Patut diakui kebanggaan bulu tangkis Indonesia masih bertumpu pada sektor ganda, baik ganda putra maupun ganda campuran. Selain posisi di rangking dunia, jumlah kontestan yang ambil bagian di turnamen akbar seperti Super Series Finals, Kejuaraan Dunia hingga Olimpiade masih didominasi kedua nomor tersebut.
Situasi ini berbanding terbalik dengan China. Negeri Tirai Bambu itu mampu meloloskan wakil dalam jumlah maksimal. Hal ini memberi arti penting. Regenerasi di bulu tangkis China berjalan baik dan merata. Sebaliknya, proses serupa berjalan lambat, tak merata dan kurang konsisten di bulu tangkis Indonesia. Selain kedua sektor tersebut, terutama di nomor tunggal, apalagi tunggal putri, Indonesia masih harus bekerja ekstra keras untuk menghadirkan prestasi.
Sepanjang tahun ini Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Marcus Fernaldi Gideon menjadi pemain Indonesia yang paling konsisten menjaga performa. The Minions mampu meraih enam gelar super series masing-masing All England, India Open, Malaysia Open, Japan Open, China Open dan terakhir Hong Kong Open. Perempatfinalis Kejuaraan Dunia itu juga dua kali menginjak babak final super series yakni Korea Open dan Denmark Open.
Tak heran pasangan liliput yang berada di puncak rangking BWF itu dianugerahi gelar Pemain Putra Terbaik 2017 (Male Player of The Year). Penghargaan tersebut diserahkan dalam acara gala dinner turnamen BWF World Super Series Finals 2017 di Dubai, Uni Emirat Arab, Senin (11/12/2017).
The Minions menyisihkan sejumlah nominator yakni Zheng Siwei, Viktor Axelsen dan Kidambi Srikanth. Siwei merupakan pemain muda China serba bisa yang berlaga di nomor ganda putra dan ganda campuran.Â
Sepanjang tahun ini pemain 20 tahun itu menyabet empat gelar super series bersama pasangan ganda campuran, Chen Qingchen. Selain itu ia juga menjadi runner-up di lima turnamen super series, empat dari antaranya di nomor ganda campuran. Bersama Chen Qingchen keduanya mengukuhkan diri sebagai ganda campuran terbaik dunia.
Sepak terjang Axelsen dan Kidambi pun tak kalah mentereng. Axelsen adalah tunggal putra nomor satu dunia. Pemain muda Denmark ini meraih medali emas Kejuaraan Dunia dan dua kali meraih podium tertinggi di turnamen super series masing-masing di India dan Jepang. Srikanth menjadi pemain India dengan perkembangan pesat belakangan ini.Â
Pemain 24 tahun itu memenangkan empat gelar super series (Indonesia Open, Australian Open, Denmark Open, dan French Open) sepanjang tahun ini. Bersama Axelsen keduanya menjadi pemain muda yang mampu bersaing dengan para pemain senior seperti Lee Chong Wei dan Chen Long.
Selain "The Minions", Indonesia juga mengirim dua kandidat lain peraih penghargaan tahunan BWF. Pemain tunggal putri Gregoria Mariska dan tandem Greysiaa Polii di ganda putri, Apriyani Rahayu. Keduanya masuk nominator The Most Promising Player of the Year (Eddy Choong Award).
Jorji dan Apri bersaing dengan pemain tunggal putri China, Chen Yufei; ganda putra dan ganda campuran India, Satwiksairaj Rankireddy dan bintang muda China di nomor tunggal putri, Lee Zii Jia.
BWF Awards Commission akhirnya memilih Chen Yufei sebagai pemenang tahun ini. Chen dianggap sebagai sosok paling menjanjikan tahun ini. Baru berusia 19 tahun, Chen mampu meraih medali perunggu Kejuaraan Dunia dan menembus babak semi final dua turnamen super series (Japan Open dan Denmark Open). Selain itu Chen tercatat sebagai perempatfinalis Malaysia Open, Australian Open, French Open dan Hong Kong Open.