Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Prancis Versus Belgia, Duel Tetangga yang Menyejarah

10 Juli 2018   19:02 Diperbarui: 10 Juli 2018   22:26 2417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Maradona saat menghadapi para pemain Belgia di semi final Piala Dunia 1986, tepatnya pada 25 Juni 1986 di Meksiko/ www.mid-day.com

Stadion Saint Petersburg, Rabu (11/7) dinihari WIB nanti akan menjadi panggung ketiga duel Belgia dan Prancis di Piala Dunia. Namun secara keseluruhan pertemuan kedua tim bukan hal baru. Laga ini ibaratnya pertemuan antara dua tim yang memiliki kedekatan, tidak sekadar sama-sama mendiami benua yang bernama Eropa.

Belgia, negara kerajaan di pesisir utara Eropa berbatasan langsung dengan Prancis di sebelah selatan dan barat. Tidak hanya berdekatan secara wilayah. Penduduk yang mendiami selatan Belgia mayoritas berbahasa Prancis. Kedekatan geografis dan sosial ini membuat pertandingan ini ibaratnya pertemuan antartetangga. Karena memiliki sejumlah kedekatan itu tak heran pertemuan di semi final Piala Dunia kali ini semakin memperpanjang sejarah pertemuan di antara mereka.

Mereka sudah saling berhadapan sebanyak 74 kali. Belgia memiliki catatan pertemuan yang baik. Si Merah mampu meraih 30 kemenangan, 19 imbang dan 24 kekalahan.

Kapan kedua tim pertama kali beradu? Kita harus melihat sangat jauh ke belakang. Dari referensi yang terbatas diketahui kedua tim pertama kali bertemu pada 1904. Saat itu Prancis melakukan perjalanan melintasi perbatasan menuju Belgia. Laga itu diinisiasi dan disponsori perusahaan Belgia, Evence Coppee untuk merayakan persahabatan kedua negara.

Laga itu dihelat di pinggiran kota Brussles. Belgia mengenakan kostum merah sementara Prancis tampil dalam balutan seragam putih. Hasil pertandingan persahabatan itu cukup bersahabat untuk kedua tim. Tidak ada yang kalah dan menang. Sama-sama imbang, 3-3.

Setahun kemudian mereka bertemu kembali di Brussels. Kemenangan menjadi milik tuan rumah, dengan skor telak 7-0. Prancis kemudian membalas kekalahan itu setahun berselang. Bermain di Saint Cloud, tuan rumah balik melumat Belgia lima gol tanpa balas. Begitulah cerita awal pertemuan kedua tim.

Bila di laga persahabatan Belgia sementara ini unggul, tidak demikian di Piala Dunia. Nasib Belgia selalu malang dalam dua pertemuan sebelumnya di pesta akbar sepakbola sejagad itu. Prancis tak pernah kalah.

Peta benua Eropa yang menunjukkan kedekatan geografis antara Prancis dan Belgia/http://soileiragusgonta.com
Peta benua Eropa yang menunjukkan kedekatan geografis antara Prancis dan Belgia/http://soileiragusgonta.com
Malah prestasi Les Blues lebih baik. Prancis sudah lima kali lolos ke semi final, dengan satu di antaranya berbuah gelar juara. Dengan demikian semi final kali ini akan menjadi yang keenam bagi Tim Ayam Jantan. Sementara Belgia ini adalah pencapaian ke empat besar kedua sepanjang sejarah mereka setelah menanti selama lebih dari tiga dekade.

Belgia terakhir kali masuk semi final pada Piala Dunia 1986. Laga ini cukup spesial karena mereka menghadapi Argentina yang diperkuat Diego Maradona. Pada Piala Dunia yang digelar di Meksiko itu Maradona mencetak gol "tangan Tuhan" yang dikenal hingga sekarang. Maradona mencetak gol tersebut sebelum bertemu Belgia yakni ketika mengalahkan Inggris, 2-1.

Saat menghadapi Belgia, Maradona kembali menunjukkan sihirnya. Ia memborong dua gol kemenangan untuk mengantar tim Tango ke partai pamungkas. Maradona memang tidak mencetak gol saat menghadapi Jerman Barat di laga puncak. Namun hasil akhir berpihak pada mereka yang mencatatkan kemenangan 3-2. Josse Luis Brown, Jorge Valdano, Jorge Burruchaga masing-masing menyumbang satu gol. Sementara dua gol Jerman Barat dicetak oleh Karl-Heinz Rummenigge dan Rudi Voller.

Pertemuan pertama Belgia dan Prancis di Piala Dunia terjadi di Prancis. Pada 5 Juli 1938 mereka bertemu di babak 16 besar dengan tidak ada pertandingan babak penyisihan grup sebelumnya. Pertandingan yang digelar di Stade Olympique de Colombes, Paris, berakhir dengan kemenangan 3-1.

Prancis lebih dulu cetak gol di menit pertama. Emile Veinante membuka keunggulan lantas diikuti Jean Nicolas di menit ke-16. Rik Isemborghs memperkecil kedudukan di menit 38, sebelum Nicolas mencatatkan namanya sekali lagi di papan skor. Sayang di pertandingan berikutnya Prancis menyerah dari sang juara, Italia.

Butuh 48 tahun bagi kedua tim untuk bertemu lagi di Piala Dunia. Piala Dunia 1986 mempertemukan mereka. Keduanya memainkan partai play-off perebutan tempat ketiga di Estadio Cuahtemoc di Puebla. Laga berlangsung ketat. Prancis baru bisa memastikan kemenangan dengan skor 4-2 setelah perpanjangan waktu.

Belgia lebih dulu unggul melalui Jan Cuelemans di menit ke-11. Keunggulan Belgia hanya bertahan 16 menit. Jean --Marc Ferrari menyamakan kedudukan dan di menit ke-43 Jean-Pierre Papin membalikkan keadaan.

Nico Clasen kembali membuat skor imbang di menit 73. Skor imbang bertahan hingga waktu normal. Prancis baru bisa menambah dua gol di waktu tambahan melalui Bernard Genghini di menit ke-104 dan Manuel Amaros di menit ke-11. Lesatan Amoros dari titik putih mengakhiri pertandingan sekaligus memastikan langkah Les Blues ke empat besar.

Kemenangan atas Belgia membuka harapan bagi Les Blues untuk membawa trofi Piala Dunia ke Paris. Prancis bertemu Jerman Barat di semi final. Hasilnya? Prancis kalah 0-2. Di pertandingan semi final lainnya, Belgia juga menderita saat menghadapi Argentina dengan skor yang sama.

Maradona saat menghadapi para pemain Belgia di semi final Piala Dunia 1986, tepatnya pada 25 Juni 1986 di Meksiko/ www.mid-day.com
Maradona saat menghadapi para pemain Belgia di semi final Piala Dunia 1986, tepatnya pada 25 Juni 1986 di Meksiko/ www.mid-day.com
Siapa menang?

Kedua tim terakhir kali bertemu pada 7 Juni 2015 di Stade De France. Belgia memenangi laga tersebut dengan skor tipis 4-3. Banyak hal yang berubah setelah itu. Kini Belgia duduk di rangking tiga FIFA, sementara Prancis berada empat strip di belakangnya.

Sepanjang Piala Dunia ini, kedua tim sudah menunjukkan kualitas dan peluang sebagai kandidat juara. Prancis menyingkirkan Argentina di 16 besar, sementara Belgia memupuskan harapan favorit juara, Brasil untuk merengkuh gelar keenam.

Mari kita lihat kekuatan masing-masing tim. Belgia tampil dengan para pemain terbaik yang masuk dalam generasi emas. Kekuatan tim ini terutama terletak pada lini tengah dan depan. Dengan keunggulan itu, tim besutan Roberto Martinez ini kadang mengawali pertandingan dengan formasi 3-4-3 kemudian bisa berubah menjadi 4-3-3 karena tuntutan situasi.

Kevin De Bruyne, Marouane Fellaini dan Axel Witsel adalah kombinasi antara bertahan dan menyerang dari lini tengah. Pergerakan mereka akan menyasar Romelu Lukaku di lini depan. Ia tidak hanya bertipikal striker klasik tetapi juga dengan kelebihan fisik ia bisa berduel baik di darat maupun udara. Dukungan penting datang dari Eden Hazard yang bisa berubah dengan cepat dari gelandang serang menjadi "false 9."

Belgia tidak hanya mengandalkan satu dua orang untuk mencetak gol, meski sebagian besar gol dicetak oleh satu pemain. Dari total 14 gol sepanjang Piala Dunia, empat di antaranya dicetak oleh Lukaku. Hazard mencetak dua gol dan sisanya dicetak oleh tujuh pemain berbeda.

Dengan keandalan di lini tengah, tidak heran bila Belgia lebih kerap menyerang dari sayap. Dengan prosentase 36 persen dari kiri, 38 persen dari kanan dan 26 persen dari tengah, Belgia menjadi salah satu tim dengan pola serangan yang fleksibel dan merata dari segala lini.

Satu-satunya tantangan Belgia adalah pertahanan. Namun mereka memiliki Thibaut Courtois yang tampil menawan saat mengalahkan Brasil dengan skor 2-1. Belgia sudah kebobolan lima gol. Namun sebagian besar terjadi di fase grup, yakni kemasukan 2 gol saat menghadapi Tunisia. Namun seiring performa Belgia yang semakin membaik, kekuarangan ini bisa ditambal dengan keunggulan di lini tengah dan depan.

Situasi serupa tak jauh berbeda dengan Prancis. Les Blues memiliki sederet pemain tengah mumpuni seperti Paul Pogba dan N'Golo Kante. Selain itu mereka memiliki Antoine Griezmann dan Kylian Mbappe untuk membangun serangan. Dengan formasi 4-2-3-1 seraangan Prancis menyasar Olivier Giroud di lini depan dan didukung pula oleh Benjamin Pavard dan Lucas Hernandez yang siap bergerak dari lini belakang.

Didier Deschamps memimpin skuad Prancis dalam salah satu sesi latihan jelang pertandingan semif final menghadapi Belgia/www.thesun.co.uk
Didier Deschamps memimpin skuad Prancis dalam salah satu sesi latihan jelang pertandingan semif final menghadapi Belgia/www.thesun.co.uk
Pola serangan Prancis hampir sama dengan Belgia, bergerak dari sisi sayap. Selain itu keduanya juga sama-sama membangun tim dengan bertumpu pada lini tengah. Dibanding Belgia, pertahanan Prancis sedikit lebih stabil. Kehadiran Raphael Varane dan Samuel Umtiti sangat vital di jantung pertahanan untuk menambal keraguan terhadap kiper utama sekaligus kapten tim, Hugo Lloris.

Giroud yang menjadi striker tunggal kurang mencolok. Ia tenggelam di balik Griezmann dan Mbappe yang telah menyumbang 6 dari sembilan gol timnya. Didier Deschamps tetap memberi tempat ini kepada striker 31 tahun itu untuk memanfaatkan kelebihan fisiknya. Namun minimnya efektivitas striker Chelsea itu membuat kita bertanya-tanya. Apakah di laga krusial ini, Deschamps akan kembali memberi tempat kepada mantan pemain Arsenal itu?

Ada hal lain yang lebih menarik dinanti. Melihat para pemain terbaik kedua tim saling beradu. Terutama bagaimana mereka memenangkan pertarungan di lini tengah dan mengamankan lini belakang dari serangan para bintang lawan. Dengan kekuatan yang seimbang, penentu di pertandingan ini antara lain pada strategi yang dipakai. Siapa di antara Martinez dan Deschamps yang lebih cakap membaca situasi? Begitu pun siapa dari antara para pemain yang akan tampil sebagai pembeda? Apapun itu yang pasti pertandingan ini akan semakin memperpanjang sejarah di antara kedua negara bertetangga ini.

Pastikan, jangan nonton bola tanpa Kacang Garuda!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun