Korea Selatan memang tersingkir. Namun mereka tetap berbangga bisa mengakhiri sepak terjang di Rusia dengan hasil memuaskan. Mengalahkan sang juara bertahan dan favorit juara adalah kado manis yang bisa dibawa pulang.Â
Memulangkan Jerman dan memberikan rasa sakit yang sama seperti Spanyol di Brasil, Italia di Afrika Selatan dan Prancis di Korea Selatan dan Jepang adalah sebuah kenikmatan tersendiri, sejarah tersendiri pula.
Para penggemar Jerman tentu berharap tim kesayangannya bisa memanfaatakan momentum kemenangan dramatis atas Swedia di laga pamungkas hari ini. Gol kemenangan dari Kroos sekiranya memacu semangat dan mengembalikan tim ke jalur positif. Mereka hanya butuh kemenangan terakhir sebagai penebusan pamungkas atas inkonsistensi di fase grup untuk lolos ke babak 16 besar.
Sayang, harapan tinggal harapan. Sejak peluit dibunyikan, Jerman yang tetap tenang tak juga menunjukkan hasil hingga paruh pertama berakhir. Ketenangan Jerman justru mengisyaratkan masalah yang lebih dalam.
Meski menguasai bola, anak asuh Joachim Loew kehilangan beberapa kunci yang diharapkan bisa membuka kebuntuan. Selain lamban, koordinasi permainan pun tak rapih. Selain itu tak terlihat kreativitas dan kualitas di area pertahanan lawan. Marco Reus dan Timo Werner tak bertaji.Â
Mesut Oezil seakan kehilangan sentuhan-sentuhan kreatif. Padahal mereka mendapat kepercayaan dengan mengorbankan Thomas Muller dan Julian Draxler yang dicadangkan.
Sementara Korea Selatan bermain tanpa beban. Meski terus ditekan mereka tak kehilangan semangat. Wakil Asia ini justru terlihat sukses mengadopsi strategi yang berhasil diterapkan Meksiko dan Swedia. Kuat dalam bertahan dan bergerak cepat untuk menyerang saat mendapat bola.
Strategi yang berhasil dijalani membuat para pemain Jerman frustrasi. Peluang-peluang emas, terutama dari bola-bola atas selalu meleset dari sasaran. Tandukan dan eksekusi Mats Hummels dan Leon Goretzka tak mengenai sasaran. Begitu juga sepakan demi sepakan pun mental di hadapan Cho Hyun-Woo yang berada di bawah mistar gawang.
Jerman yang asyik menyerang alpa mempertahankan diri ketika diserang balik. Absennya Jerome Boateng karena hukuman satu pertandingan meninggalkan celah yang tak bisa digantikan dengan baik oleh Niklas Sule, alih-alih Antonio Rudiger. Jerman nyaris kebobolan bila saja sepakan voli Son tak meleset tipis di atas gawang Neuer. Peluang itu diperoleh setelah tandukan Sule justru mengarah ke Son.