Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Inspirasi Kylian "37" Mbappe bagi Pemain Muda Kita

2 Juli 2018   21:09 Diperbarui: 3 Juli 2018   10:31 2962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kylian Mbappe dari masa ke masa/gambar dari www.bbc.com

Sejauh ini belum ada pemain muda yang benar-benar mencolok di Piala Dunia 2018 selain Kylian Mbappe. Ya, Kylian Mbappe Lottin dalam usia 19 tahun 6 bulan menahbiskan diri sebagai pemain muda kedua dalam sejarah sepak bola dunia yang mampu mencetak dua gol atau lebih dalam satu pertandingan Piala Dunia.

Belum ada pemain muda lain dalam rentang 60 tahun terakhir yang mampu "memecahkan" rekor Pele itu. Legenda hidup Brasil itu menorehkan sejarah pertama di Piala Dunia 1958 di Swedia saat berusia 17 tahun dan delapan bulan. Mbappe mencetak dua dari empat gol ke gawang Argentina di babak 16 besar, Sabtu (30/06/2018) malam lalu. Ditambah dua gol dari Antoine Griezmann dan Benjamin Pavard melengkapi kemenangan 4-3 atas Tim Tango.

Mbappe tidak hanya "memulangkan" Argentina dan membuat Lionel Messi, dalam mimpi terakhirnya di Piala Dunia, seakan tak ada. Ia pun mampu menyihir seisi Kazan Arena dengan sejumlah aksi ciamik yang berujung tiga gol Prancis, dua secara langsung dan satu melalui pancingan pelanggaran yang berakhir dengan eksekusi penalti yang sukses dilakukan Griezmann di menit ke-13.

Cepat dan cerdas 

Mbappe langsung mencuri perhatian sejak menit pertama. Sepanjang 25 menit awal, semua pasang mata tentu tertuju padanya. Diawali dengan serangan balik cepat, pemain kelahiran 20 Desember 1998 ini berlari kencang meninggalkan pengawalan tiga pemain Argentina. Javier Mascherano, Marcos Rojo dan Enzo Perez "megap-megap"mengejarnya.

Mendekati kotak penalti, Mbappe mengambil keputusan tepat. Ia menyodok bola melewati Rojo yang kemudian mengambil tindakan bodoh dengan menariknya sampai jatuh. Alireza Faghani asal Iran langsung menunjuk titik putih.

Mbappe menghukum kelambanan armada Jorge Sampaoli. Ia juga memberi pelajaran atas kegagapan mereka membaca setiap pergerakannya. Bila kita memutar rekaman pertandingan dan melihat gerak-gerik Mbappe sebelum gol pertama akan mendapatkan sesuatu yang berbeda. 

Dalam usia yang muda ia sudah bisa berpikir untuk mencari celah lawan. Ia berpindah ke posisi yang semula ditempati Antoine Griezmann untuk menembus lini belakang La Albiceleste.

Tentu hal sederhana ini tidak bisa diharapkan serta merta kepada setiap pemain. Pemain senior sekalipun belum tentu memiliki kecerdasan spesial seperti itu. Kecepatan dan kecerdasan itulah yang membuka keran gol Prancis saat itu.

Mbappe melepaskan tembakan yang berbuah gol ke gawang Argentina/Dailymail.co.uk
Mbappe melepaskan tembakan yang berbuah gol ke gawang Argentina/Dailymail.co.uk
Dan sumber daya yang sama menenggelamkan Argentina dalam keterpurukan setelah mencetak dua gol terakhir Prancis, menyusul sepakan indah Pavard. Kontrol yang bagus dan penempatan posisi yang tepat di kotak penalti lawan membuatnya mendapat ruang yang cukup untuk menembakkan sepakan terukur tanpa bisa dijangkau Franco Armani.

Sejak aksi ciamik itu di kalangan para pemain Prancis, Mbappe mendapat panggilan baru. Nama yang cukup aneh, "37." Ini merujuk pada kecepatan tertinggi yang dicapainya di pertandingan tersebut yakni 37 km/jam.

Statistik ini kemudian dikoreksi FIFA. Federasi tertinggi sepak bola dunia itu menyebut kecepatan Mbappe hanya berada di angka 32,4 km/jam. Meski begitu sebutan "37" sudah terlanjur dipakai oleh para pemain Prancis, terutama Florian Thauvian.

Statistik penampilan Mbappe di Piala Dunia 2018/ www.transfermarkt.com
Statistik penampilan Mbappe di Piala Dunia 2018/ www.transfermarkt.com
Rendah Hati

Nama Mbappe memang sudah sering disebut-sebut. Lesatan 30 gol bersama AS Monaco membuatnya Paris Saint-Germain (PSG) tergoda meminangnya. Ia pun pindah ke Parc des Princes dengan status pinjaman dan melihat sepak terjangnya sejauh ini hampir pasti PSG rela menebus hingga 166 juta euro untuk mendapatkannya secara permanen.

Tidak hanya PSG, klub besar lain pun tertarik mendapatkan tanda tangannya. Nilai jualnya pun melambung tinggi, hanya kalah dari Neymar saat dibeli dari Barcelona sebesar 222 juta euro.

Meski menjadi remaja sukses dan kaya raya, Mbappe tetap rendah hati. Rekan setim, Florian Thauvin dalam pernyataan yang dikutip L'Equipe bersaksi. Tidak ada sesuatu yang berbeda dalam perilaku Mbappe usai kemenangan atas Argentina.

Kesan yang sama keluar dari mulut Antonio Riccardi, pelatih tim muda AS Bondy, klub masa kecilnya. Meski telah menjadi pemain besar kecintaannya kepada klub tersebut tidak pernah luntur, sama seperti perhatiannya kepada keluarga dan kampung halamannya. 

Bila menyempatkan diri bertandang ke klub tersebut, ia akan menyapa setiap orang yang ditemui, memberi pelukan kepada para pelatih, lantas mengambil bola dan mengajak para pemain muda lainnya bermain.

Sikap ini membuat Mbappe terlihat matang di usia yang masih muda. Ia menunjukkan pembawaan diri seperti pemain yang telah berusia kepala tiga atau lebih.

Potret AS Bondy klub masa kecil Mbappe. Klub ini semakin dikenal seiring popularitas Mbappe di jagad sepak bola dunia/BBC.com
Potret AS Bondy klub masa kecil Mbappe. Klub ini semakin dikenal seiring popularitas Mbappe di jagad sepak bola dunia/BBC.com
Berbakat dan gigih

Mbappe mewarisi hampir seluruh yang terbaik dari keluarganya. Wilfried, keturunan Kamerun dan Fayza berdarah Aljazair-Prancis, tidak hanya mengajarkan nilai-nilai positif secara langsung, tetapi juga melalui sikap hidup.

Orang tua Mbappe adalah pencinta olahraga sejati. Wilfried begitu dekat dengan sepak bola. Ia merupakan pelatih sepak bola sekaligus orang pertama yang melatih Mbappe di  AS Bondy. Sementara sang ibu adalah atlet bola tangan.

Kedekatan dengan olahraga ini membuat mereka dengan sendirinya memberikan segala yang baik kepada sang anak. Mbappe jelas mewarisi bakat sepak bola dari sang ayah, sebagaimana kedua saudaranya. Namun bakat tersebut tidak ada artinya bila tidak dikembangkan.

Sejak kecil Mbappe sudah dekat dengan sepak bola. Ia tidak hanya berlatih di lapangan, tetapi juga menjadikan ruang tamu rumahnya sebagai arena berlatih. Ia meliuk-liuk di ruang yang sempit dan deretan meja dan sofa dijadikan sebagai tiang gawang.

Ia mengimbangi fisiknya yang ceking dengan kegigihan berlatih. Bakatnya yang begitu menonjol di antara rekan sebaya berpelukan dengan sikap tak pernah puas. Beberapa tahun tak bertemu, Riccardi kemudian takjub akan perkembangan dan pertumbuhan mantan anak asuhnya. Tinggi Mbappe sudah menyainginya plus fisik yang kekar. Kemudian ia mendapatkan satu nilai penting.

"Kylian selalu antusias. Anda harus bekerja keras ketika Anda memiliki bakat seperti dia karena jika tidak, orang lain yang kurang berbakat tetapi bekerja keras dapat mengejar ketinggalan," ungkapnya kepada BBC.com.

Tidak pada pesta

Mbappe tidak hanya menikmati sepak bola tetapi juga tahu bagaimana menjaga kecintaannya pada olahraga yang satu ini. Ia selalu gigih berlatih, tidak pernah merasa puas dengan pencapaian yang ada. Ketika pemain-pemain lain sudah merasa puas dan cukup dengan suatu pencapaian, tidak demikian dengan Mbappe. 

Dalam ungkapan Riccardi, "Kylian akan selalu berpikir tentang sepak bola, selalu berbicara tentang sepak bola, selalu menonton sepak bola-dan bila dia tidak melakukan itu, dia akan bermain sepak bola di PlayStation."

Tidak hanya menjiwai sepak bola, Mbappe juga tahu bagaimana menunjukkan diri sebagai pesepak bola sejati. Dengan pencapaian dan kemewahan yang diperoleh tidak serta merta membuatnya takabur. Atmane Airouche, presiden AS Bondy memiliki bukti.

Airouche menjadi saksi mata sikap Mbappe usai mengantar Prancis menjuarai Piala Eropa U-19 pada 2016 lalu. Mereka menemui Mbappe di luar stadion di Jerman. Betapa terkejutnya ia mendengar penolakan Mbappe atas ajakan untuk berpesta bersama rekan-rekannya. Ia lebih memilih segera kembali ke rumah.

Biodata Mbappe. Bisa dilihat dalam usia yang masih sangat muda
Biodata Mbappe. Bisa dilihat dalam usia yang masih sangat muda
Airouche juga ingat kisah lain. Ketika Monaco menjadi juara, ia menjadi satu-satunya pemain yang tidak memiliki ponsel selama perayaan di lapangan. "Semua yang lain keluar berpesta, dia adalah satu-satunya yang pulang ke rumah untuk tidur."

Masih banyak kisah lain yang mengirinya sepak terjang Mbappe sejauh ini. Kita belum bisa menebak seperti apa Mbappe di masa depan. Ada pemain yang bersinar di masa muda namun layu tak lama berselang. Namun dengan pembawaan dan perihidup seperti ini membuat banyak orang cukup yakin Mbappe akan menjadi bintang di masa depan. 

Pesona yang telah ditunjukkannya saat ini bukan tidak mungkin membuatnya menjadi seperti idolanya sejak kecil, Cristiano Ronaldo dan para pemain besar lain yang dikaguminya.

Akhirnya, pesan Airouche sangat aktual untuk para pemain muda, termasuk di tanah air. Sekalipun kita memiliki banyak keterbatasan bila dibandingkan sepak bola di mancanegara, namun prasyarat dan kondisi tertentu berlaku sama di mana-mana, seperti yang telah dan sedang diejawantahkan Mbappe.

"Profesional lain harus belajar dari Kylian. Anda tidak akan pernah mencapai tujuan Anda. Bekerja lebih keras dan lebih keras setiap hari."

Mbappe kecil dengan poster Ronaldo yang memenuhi dinding kamarnya/BBC.com
Mbappe kecil dengan poster Ronaldo yang memenuhi dinding kamarnya/BBC.com
Terima kasih Mbappe!  Mbappe telah menjadi salah satu alasan kita belum juga berpaling dari layar Piala Dunia 2018. Tentu saja,  jangan nonton bola tanpa Kacang Garuda!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun