Pendidikan adalah proses berkelanjutan. Perlu dijalani secara tekun dari tingkatan ke tingkatan karena ada proses saling mempengaruhi dan menyempurnakan. Bahasa asing yang diasah sejak dini, kedisiplinan yang dibentuk sejak kecil, kerohanian yang ditanamkan sejak belia, adalah beberapa karakter dan kompetensi dasar sekaligus fundamental untuk masa depan.
Buku ini membuktikan bahwa siapa saja berhak untuk menjadi lebih baik. Sekurang-kurangnya dalam aspek pendidikan yang akhirnya membuatnya tidak harus sukses secara material, tetapi bisa berkelana ke mana-mana dengan tetap berpegang pada jati dirinya. Persis, si burung manyar dalam deskripsi Y.B Mangunwijaya.
Keempat, patut diakui buku ini belum mengungkap semua. Ada bagian-bagian yang dibiarkan menggantung dan tersamar. Bagaimana mempertahankan tesis, bagaimana kelanjutan pertemanan dengan kawan-kawan lintas negara, atau sekadar menjawab rasa penasaran akan sisi lain Kobe.
Hal-hal ini bisa dianggap minor karena sang penulis sudah berbagi hal yang paling penting: motivasi belajar di luar negeri secara gratis. Karena ia sudah bisa mendapatkan pendidikan secara pro deo maka ia merasa terpanggil untuk membagikannya secara cuma-cuma untuk apa yang kadang enggan kita bagikan. Â
Segala kekurangan bisa dipahami. Bisa jadi bagian-bagian yang belum tersibak sengaja dibiarkan untuk dilengkapi oleh generasi berikutnya. Apakah itu anda? Apakah itu anak cucu kita? Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H