Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Tak Mau Ribet Kala Transaksi? Ya, Move On!

10 Desember 2018   19:29 Diperbarui: 10 Desember 2018   20:07 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengapa uang elektronik?

Beberapa pengalaman itu membuat saya dan mungkin banyak orang ramai-ramai berpindah ke dompet elektronik. Mereka tak mau ribet dan pusing dengan urusan kehilangan dan tetek bengek transaksi menggunakan uang tunai. Perjalanan ke luar rumah pun jadi lebih tenang dan enteng dengan hanya bermodal telepon pintar.

Perlahan tetapi pasti gaya hidup tanpa uang tunai (cashless), bahkan tanpa kartu alias cardless sudah mulai merasuk masyarakat Indonesia. Penggunaan uang elektronik sebagai salah satu intrumen Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (AMPK) pun makin meningkat.

Nilai transaksi harian uang elektronik yang tercatat dalam Statistik Uang Elektronik Bank Indonesia (BI) pada Februari 2016 mencapai Rp 519,36 miliar. Angka tersebut meningkat dari Rp 431,1 miliar pada Desember 2015. 

Tidak hanya nilai, volume transaksi pun meningkat, bahkan cukup signifikan. Pada Februari 2016 tercatat 46,57 juta transaksi, jauh lebih banyak dari Desember 2015 sebanyak 41,6 juta transaksi.

Banyak alasan mengapa uang elektronik semakin diminati. Yang pasti penggunaan uang elektronik memiliki sejumlah keuanggulan.

 Pertama, urusan transaksi baik online maupun offline menjadi lebih sederhana. Kita tidak perlu repot membawa uang tunai, apalagi bila terkait urusan uang dalam jumlah besar. Dengan modal telepon genggam kita bisa bertransaksi dengan mudah, bahkan tidak harus repot mencari ATM terdekat. Dengan hanya scan QR Code segala proses selesai dalam hitungan detik.

Kedua, seperti pengalaman saya di China, dengan uang elektronik urusan pengembalian teratasi seketika. Kita tidak perlu khawatir transaksi di toko atau transportasi umum menjadi ribet. 

Kita tidak lagi pusing dengan kasir atau pengemudi taksi misalnya, ketika tidak memiliki uang kembalian. Perhitungan uang berjalan secara otomatis dengan tanpa mengurangi atau menambahkan satu sen pun. Konsumen senang, produsen atau pemilik toko pun demikian. Segala pencatatan dan pembukuan terdata dengan baik.

Ketiga, transaksi dengan uang elektronik ini makin jamak. Tidak hanya dalam urusan perdagangan, transportasi di banyak tempat, tak terkecuali di tanah air pun makin marak menggunakan uang elektronik. Trend penggunaan uang elektronik berupa kartu atau e-money mudah ditemukan dan diperlukan dalam berbagai urusan.

Dengan cara itu segala transaksi menjadi lebih mudah, tidak terkecuali pembayaran tagihan, belanja, hingga urusan jual-beli di gerai offline.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun