Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jangan Sampai Bonus Demografi Itu Berubah Petaka

16 Desember 2020   19:00 Diperbarui: 16 Desember 2020   19:03 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jaga Potensi

Karyanto Wibowo menekankan pentingnya kita menjaga potensi untuk memanfaatkan bonus demografi itu. Jangan sampai kesempatan emas itu lenyap. Jangan sampai kita menghadapi situasi itu tanpa persiapan.

Mengapa demikian? Muncul kekhawatiran terkait aneka permasalahan gizi dan kesehatan yang masih terjadi di kalangan remaja saat ini. Data (Riskesdas, 2013) mencatat, remaja di Indonesia masih rentan mengalami masalah di antaranya anemia (22,7%) dan defisiensi energi berat (52,5%). Masalah terakhir itu terkait dengan rendanya konsumsi energi (kurang dari 70 %) dalam makanan yang dikonsumsi saban hari.

Untuk itu, GESID yang dicetuskan Danone menjadi salah satu terobosan antisipatif untuk menciptakan generasi sehat Indonesia. Nah, GESID berisi panduan-panduan yang terangkum dalam tiga pilar utama.

Pertama, Aku Sehat. Remaja berada di periode pertumbuhan. Penting untuk tetap menjaga gizi seimbang agar proses tumbuh-kembang berjalan optimal. Tidak sedikit remaja yang mengalami kekurangan gizi, atau sebaliknya, memiliki bentuk tubuh yang kurang ideal.

Pedoman gizi seimbang bisa menjadi acuan. Mengkonsumsi aneka ragam pangan, membiasakan perilaku hidup bersih, melakukan aktivitas fisik, dan memantau berat badan secara teratur untuk menjaga berat badan normal, adalah pilar-pilarnya.

Selain pedoman gizi seimbang, panduan "Isi Piringku" dari Kementerian Kesehatan bisa menjadi acuan. Program ini diluncurkan untuk menekan angka stunting dan obesitas di Indonesia. Tentu dengan mengikuti pedoman tersebut para remaja pun terhindar dari kedua masalah itu.

Tambahan lagi, untuk remaja perempuan, perlu mengkonsumsi zat besi agar terhindar dari anemia yang bisa berdampak pada kesehatan saat hamil dan melahirkan kelak. Namun ini tidak berarti bahwa remaja wanita sudah harus segera

Kedua, Aku Peduli. Melalui pilar ini diharapkan para remaja semakin terpupuk kepedulian terhadap sesama, juga pada diri sendiri.  Agar bisa peduli pada sesama, pertama-tama remaja harus menunjukkan dan menjaga kepedulian pada diri sendiri. Bagaimana bisa peduli pada sesama bila diri sendiri diabaikan?

Penting memupuk kepedulian tersebut sejak dini, terutama terkait hal-hal reproduksi. Seorang remaja harus sadar dan tahu bagaimana merawat kesehatan reproduksi. Tujuannya tidak hanya bersifat jangka pendek, tetapi lebih dari itu, sebagai bekal persiapan menjadi orang tua nanti.

Ketiga, Aku Bertanggungjawab. Remaja diarahkan untuk lebih bertanggung jawab terhadap masa depannya melalui pemahaman yang baik terhadap setiap masalah sosial yang ada. Salah satu fenomena yang marak terjadi adalah pernikahan dini. Sebanyak 23 persen remaja Indonesia terjebak dalam labirin pernikahan dini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun