Tidak hanya menguras tenaga kedua pemain, energi para penonton pun tersedot. Betapa tidak, kedua pemain menampilkan duel ketat. Saling kejar mengejar angka setelah kedudukan sama kuat 17-17. Bisa disebut setelah itu, jantung para penonton bekerja lebih kencang. Tanpa perlu berpanjang kata, perjalanan skor ini sudah cukup menggambarkannya: 18-18, 20-18, 20-20.
Setelah itu masih ada tiga match point lagi. Ihsan sempat tertinggal 20-21, sebelum menyamakan kedudukan menjadi 21-21. Selanjutnya giliran Ihsan memimpin, namun berhasil dikejar Wangcharoen. Ihsan kembali memimpin setelah "challenge in". Angka terakhir diwarnai reli panjang sebelum Ihsan menutupnya dengan "smash" keras. Bagi saya, "rally" terakhir menjadi "play of the day" yang mengkombinasikan teknik dan tensi yang panjang.
Kredit patut diberikan kepada Ihsan. Dalam segala tekanan, ia mampu menyumbang poin. Ia melewati momen penuh ketegangan dengan semangat juang pantang menyerah hingga akhirnya menang. Meski begitu perjuangan tim secara keseluruhan patut diapresiasi.
Apresiasi juga patut diberikan kepada Thailand. Mereka telah menghadirkan tontonan yang menarik berkat "fighting spirit" yang memukau, tidak hanya kepada Indonesia tetapi juga Korea Selatan di pertandingan sebelumnya. Anak asuh Rexy Mainaky mampu mencuri satu game dari Indonesia dan dua game dari Korea Selatan, sebuah perjuangan yang pasti tidak mengecewakan penonton dan lebih dari cukup mendatangkan "respect."
Kembali lagi ke Minions. Menarik berbicara lebih jauh tentang kekalahan pasangan ini. Terlepas dari faktor keberuntungan dan ketidakberuntungan, ada pertanyaan penting yang patut dikemukakan. Mengapa keduanya bisa menyerah mudah dari pemain non unggulan?
Banyak sebab, tentu saja. Jeda kompetisi yang cukup lama bisa menjadi alasan. Tidak mengayun raket dalam turnamen kompetitif selama dua bulan membuat mereka harus kembali beradaptasi satu sama lain. Termasuk pula mendapatkan kembali "chemistry" yang telah dibangun selama ini.
Waktu selama 60 hari memang cukup panjang untuk beristirahat. Tetapi juga cukup signifikan mempengaruhi momentum dan tren positif yang telah dijaga. The Minions terakhir kali tampil di tur BFW saat mempertahankan All England pada Maret lalu.Â
Kemenangan atas pasangan kawakan Denmark, Mathias Boe/Casten Mogensen, 21-18, 21-17 di Arena Birmingham, Inggris itu menjadi laga kompetitif terakhir mereka. Setelah itu mereka mengambil jeda dari turnamen, karena satu dan lain pertimbangan, terutama karena Gideon yang mengakhiri masa lajang.
Keduanya boleh saja digdaya di turnamen reguler atau individu. Namun situasi dan atmosfer berbeda dialami saat ambil bagian di turnamen beregu. Sudah banyak kejadian, pemain atau pasangan yang tampil baik di tur reguler malah gagal menyumbang poin. Pasangan sekelas Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan pun pernah mengalami hal serupa.