Inilah salah satu akar persoalan yang perlu segera dicabut oleh PBSI. Tidak cukup mengasah skill dan menempa teknik Gregoria cs yang secara potensial tidak kalah dengan para pemain seangkatan dari mancanegara yang telah salip menjadi bintang di tingkat senior. Hal penting adalah mempertebal mental dan menumbuhkan semangat juang.
Kembali terkait Gloria. Ia punya prasyarat menjadi pemain bintang. Bahkan ada yang menyebutnya mirip Wang Shixian yang memiliki dropshot tajam tetapi kurang cakap dalam permainan netting. Sebelum menghadapi Han Yue, Jorji, begitu ia disapa, memiliki modal dua kemenangan di level junior. Namun saat bertemu di level senior ternyata hasil berbeda. Ia kalah 19-21 dan 16-21 dari Han Yue yang secara peringkat masih tertinggal jauh darinya. Jorji di peringkat 38, pemain China itu masih tercecer di urutan 112.
Fitriani juga memiliki modal skill bagus. Di beberapa tur sebelumnya kerap tampil mengejutkan. Namun ia belum bisa lepas dari masalah klasik yakni terlambat panas. Selalu saja tertinggal di awal game. Ia baru terjaga menjelang usai. Namun sayang, jarak ketertinggalan sudah terlampau jauh untuk dikejar.
Terus membicarakan sektor tertentu tidak bermaksud melemahkan semangat, tetapi berharap mendapat skala perhatian yang lebih agar tidak terus tertinggal dari negara-negara lain. Sekiranya kado pahit yang diperoleh dari Selandia Baru di hari bahagia PBSI ini dimaknai sebagai lecutan kepada para pihak terkait untuk bekerja lebih keras. Tanggung jawab terhadap prestasi bulu tangkis Indonesia tidak hanya berada di pundak PBSI semata, tetapi kita bersama.
Bravo PBSI! Sampai bertemu di turnamen selanjutnya di Australia S300 pada 8-13 Mei 2018.
N.B
Daftar juara #NewZealandSuper300: