Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

" I Remember Flores" (Romantisme Usai Kekalahan Jepang di Rostov Arena)

3 Juli 2018   16:02 Diperbarui: 3 Juli 2018   18:28 887
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Begini suasana ruang ganti pemain Jepang seusai kekalahan atas Belgia. Mereka meninggalkan ruangan tersebut dalam keadaan rapih dan bersih. Tak lupa mereka menyisipkan tulisan “Spasibo” artinya terima kasih/ https://twitter.com/tancredipalmeri

Kedua, Martinez yang memulai dengan formasi 3-4-3 membuat para pengamat seakan tak percaya. Kemudian terbukti skema tersebut sama sekali tak menguntungkan dan membuat sumber daya pemain yang ada menjadi sia-sia. Justru Jepang mampu memanfaatkan celah ini untuk balik mengekploitasi.

Pergantian dua pemain setelah tertinggal dua gol membuat formasi Belgia menjadi lebih cair antara 4-4-2 dan 4-4-3. Hal ini membuat Belgia mampu merebut kembali kendali lini tengah. Kevin De Bruyne mendapat ruang dan kebebasan untuk bergerak, sementara Romelu Lukaku dan Fellaini ikut membantu dengan memaksimalkan keunggulan fisik.

Entah disengaja atau tidak, perubahan yang diambil Martinez akhirnya berakhir manis. Apakah pelatih asal Spanyol itu berjudi di pertandingan hari itu. Namun yang pasti Jepang memberikan pelajaran penting kepada mereka. Bila terus bertahan dengan formasi 3-4-3 maka Belgia akan menghadapi kendala serupa saat menghadapi tim-tim yang lebih kuat dan cerdas.

Di pertandingan berikutnya, Belgia akan menghadapi Brasil. Ini adalah ujian berat bagi Martinez. Brasil memiliki sejumlah pemain tengah top, sama seperti Belgia saat ini. Namun bila masih tetap mengandalkan formasi semula, bisa jadi lini tengah Belgia akan kesulitan. Lebih dari itu, Martinez akan menyandera dan membuat salah satu bintang mereka, Kevin De Bruyne menjadi tak berarti.

I remember Flores

Belgia akhirnya mampu mencapai klimaks setelah melewati ketegangan yang panjang. Kembalinya Belgia ke puncak permainan terbaik yang dikreasi dalam 9,94 detik. Ya detik-detik terakhir yang menyihir seisi stadion dan para penonton di layar kaca. Sekaligus membuat Jepang menyesali segala kelalaian yang dilakukan.

Bermula dari operan Courtois yang menyasar De Bruyne. Maestro lini tengah ini berlari cepat dengan bola di kaki. Lantas melajukan bola kepada Thomas Meunier yang menusuk ke kotak penalti Jepang. Pemain yang disebutkan terakhir itu lalu memberikan umpan mendatar kepada Romelu Lukaku. Striker Manchester United itu tidak mencoba peruntungan demi menyamai perolehan lima gol Harry Kane di puncak daftar top skor sementara. Ia malah melakukan trik ciamik yang diselesaikan dengan sempurna oleh Chadli.

Tiga kali Eiji Kawashima memungut bola dari dalam gawangnya dalam tempo 20 menit. Pencapaian yang mencengangkan. Hasil dari kombinasi faktor-faktor unggul yakni kualitas, karakter dan mental yang kuat. Hasil ini membuat asa generasi emas Belgia meraih prestasi kian tebal.

Meski kalah Jepang tetap pantas diapresiasi. Tidak hanya pada sikap para pemain dan penonton di luar stadion seusai pertandingan. Tetapi terutama pada cara mereka membanggakan rakyat Asia.

Begini suasana ruang ganti pemain Jepang seusai kekalahan atas Belgia. Mereka meninggalkan ruangan tersebut dalam keadaan rapih dan bersih. Tak lupa mereka menyisipkan tulisan “Spasibo” artinya terima kasih/ https://twitter.com/tancredipalmeri
Begini suasana ruang ganti pemain Jepang seusai kekalahan atas Belgia. Mereka meninggalkan ruangan tersebut dalam keadaan rapih dan bersih. Tak lupa mereka menyisipkan tulisan “Spasibo” artinya terima kasih/ https://twitter.com/tancredipalmeri
Heroisme Jepang membuat saya jadi melankoli. Bayangan akan kampung halaman berkelebat di kepala. Kampung halaman yang pernah punya ikatan yang kuat dengan nenek moyang Inui dan kawan-kawan. Kampung halaman yang turut membuat seorang Tasaku Sato jatuh hati.

Di buku sejarah, Tasaku Sato lebih dikenal sebagai kapten Angkatan Laut Jepang. Kelahiran Taipei, Oktober 1988 ini menjadi Komandan Pasukan Pengawal Angkatan Laut Kerajaan Jepang di Flores sejak 1943, setahun setelah mereka menduduki wilayah Hindia Belanda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun