Untuk menjalankan gerakan ini, Danone-AQUA bekerja sama dengan banyak pihak, mulai dari mitra hingga konsumen. Gerakan ini dimulai dengan meningkatkan pengumpulan sampah plastik. Sejumlah aktivitas dilakukan atas dasar komitmen untuk mencapai sejumlah target.
Komitmen lain yang tak kalah penting adalah membuat seluruh kemasan plastinya dapat didaur ulang `100 persen dan meningkatkan proporsi plastik daur ulang di setiap botol yang digunakan sebesar 50 persen pada 2025 mendatang.
Untuk mencapai target tersebut, Danone-AQUA sudah mulai menjalankan beberapa program. Beberapa dari antaranya yang patut digarisbawahi adalah pertama, mendukung perkembangan daur ulang plastik dengan menjadi donator utama program daur ulang pertama dengan Yayasan Dana Mitra Lingkungan.
Melalui program PEDULI, Danone-AQUA menarik kembali setiap botol plastik bekas melalui jalur retailer dan distributor. Selanjutnya botol-botol bekas itu dicacah dan diekspor ke Taiwan.
Ternyata sampah plastik itu bernilai ekonomis. Karena itu sejak 2010, Danone Ecosystem dan Danone-AQUA telah mendukung bisnis sosial untuk pengumpulan sampah plastik di Indonesia. Bekerja sama dengan komunitas pemulung untuk mengumpulkan hingga 12 ribu ton sampah plastik yang siap didaur ulang.Â
Kehadiran enam pusat pengumulan sampah plastik mempermudah proses distribusi. Jumlah tersebut terus bertambah menjadi 10 pusat pengumpulan sampah plastik berikut 10 fasilitas untuk komunitas pengelola sampah.
Tidak hanya bergerak di darat. Danone juga menyasar pengumpulan sampah plastik dari laut.
Jelas program ini tidak mudah. Karena itu perusahaan ini melalui induk perusahaannya ambil bagian dalam misi penelitian bersama The Ocean Cleanup. Ini merupakan sebuah perusahaan rintisan nirlaba dari Belanda yang mengembangkan teknologi canggih untuk membantu pengumpulan sampah plastik dari laut.
Kedua, program Bottle2Fashion. Dari namanya sudah tergambar seperti apa program ini. Selain diekspor ke mancanegara, sampah plastik bisa diolah menjadi produk artistik. Sejumlah produk fashion ternyata bisa dibuat dari sampah botol plastik.
Untuk menjalankan program ini Danone menggandeng H&M Indonesia. Sejak penandatanganan kerja sama pada 4 September 2017 lalu, kedua belah pihak telah menjalankan sejumlah kegiatan. Dimulai dengan memperkuat pengumuplan sampah botol plastik di Kepulauan Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu, sampah botol plastik dijadikan bahan baku pembuatan produk fashion seperti sarung tangan. Menariknya, produk ini sudah dijual di seluruh gerai H&M baik di tanah air maupun mancanegara.