Kami tidak pernah berharap untuk melangkah sejauh ini tetapi apa pun bisa terjadi di lapangan. Kami harus tetap tenang," ungkap Daniel usai memulangkan pasangan Inggris itu.

Kini pendulum harapan telah bergerak ke arah Leo/Daniel. Tidak ada Fajar/Rian dan Hendra/Ahsan. Tak ada pula, "Minions" Kevin Sanjaya/Marcus Fernaldi Gideon yang sejak awal tak ikut serrta.

Oh ya, Leo dan Daniel sebenarnya bertemu secara kebetulan. "Perkawinan" tak sengaja itu terjadi saat audisi PB Djarum di Jakarta. Daniel, asal Jakarta, diminta menemani Leo, kelahiran Klaten, Jawa Tengah, bermain ganda. 

Aroma keberuntungan itu pun tercium lagi di Thailand Open ini. Keduanya mengambil untung setelah para pemain Jepang dan China batal tampil. 

Ternyata pertemuan dua orang yang terpaut usia 2 hari itu kemudian mengubah arah hidup mereka. Tentu perubahan itu disertai perjuangan dan kerja keras. Sama halnya pula menjadikan peruntungan di turnamen berhadiah total 1 juta dollar sebagai momen pembuktian bahwa tiap keberuntungan dan ketidaksengajaan itu tetap perlu diperjuangkan agar menjadi sebuah kepastian. 

Kini sepak terjang mereka kian memastikan bahwa mereka telah berada dalam rantai regenerasi sektor ganda putra Indonesia yang seakan tak ada habisnya. Saat tak ada Daddies dan Minions, Leo/Daniel pun bisa jadi tumpuan.

N.B 

Berikut jadwal pertandingan semi final Thailand Open 2021 (Live TVRI):

Leo/Daniel satu dari empat wakil Indonesia di daftar babak semi final, Sabtu, 16/1/2021 besok. Gambar dari tournamentsoftware.com
Leo/Daniel satu dari empat wakil Indonesia di daftar babak semi final, Sabtu, 16/1/2021 besok. Gambar dari tournamentsoftware.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun