"Saya ingin meningkatkan standar kualitas permainan saya, dan saya tidak mau (prestasi saya) berhenti di level junior saja," ungkapnya.
Transisinya ke level senior terbilang cepat. Di tahun yang sama pula, ia menjajal tiga turnamen level Super 300 yang digelar sejak Oktober hingga November 2019. Usai menjuarai Kejuaraan Dunia Junior 2019 di Kazan, Rusia pada Agustus, ia langsung terjun di Macau Open, Korea Masters dan Syed Modi International.
Hasilnya? Di Korea Masters langkahnya terhenti di 16 besar. Ia mampu tampil lebih baik di Macau Open dan India Open. Mencapai babak perempatfinal bukan pencapaian yang sederhana untuk ukuran pemain junior yang baru naik kelas.
Sepanjang kariernya, ia sudah mendapat kesempatan menghadapi sederet pemain top. Beberapa di antaranya adalah Kento Momota, Viktor Axelsen, dan Lin Dan. Tentu pertemuan-pertemuan itu sang penting baginya. Dan hari ini satu lagi pemain bintang yang memberinya pelajaran.
View mengatakan bahwa bertemu para pemain top adalah momen belajar. Itulah kesempatan ia untuk menguji sejauh mana perkembangannya. Targetnya, "ingin menjadi lebih cepat dan belajar mengontrol kok dan memenangkan lebih banyak poin dengan smash."
Ia tahu bahwa untuk sampai ke tingkat atas butuh proses. Untuk itu, ia tak mau terlalu memaksakan diri. Ia akan melewati setiap anak tangga. Menghadapi setiap pertandingan dengan tekun dan penuh perhitungan.
Targetnya, dalam dua hingga tiga tahun ke depan ia bisa semakin matang. Melangkah setahap demi setahap dari putaran pertama, putaran kedua, semi final, final, hingga menjadi juara. Melangkah dari rangking 29 dunia hingga merangsek ke papan atas seperti Intanon. Apakah itu mungkin?
Waktulah yang akan menjawab kapan ia bakal meledak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H