Selain level turnamen yang meningkat dan persaingan yang sengit, turnamen ini dihelat di tempat yang baru saja direnovasi. Istora Senayan, Jakarta, yang sebelumnya selalu menjadi venue andalan untuk turnamen berkelas di tanah air baru saja selesai bersolek. Pemugaran itu, yang sudah sepantasnya, dalam rangka persiapan ajang bergengsi dalam beberapa waktu ke depan seperti Indonesia Open Level 2- BWF World Tour Super 1000 pada Juli dan Asian Games sebulan berselang.
Seperti diikhtiarkan para pemangku kepentingan, perhelatan Indonesia Masters di tempat legendaris itu dalam rangka persiapan untuk kejuaraan yang lebih besar tersebut. Ia tak ubahnya "test event" meski tidak dalam arti sepenuhnya.
Setelah direnovasi Istora tampil dengan wajah yang lebih berseri dan berkelas. Bila sebelumnya kita kerap mendapati atap stadion bocor, kali ini fenomena tersebut dipastikan tak terjadi lagi. Selain itu Istora mengalami perbaikan mendasar terutama dalam tiga aspek utama. Selain "flooring" (karpet dan lantai dasar lapangan), "lighting" (pencahayaan lapangan) dan kondisi angin pun dipantau.
Sebagai stadion yang menjadi ikon bulu tangkis Indonesia dan juga mendapat tempat di hati para pebulutangkis kelas dunia, Istora kini hadir sebagai venue olahraga terkini. Pengaturan tempat duduk penonton telah dibuat menjadi lebih baik. Kita mendapati Istora saat ini dengan deretan "single seating" yang membuat para penonton bisa menyaksikan pertandingan dengan lebih nyaman.
"Walaupun sudah 2000 lumens, tetapi tidak panas, akan membuat pemain lebih nyaman. Di JCC kemarin, kami pakai 1200 lumens tetapi pemain sudah merasa gerah, karena jenis lampunya berbeda. LED terangnya oke dan tidak panas," ungkap Budiharto yang juga menjabat Sekjen PP PBSI kepada Djarumbadminton.com.
Peremajaan itu tidak hanya memanjakan para pemain tetapi juga penonton. Ini menjadi daya tarik lain yang membuat perhelatan Indonesia Masters kali ini layak ditonton. Bila memungkinkan sejauh dapat merapat ke Istora, melihat dari dekat para pemain terbaik berlaga di Istora yang tampil kekinian. Mengeluarkan kocek sebesar Rp 25 ribu (untuk kelas I pada babak kualifikasi), atau bila perlu Rp 300 ribu untuk kelas VIP (saat partai final) sepertinya tak ada artinya dengan sajian yang bakal dinikmati.
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H