Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

"No Harry No Party" di Panggung Mini Liga Inggris

29 Juni 2018   14:36 Diperbarui: 29 Juni 2018   14:38 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jesse Lingard (kiri) bercanda dengan Romelu Lukaku. Keduanya diistirahatkan dalam pertandingan Inggris kontra Belgia/Dailymail.co.uk

Pertandingan antara Inggris menghadapi Belgia di Stadion Kaliningrad, Kamis (28/06/2018) atau Jumat dini hari WIB adalah satu dari dua laga penghabisan di fase penyisihan grup Piala Dunia 2018. Duel memperebutkan status pemuncak grup G itu akhirnya dimenangkan Belgia satu gol tanpa balas. Adan Januzaj mencetak gol cantik di menit ke-51 untuk memastikan Belgia ke 16 besar dengan status jawara grup.

Apakah Belgia memang pantas menang di pertandingan tersebut? Sebelum laga ini mengemuka dugaan kedua tim akan menjalani pertandingan ini sebagai formalitas belaka. Bermain asal-asalan entah apapun hasilnya. Atau bila perlu sengaja menyerah kalah, apalagi bila ada peluang menghadapi lawan yang lebih mudah di babak hidup mati.

Ya sekilas dugaan itu terbukti. Lihat saja formasi yang diturunkan kedua pelatih. Gareth Southgate tak menurunkan beberapa pemain kunci yang selalu mengisi line-up Inggris. Mereka adalah Harry Kane, Raheem Sterling, Jordan Henderson, dan Kyle Walker. Sebagai gantinya sang pelatih memberi tempat kepada Jamie Vardy, Eric Dier, Fabian Delph, Marcus Rashford, dan Ruben Loftus-Cheek.

Sementara Eden Hazard, Kevin De Bruyne dan Romelu Lukaku dicadangkan pelatih Belgia, Roberto Martinez. Beberapa tempat utama itu diberikan kepada Thorgan Hazard, Adan Januzaj, Mousa Dembele, dan Michy Batshuayi.

Sengaja menghindari kemenangan tentu sebuah pilihan memalukan yang diambil oleh kedua tim. Sebagai turnamen utama yang menyedot perhatian seantero jagad menyerah kalah tanpa perjuangan akan menjadi aib. Para pendukung pun akan mengutuk bila tim kesayangannya tampil sekenanya saja. Gengsi dan pertaruhan nama besar membungkus aroma persaingan kedua tim.

Southgate menyesali hasil akhir pertandingan tersebut. Ia sebenarnya berharap The Three Lions mampu memetik hasil sempurna setelah berjuang maksimal. Para pemain pelapis telah berjuang sebisa mungkin meski tak berujung manis. Meski begitu ada hikmah yang bisa dipetik dari pertandingan ini salah satunya memberi menit bermain kepada para pemain lain.

Adnan Januzaj merayakan gol ke gawang Inggris/dailymail.co.uk
Adnan Januzaj merayakan gol ke gawang Inggris/dailymail.co.uk
Ada hal menarik lain yang patut dicatat. Pertama, ketergantungan Inggris pada Kane. Kane tidak hanya menyandang status sebagai kapten tetapi juga harapan di lini depan. 

Absennya Kane, sebagaimana terlihat sejak pertandingan sebelumnya kontra Panama, memberi pengaruh pada daya gedor dan penyelesaian akhir tim Inggris. Setelah Kane ditarik keluar di babak kedua, pesta enam gol Inggris ke gawang Panama pun berakhir. Ketika menghadapi Belgia kali ini, Inggris sama sekali tak mampu mencetak gol. Tanpa Kane, Inggris tak bisa berpesta. No Harry, no party!

Duet Vardy dan Marcus Rashford tak mengecewakan di pertandingan ini. Keduanya beberapa kali memberikan ancaman, meski secara kuantitatif kalah dari Belgia. Minimnya waktu bermain bersama di antara kedua pemain itu membuat mereka belum bisa mengambil peran yang ditinggalkan Kane. Rashford khususnya masih harus membenahi kemampuan "finishing" agar bisa berevolusi menjadi stiker top. Sementara Vardy masih harus mendapatkan menit bermain untuk membuktikan diri, sesuatu yang nyaris mustahil terjadi di pertandingan-pertandingan Inggris selanjutnya.

Secara umum penampilan Inggris cukup baik. Meski tak ada sejumlah pemain utama, mulai dari sang kapten, Jordan Henderson di lini tengah serta Raheem Sterling dan Jesse Lingard di sayap, para pemain pelapis cukup memberikan harapan. Meski begitu harapan mencetak gol tetap tak terpenuhi hingga laga usai. Bukan karena tidak ada peluang, tetapi kurangnya kemampuan penyelesaian akhir.

Secara kolektif Inggris memang masih harus belajar mengelola tekanan terutama yang datang dari pihak lawan. Menghadapi Belgia, Inggris beruntung hanya kemasukan satu gol. Bila persoalan ini tidak segera diatasi akan mendatangkan persoalan di laga selanjutnya.

Meski begitu secara keseluruhan kredit patut diberikan kepada Southgate. Pelatih 47 tahun itu sudah memanajemen para pemain terbaik Inggris saat ini. Ia menggembleng mereka menjadi sebuah tim yang telah sekian lama mengharapkan perubahan nasib, terutama mengatasi ketidakmampuan meraih kemenangan di turnamen besar.

Jesse Lingard (kiri) bercanda dengan Romelu Lukaku. Keduanya diistirahatkan dalam pertandingan Inggris kontra Belgia/Dailymail.co.uk
Jesse Lingard (kiri) bercanda dengan Romelu Lukaku. Keduanya diistirahatkan dalam pertandingan Inggris kontra Belgia/Dailymail.co.uk
Miniatur Liga Primer Inggris

Laga Inggris kontra Belgia tak ubahnya panggung mini Liga Primer Inggris. Para pemain terbaik di kompetisi tersebut tidak hanya menjadi andalan Inggris, tetapi juga Belgia. Belgia memiliki duo Tottenham Hotspur di lini pertahanan yakni Toby Alderweireld dan Jan Vertonghen. Selain itu sang kapten yang tengah dirundung cedera, Vincent Kompany memainkan peran yang sama sebagai pemain belakang Manchester City. Di lini paling belakang ada Thibaut Courtois yang menjadi andalan Chelsea dalam beberapa musim terakhir.

Lebih ke dalam ada Kevin de Bruyne. Gelandang kreatif yang mencuri perhatian luas. Ada juga Dembele yang bermain untuk Tottenham Hotspur. Berikut Marouane Fellaini dan Eden Hazard yang masing-masing menjadi andalan Manchester United dan Chelsea. Pemain yang disebutkan terakhir masih terus menjadi buah bibir sebagai salah satu pemain hebat di kompetisi tersebut sepeninggal Cristiano Ronaldo.

Salah satu pemain tersubur di Liga Inggris menjadi andalan Si Merah kali ini. Ia adalah Romelu Lukaku, yang tengah "berbulan madu" setelah meninggalkan Everton. Tidak hanya itu, Belgia masih punya pemain depan Chelsea, Michy Batshuayi.

Memiliki para pemain hebat tersebut jelas sebuah kebanggaan bagi Belgia. Mereka adalah bagian dari generasi emas yang tengah  mengejar klimaks setelah gagal di beberapa turnamen mayor terakhir. Sementara Inggris masih terus membuktikan kualitas timnas agar paralel dengan gegap gempita dan nama besar kompetisi lokal.  Meski tidak pernah kehabisan talenta berbakat namun kesuksesan di panggung internasional masih sebatas harapan. 

Dalam beberapa dekade terakhir Inggris memiliki Steven Gerrard, Paul Scholes, Frank Lampard, Rio Ferdinand, John Terry dan Wayne Roooney. Sekalipun sebagian dari antara mereka itu pernah bermain bersama, Inggris selalu berakhir mengecewakan.

Pertandingan ini sekaligus menjadi pertarungan antara para pemain terbaik dari kedua negara yang bermain di Liga Primer Inggris/Dailymail.co.uk
Pertandingan ini sekaligus menjadi pertarungan antara para pemain terbaik dari kedua negara yang bermain di Liga Primer Inggris/Dailymail.co.uk
Kritik pun menyusul kegagalan demi kegagalan tersebut. Kompetisi domestik menjadi salah satu sasaran tembak. Disebutkan klub-klub lokal kurang memberi tempat kepada bakat-bakat lokal. Liga Primer Inggris lebih sebagai panggung para pemain asing yang dibeli dengan harga selangit. Dan bila kritik itu benar maka Belgia menjadi salah satu negara yang tengah menikmati kemewahan itu.

Melihat performa Inggris kali ini, apakah tuduhan tersebut masih berdasar? Apakah dengan materi pemain yang ada saat ini performa Inggris masih diragukan? Gemerlap Liga Inggris di satu sisi akan terus berjalan dan di sisi lain para pemain setempat yang kini mendapat tempat di tim nasional diuji untuk membuktikan bahwa mereka tidak hanya bisa bersaing di kompetisi domestik tetapi juga panggung internasional.

Inggris memiliki beberapa pemain terbaik yang menjadi andalan tim-tim besar seperti Tottenham Hotspur, Manchester United dan Chelsea, juga bakat-bakat yang kurang dikenal yang bermain untuk Leicester City dan Everton. Bila mereka terus diasah dan dipadupadan, bukan tidak mungkin, cepat atau lambat akan membuahkan hasil. Kita tunggu pembuktian mereka. Ingat, jangan nonton bola tanpa Kacang Garuda!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun