Â
If the world cup winner is decided by the number of passes instead of goal, Spain will be the champions since the first game.Â
Petikan di atas saya sadur dari komentar seorang teman penggemar berat timnas Jerman. Tak lama setelah Der Panzer angkat kaki dari Piala Dunia 2018, ia menulis komentar tersebut di laman resmi facebook DFB, Federasi Sepak Bola Jerman.
Entah berapa banyak umpan yang dilepaskan Jerman kala itu. Sepertinya aksi serupa dilakukan jauh lebih banyak oleh Spanyol Minggu, 01/07/2018) malam WIB kemarin. Menghadapi tuan rumah Rusia di Stadion Luzhniki, La Furia Roja menyelesaikan lebih dari 1000 umpan. Namun umpan-umpan bejibun itu hanya berbuah satu gol, sama seperti yang dilakukan tuan rumah sepanjang waktu normal.
Spanyol akhirnya menyusul Jerman. Tersingkirnya dua unggulan ini melahirkan konklusi. Kemenangan tidak semata-mata ditentukan oleh jumlah umpan. Begitu juga penguasaan bola seberapa mutlakpun bila tak diselesaikan dengan sempurna tak banyak berarti. Piala Dunia, begitu juga pertandingan sepak bola umumnya, bukan kontes adu umpan!
Spanyol lebih dulu memimpin setelah bek Rusia, Sergei Ignashevich melakukan gol bunuh diri di menit ke-12. Sebelum kedua tim ke ruang ganti, Artem Dzyuba menyamakan kedudukan melalui titik putih tersebab handball Gerard Pique.
Sebelum pertandingan ini, kecuali orang Rusia, akan mengunggulkan Spanyol. Selain sedikit terganggu dengan transisi pelatih dari Julen Lopetegui kepada Fernando Hierro, tim tersebut memiliki sumber daya memadai dan nyaris memenuhi segala syarat untuk menjadi juara. Namun apa yang terjadi di lapangan pertandingan benar-benar tak terduga.
Rusia mulai mendapat keuntungan dari pelanggaran Pique. Strategi yang diterapkan, bertahan sejauh dapat dan menyerang bila memungkinkan, berjalan baik untuk mengantar mereka ke pertarungan pamungkas dalam drama adu penalti. Igor Akinfeev pun menjadi pahlawan. Kiper senior sekaligus kapten tim ini menyelamatkan tendangan dua algojo Spanyol, Koke dan Iago Aspas.
Selain telah disinggung sebelumnya, tersingkirnya Spanyol kali ini juga disebabkan beberapa hal. Pertama, selama 120 menit pertandingan, Spanyol hanya memiliki satu kesempatan untuk melewati pertahanan Rusia. Tidak ada hal menggetarkan lainnya yang terjadi selain itu. Apakah pertahanan Rusia benar-benar istimewa?
Saya kira tidak. Amunisi Spanyol mencukupi untuk menggempur para palang pintu raksasa kepunyaan Stanislav Cherchesov yang diturunkan di laga itu. Yang tidak dipunyai Spanyol saat itu adalah kreativitas bermain. Saat kebuntuan menerjang, tak kuasa melewati hadangan 10 pemain lawan, tidak ada "rencana B."