Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Terkena Demam Korea, Berkah atau Kutuk?

8 Januari 2021   19:23 Diperbarui: 8 Januari 2021   19:31 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu kafe K-pop di Jakarta/Kompas.com

Annyeong haseyo. Drama Korea. Artis Korea. Makanan Korea. Musik Korea. Pakaian Korea. Kosmetik Korea. Dandanan Korea. Aksesoris Korea. Bahasa Korea. Gaya bicara Korea. Semua Korea. Itulah yang terjadi di antara kita belakangan ini. Demam, dari drama Korea hingga segala yang berbau Korea.

Mantan teman sekantor merasa kurang afdol kalau setiap tahun tidak ke Korea. Hampir tiap tahun ia selalu ke negara tersebut. Bila demikian, jangan diuji pengetahuannya tentang Korea (Selatan). Apalagi soal artis dan segala yang menyertainya.

Saya perlu jujur. Saya bukan berada dalam kelompok seperti teman sekantor saya di atas. Bila diberikan skala, 1-10, menyentuh angka satu pun tidak untuk saya. Apakah saya benar-benar tidak suka hal-hal terkait Korea?

Terlepas dari urusan saya, yang pasti demam Korea atau Korean Wave tengah mendunia. Bisa jadi, saya adalah satu dari nol koma nol nol nol sekian persen yang tak terpapar, untuk mengatakan belum merasa tertarik atau masih steril dari "virus" tersebut.

Saya adalah bagian dari kumpulan kecil yang masih terasing dari budaya Korea yang telah meng-Indonesia itu. Sebagian besar sudah mengenal Korea, menjadi ke-Korea-korea-an, bahkan sangat Korea.

Mengapa demikian? Sepintas bisa kita lihat beberapa fragmen pemberitaan dan laporan terkait seberapa tinggi demam Korea melanda kita. Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, Indonesia ternyata menjadi pasar besar bagi budaya Korea. Salah satunya adalah hiburan Korea.

Ramai-ramai orang, terutama kaum milenial, membaptis diri sebagai pencinta musik Korea. K-popers atau pencinta K-pop. Begitu rajinnya kita menunjukkan predikat tersebut baik secara nyata maupun secara tak kasat mata. Jejaring sosial menjadi salah satu medan pertunjukkan identitas tersebut.

Hasilnya? Tahun 2019 lalu, Indonesia menjadi salah satu negara dengan tingkat keaktifan tertinggi berkicau tentang artis Korea di twitter. Indonesia hanya kalah dari Thailand dan Korea Selatan. Predikat tiga besar "tweet volume" tersebut berhasil dipertahankan hingga 2020. Bisa jadi masifnya cuitan, retweet, like, dan sekadar membalas komentar  masih berlangsung hingga kini.

Diambil dari idntimes.com
Diambil dari idntimes.com

Tentu masih banyak alat ukur lain yang bisa dipakai. Yang bisa menunjukkan betapa tingginya terjangan demam Korea itu. Dunia hiburan seperti musik, drama, hingga variety shows telah merasuki kita. Lantas menyusul segala turunannya mulai dari busana, kosmetik, makanan, hingga bahasa.

Ada sederet pertanyaan yang mengusik. Mengapa demam Korea itu bisa sedemikian meluas? Apakah terjangan budaya Korea memberikan berkah atau justru mendatangkan kutuk (baca: bahaya), terutama bagi kita?

Tentu, meluasnya pengaruh tersebut tidak lepas dari stimulus pemerintah setempat. Dukungan yang kuat bagi perkembangan industri hiburan misalnya, membuat K-pop bisa leluasa berkespansi dan berkembang ke mana-mana.

Pemerintah Korea tentu tahu bahwa dukungan tersebut akan mendatangkan banyak manfaat. Selain semakin meluasnya pengaruh dan popularitas, keuntungan finansial pun didapat. Berapa besar sumbangsih para artis dan para pelaku industri bagi ekonomi dalam negeri Korea? Berapa banyak pemasukan yang bisa didapat dari pasar besar di Indonesia? Berapa banyak keuntungan yang bisa dipanen dari fanbase besar nan loyal di tanah air?

Beberapa ilustrasi bisa dikedepankan. Pertama, meluasnya pengaruh dan daya tarik hiburan Korea membuat tidak sedikit industri dalam negeri ikut terpengaruh. Pesona artis Korea dimanfaatkan untuk menarik pemirsa televisi dan traffic pada situs-situs belanja dengan harapan pada akhirnya bisa menggerek pembelian.  

Para artis Korea dengan segala puja-puji yang menyertainya diangkat menjadi duta merek atau brand ambassador. Siapa saja artis kenamaan Korea yang tampil di berbagai lini masa dan media promosi saat hari belanja online tiba? Bahkan para partis itu masih muncul hingga kini, dan entah sampai kapan wajah mereka bakal lenyap dari pandangan. Bisa jadi selama ceruk pasar masih luas dan potensial, artis Korea akan muncul silih berganti.

Diambir dari idntimes.com
Diambir dari idntimes.com

Kedua, selain kontribusi promotif para artis Korea untuk mendongkrak kesadaran mereka (brand awareness) hingga penjualan bagi situs-situas e-commerce dan merek dagang kenamaan, semakin meluasnya pasar di tanah air membuka ruang bagi bertumbuhnya para pelakua usaha dan ekonomi kreatif dalam berbagai skala usaha.

Saat berselancar di lini masa, mudah kita temukan berbagai promosi dan tawaran tentang produk-produk kosmetik, fesyen, hingga makanan yang dikelola oleh para pelaku usaha kecil, atau bahkan individu.

Berseliweran tawaran aneka produk dengan merek dagang Korea yang datang dari banyak akun sosial media. Mereka ini seakan tak mau kalah untuk bersaing dan coba mengambil peluang sekalipun produk-produk serupa mudah kita temukan di situs-situs belanja kenamaan atau ditawarkan secara luas dan mutakhir oleh para pelaku usaha besar.

Selain menjamurnya produk-produk Korea atau ala Korea di dunia digital, penampakan aneka restoran, toko, distro, hingga destinasi wisata yang disulap sedemikian rupa, mudah kita temukan di banyak tempat. Masing-masing tampil dengan kekhasannya, namun tak melepas unsur Korea. Anda bisa sebut makanan khas Korea yang laris manis diburu? Bisa kasih contoh tempat-tempat nongkrong hits dengan nuansa Korea di dalamnya? Bisa kasih rekomendasi tempat makan ala Korea dari harga kaki lima hingga setara bintang lima? Tentu, banyak bukan?

Salah satu kafe K-pop di Jakarta/Kompas.com
Salah satu kafe K-pop di Jakarta/Kompas.com

Ketiga, khusus tentang drama Korea. Hampir di semua saluran media baik manstream maupun penyedia layanan streaming digital, terdapat tayangan drama Korea hingga adaptasi. Suka atau tidak suka, sengaja atau kebetulan, kita akan bertumbukan dengan aneka tayangan itu. Entah saat berada di depan televisi, laptop, komputer pribadi, hingga telepon genggam.

Kita bisa mengurut panjang daftar drama, film, atau reality show yang sedang digandrungi. Kita bisa menyebut satu per satu sampai mulut berbusa tayangan-tayangan Korea yang sedang ramai diperbincangkan.

Kita bisa membahas panjang lebar perkembangan masing-masing tayangan dan prediksi kelanjutannya. Kita bisa derdebat berjam-jam atau berhari-hari tentang karakter para tokoh. Bahkan tidak sedikit perdebatan itu sampai meluas di dunia maya.  Apalagi menyangkut pemeran favorit atau artis yang disukai. Hampir seperti sepak bola, masing-masing memiliki penggemar garis keras yang siap bereaksi saat idolanya diusik.

Pengaruh dunia hiburan Korea itu sungguh terasa pada aspek emosional. Ada yang tampak ceria dan berbunga-bunga setelah menonton tayangan tertentu. Ada pula yang temewek-mewek dan berurai air mata usai menandaskan suatu episode.

Ada juga yang terus mengingat potongan-potongan kisah dan membuat imajinasinya menjadi-jadi. Seperti imajinasi yang tak terbatas dan sulit dipahami, demikian juga khayalan yang muncul usai menonton suatu tayangan yang kadang membuat kita hanya bisa menggelengkan kepala. Ada yang membayangkan dirinya menjadi pasangan dari artis favorit, atau ikut serta dalam tayangan untuk menumpas saingan yang merebut perhatian sang idola. Banyak bukan yang berkhayal demikian?

Tidak sedikit tayangan yang kemudian meninggalkan kesan yang kuat. Mewariskan pesan moral menyentuh dan daya gugah yang menggerakan semangat, hingga mengubah pola pikir, laiknya sebuah produk kreatif dan kesenian.

Salah satu artis Korea saat tampil di tanah air. Mampu menyedot banyak penonton. Tentu memberikan dampak yang luas/idntimes.com
Salah satu artis Korea saat tampil di tanah air. Mampu menyedot banyak penonton. Tentu memberikan dampak yang luas/idntimes.com

Keempat, menukil Bisnis.com (8/1/2021), akademisi Binus University Doddy Ariefianto optimistis demam Korea ini bila terus berkembang akan memberikan pengaruh lebih jauh pada aspek perekonimian. Pintu investasi semakin terbuka dan investor-investor asing akan masuk ke tanah air. Perusahaan-perusahaan dalam negeri akan mendapat suntikan modal sehingga kian berkembang dan bersaing di tingkat global.

Sementara itu lapangan pekerjaan semakin terbuka, semakin banyak orang yang bisa terserap masuk ke dalamnya. Negara pun mendapatkan pemasukan dari pajak yang harus disetor.

Tentu untuk sampai ke sana ada prasyarat yang harus dipenuhi, tidak sekadar terserang demam Korea.  Loyalitas yang sudah dibuktikan selama 10 tahun terakhir harus dipertahankan, bila perlu ditingkatkan. Selanjutnya memberikan pengaruh yang lebih luas untuk meningkatkan daya beli. Itu salah satu. Masih ada faktor penting lain.

Dalam situasi seperti ini, rasanya kita tak boleh terlalu berharap lebih. Bisa tetap menyaksikan artis Korea kesukaan dan menonton kelanjutan serial favorit, sudah cukup membuat hari-hari menjalani aktivitas di rumah tetap menyenangkan. Di sela-sela kegiatan belajar atau bekerja dari rumah tayangan-tayangan Korea itu bisa menjadi pelipur lara dan pembunuh rasa bosan.

Omong-omong, adakah rekomendasi drama Korea untuk saya yang tidak mudah jatuh pada paras, tak bakal simpati pada aksi lebay, dan lebih suka menguras logika? Ups, salah. Tak ada tayangan yang seideal itu. Namanya juga drama. Kamsahamnida. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun