Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Tak Mau Ribet Kala Transaksi? Ya, Move On!

10 Desember 2018   19:29 Diperbarui: 10 Desember 2018   20:07 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir April tahun lalu saya mendapat kesempatan bertandang ke Guangzhou. Ibu kota provinsi Guandong ini merupakan kota terbesar di bagian selatan China. Jelas mengasyikkan bisa menginjakkan kaki dan melihat dari dekat sebagian kecil dari wilayah mahaluas salah satu negara di Asia Timur itu. 

Berbeda dengan perjalanan ke luar negeri lainnya, banyak hal baru dan berbeda yang saya alami di tempat yang pernah menjadi kota terbesar di dunia di awal abad ke-19 itu.

Selain karakter masyarakat dan budaya yang berbeda, banyak hal baru yang menuntut adaptasi tingkat tinggi. Apalagi bila melakukan perjalanan solo atau bersama rekan sekalipun yang sama sekali tidak memahami bahasa Mandarin.

Urusan komunikasi menjadi hal yang krusial di mancanegara. Kendala terhadap aspek yang satu ini akan menghambat terbukanya pintu untuk mengenal dan memahami hal baru. Lebih menantang lagi bila masyarakat setempat tidak semuanya memahami bahasa internasional. Itulah yang saya alami sejak mendarat di Bandar Udara Internasional Baiyun.

Perjalanan sepanjang 28 kilometer dari Distrik Huadu menuju pusat kota adalah awal petualangan penuh tantangan. Salah satu yang menantang adalah ketika berurusan dengan pembayaran.

Salah satu sudut Kota Guangzhou/dokpri
Salah satu sudut Kota Guangzhou/dokpri
Saya membawa puluhan lembar Renminbi pecahan seratus. Urusan tidak beres dengan sendirinya dengan modal berlembar-lembar mata uang China itu. Bagaimana harus bertransaksi dan berkomunikasi untuk berbagai urusan, apalagi ketika terjadi kelebihan atau kekurangan pembayaran.

Banyak hal baru yang saya dapat di sana. Banyak kesan yang saya bawa pulang ke tanah air. Satu hal yang terbayang, andaisaja semua urusan pembayaran tidak perlu menggunakan uang cash, tentu segala urusan akan jauh lebih mudah.

Itu satu pengalaman. Ada pengalaman berbeda tentang bagaimana uang tunai berikut segala perlindungannya membuat pusing tujuh keliling. 

Dalam sebuah perjalanan menggunakan moda transportasi umum di ibu kota, saya mengalami hal yang menjengkelkan. Dompet berikut segala isinya raib. Bukan karena jatuh dari saku celana yang bolong, tetapi dengan sengaja diambil oleh tangan pencopet.

Sudah bisa diduga apa yang terjadi kemudian? Beruntung ada sesama penumpang baik hati yang rela membayar lebih untuk menalangi kewajiban saya. 

Setelah turun dari bus nahas itu, urusan panjang dan berbelit-belit menanti. Saya harus memastikan seluruh data keuangan aman dan tidak terlacak oleh si pemegang dompet. Belum lagi mendatangi sejumlah pihak dan instansi untuk mengurus sejumlah kartu dan surat-surat yang telah berpindah ke tangan yang salah.

Mengapa uang elektronik?

Beberapa pengalaman itu membuat saya dan mungkin banyak orang ramai-ramai berpindah ke dompet elektronik. Mereka tak mau ribet dan pusing dengan urusan kehilangan dan tetek bengek transaksi menggunakan uang tunai. Perjalanan ke luar rumah pun jadi lebih tenang dan enteng dengan hanya bermodal telepon pintar.

Perlahan tetapi pasti gaya hidup tanpa uang tunai (cashless), bahkan tanpa kartu alias cardless sudah mulai merasuk masyarakat Indonesia. Penggunaan uang elektronik sebagai salah satu intrumen Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (AMPK) pun makin meningkat.

Nilai transaksi harian uang elektronik yang tercatat dalam Statistik Uang Elektronik Bank Indonesia (BI) pada Februari 2016 mencapai Rp 519,36 miliar. Angka tersebut meningkat dari Rp 431,1 miliar pada Desember 2015. 

Tidak hanya nilai, volume transaksi pun meningkat, bahkan cukup signifikan. Pada Februari 2016 tercatat 46,57 juta transaksi, jauh lebih banyak dari Desember 2015 sebanyak 41,6 juta transaksi.

Banyak alasan mengapa uang elektronik semakin diminati. Yang pasti penggunaan uang elektronik memiliki sejumlah keuanggulan.

 Pertama, urusan transaksi baik online maupun offline menjadi lebih sederhana. Kita tidak perlu repot membawa uang tunai, apalagi bila terkait urusan uang dalam jumlah besar. Dengan modal telepon genggam kita bisa bertransaksi dengan mudah, bahkan tidak harus repot mencari ATM terdekat. Dengan hanya scan QR Code segala proses selesai dalam hitungan detik.

Kedua, seperti pengalaman saya di China, dengan uang elektronik urusan pengembalian teratasi seketika. Kita tidak perlu khawatir transaksi di toko atau transportasi umum menjadi ribet. 

Kita tidak lagi pusing dengan kasir atau pengemudi taksi misalnya, ketika tidak memiliki uang kembalian. Perhitungan uang berjalan secara otomatis dengan tanpa mengurangi atau menambahkan satu sen pun. Konsumen senang, produsen atau pemilik toko pun demikian. Segala pencatatan dan pembukuan terdata dengan baik.

Ketiga, transaksi dengan uang elektronik ini makin jamak. Tidak hanya dalam urusan perdagangan, transportasi di banyak tempat, tak terkecuali di tanah air pun makin marak menggunakan uang elektronik. Trend penggunaan uang elektronik berupa kartu atau e-money mudah ditemukan dan diperlukan dalam berbagai urusan.

Dengan cara itu segala transaksi menjadi lebih mudah, tidak terkecuali pembayaran tagihan, belanja, hingga urusan jual-beli di gerai offline.

Keempat, maraknya instrumen uang elektronik yang dikeluarkan oleh berbagai bank dan lembaga lainnya di Indonesia membuat mereka berlomba-lomba menghadirkan penawaran kepada para pengguna. Singkat kata, tawaran menarik itu hadir dalam rupa-rupa promo.

Ketika kita bertandang ke gerai makanan atau pusat perbelanjaan akan kita temukan tulisan promosi bagi para pengguna instrument uang elektronik tertentu. Atau dengan tanpa diduga masuk email pemberitahuan dari bank bagi nasabahnya.

Pengalaman bersama BCA

Sudah bertahun-tahun saya menjadi salah satu nasabah BCA. Tak heran bila saya terus mengalami perkembangan dan inovasi dari PT Bank Central Asia Tbk. Hingga kini bank swasta terbesar di Indonesia itu sudah cukup mengakomodasi gaya hidup cashless dan cardless.

Banyak urusan pun menjadi mudah. Terobosan dari bank yang berdiri pada 21 Februari 1957 itu memudahkan saya untuk bertransaksi untuk banyak keperluan mulai dari tagihan kartu kredit, telepon, dan transfer antarbank dan antarrekening. Tidak hanya itu penarikan tunai pun bisa dilakukan di ATM dengan tanpa harus membawa kartu.

Dengan modal telepon pintar segala proses itu bisa dilakukan. Saat masa gajian dan pembayaran tiba, saya tidak perlu repot ke bank atau ke gerai atau toko swalayan. Dengan modal instalasi BCA Mobile berbagai transaksi itu bisa dilakukan.

Tampilan BCA Mobile/dokpri
Tampilan BCA Mobile/dokpri
BCA Mobile merupakan salah satu fitur mobile banking yang bisa beroperasi di berbagai jenis smartphone. Fitur ini akan melayani berbagai transaksi perbankan selama terhubung dengan internet. Transaksi melalui fitur ini tergolong hemat karena memanfaatkan jaringan internet berupa GPRS/3G/EDGE/Wi-Fi.

Penggunaan aplikasi ini pun mudah, didukung oleh tampilan antarmuka yang jelas. Belum lagi menu-menu yang tersedia cukup lengkap untuk menangkup berbagai kebutuhan. 

Hampir semua menu yang ada sudah pernah saya gunakan mulai dari m-info (cek info saldo, mutasi rekening, info Kartu Kredit hingga informasi kurs), m-Transfer (memuat daftar transfer, transfer antarrekening BCA dan transfer antarbank), m-Payment (untuk pembayaran telepon, listrik, intenet, pinjaman, kartu kredit, hingga asuransi), m-Commerce (pembelian saham, voucher isi ulang, dan beberapa lainnya), serta m-Admin untuk menghapus daftar pembayaran dan transfer hingga ganti PIN.

Sejauh ini saya tidak pernah khawatir dalam menjalankan transaksi menggunakan BCA Mobile. Tingkat keamanan sangat tinggi. Untuk menggunakannya pengguna harus memasukan kode akses berupa enam digit kode alfanumerik. Tidak sampai di situ, sebelum menuntaskan transaksi, harus dipastikan kode PIN berupa 6 digit kode numerik, tepat.

Tingkat keamanan BCA Mobile yang teruji/dokpri
Tingkat keamanan BCA Mobile yang teruji/dokpri
Mengenal Sakuku

Selain fitur Mobile BCA, ada juga uang elektronik yang bisa digunakan untuk pembayaran belanja, isi pulsa dan transaksi perbankan lainnya. Namanya Sakuku.  Produk ini menghadirkan banyak keunggulan. Pertama, mudah karena hanya perlu download untuk membuka uang elektronik ini.

Kedua, praktis. Nomor handphone sekaligus menjadi nomor kepemilikan Sakuku. Selain itu, Sakuku bebas biaya administrasi bulanan.

Ada fitur Sakuku yang memungkinkan pengguna mengisi pulsa sendiri atau mengisi pulsa teman. Tidak hanya itu, bila saldo tidak cukup, anda bisa minta sesama teman Sakuku untuk mengisi pulsa untuk anda.

Selain itu ada pula Sakuku Plus. Jenis ini memiliki tambahan fitur seperti transfer, Split Bill dan tarik tunai di ATM BCA. Fitur transfer memungkinkan anda transfer uang atau meminta transfer ke teman yang memiliki Sakuku dengan minimal transfer Rp 5.000.

Bagaimana bila kita sedang "hang out" bersama dan tidak ingin membebankan salah satu pihak? Fitur split bill memungkinkan pembayaran dibagi rata hingga sembilan orang teman dengan Sakuku Plus. Fitur ini juga memungkinkan anda menarik uang tunai kelipatan Rp 50.000 dengan maksimal penarikan Rp 1.250.000.

www.bca.co.id
www.bca.co.id
Nah bagi anda yang ingin memiliki Sakuku, caranya pun gampang. Berikut beberapa langkah yang bisa diiikuti. Mula-mula, unduh aplikasi Sakuku di Google Play atau App Store. Selanjutnya mengisi data untuk proses verifikasi. Anda diminta membuat PIN Sakuku dalam enam digit numerik.

Setelah Sakuku aktif, anda bisa langsung Top Up atau Cash In dengan maksimal saldo Rp 2.000.000. Setelah aktivasi Sakuku Plus, saldo anda akan bertambah menjadi Rp 10.000.000.

Dengan Sakuku di tangan, segala transaksi bisa berjalan. Demi kemanan transaksi passtikan kerahasiaan PIN terjaga dan memperhatikan layar konfirmasi sebelum melakukan otorisasi transaksi. Selain itu pastikan smartphone memiliki jaringan internet dan saldo Sakuku cukup. Bila ada masalah bisa segera menghubungi Halo BCA melalui 1500888.

www.bca.co.id
www.bca.co.id
Tips aman

Sekalipun uang elektronik menghadirkan kemudahan, keamanan dan kehati-hatian tetap diperlukan. Selain menjaga kerahasiaan PIN, menghindarkan smarthphone dari gangguan virus dan kehilangan perlu dilakukan.

Selain itu, secara berkala perlu mencek saldo uang elektronik anda. Hal ini perlu untuk mencegah terganggunya transaksi bila sampai saldo tidak mencukupi ketika sedang membutuhkan. Di samping itu membuat kita lebih berhati-hati dan penuh perhitungan dalam melakukan transaksi agar anggapan bahwa uang elektronik cenderung boros tidak berlaku pada kita. Bukankah ikhtiar penggunaan uang elektronik adalah untuk kemudahan dan keamanan, bukan?

Bila demikian, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak "move on" kepada uang elektronik terutama keluaran BCA. Mari menggunakan BCA Mobile dan Sakuku! Bila bisa #DibikinSimpel mengapa harus ribet, kan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun