Musim penghujan telah tiba. Selain ancaman banjir, kebakaran juga berpotensi terjadi. Siapa bilang kebakaran tidak terjadi di musim penghujan? Kebakaran yang melanda sejumlah rumah di Kampung Jambon, Kelurahan Cacaban, Kecamatan Magelang Tengah, Kota Magelang, Senin (27/11/2017) lalu adalah contoh.
Contoh lain, kebakaran yang terjadi di penghujun bulan April tahun 2012 silam yang menghanguskan 38 rumah di Kompeks Polri Eks Sekolah Kepolisian Negara, Kramat Jati, Jakarta Timur. Kedua peristiwa itu terjadi karena hubungan pendek arus listrik yang tak terkendali sehingga merembet dan menghanguskan rumah warga.
Sejumlah peristiwa itu mengafirmasi bahwa kebakaran, termasuk karena hubungan pendek, tidak mengenal musim. Justru anggapan keliru bahwa musim penghujan bebas kebakaran, atau potensi kebakaran lebih kecil ketimbang musim kemarau, bisa meninabobokan masyarakat. Membuat masyarakat abai dan lalai. Â
Pernyataan di atas tidak bertujuan merongrong ketenangan dan mengusik rasa aman kita. Justru sebaliknya. Di satu sisi, menjadi awasan untuk selalu waspada. Pasalnya, potensi kebakaran tidak mengenal musim. Secara ilmiah bisa dijelaskan lebih lanjut. Setidaknya ada tiga unsur yang menyebabkan kebakaran yakni panas, oksigen dan bahan. Unsur panas bisa berasal dari listrik, kompor gas, lilin dan sebagainya. Unsur yang menjadi asal api itu bisa membesar bila ada unsur kedua yakni oksigen. Pertemuan dengan unsur ketiga yakni bahan akan menyebabkan kebakaran. Jelas, ketiga unsur tersebut sama sekali tak bertalitan dengan cuaca atau musim, bukan?
Di sisi lain, melecut kita untuk selalu memantau instalasi kabel listrik atau peralatan elektronik rumah tanggal yang rawan menjadi penyebab kebakaran sebagai bagian dari upaya preventif. Franco Nasarino, Product Marketing Schneider Electric, saat acara nangkring bersama Kompasiana, Sabtu, 25 November 2017 lalu membeberkan data mencengangkan. Tak kurang dari 73% penyebab kebakaran rumah di Jakarta disebabkan karena arus listrik. Berdasarkan data tahun 2016, dari 1139 kasus kebakaran rumah di Jakarta, 836 di antaranya terjadi karena listrik.
Potensi kebakaran karena listrik tidak hanya mengemuka belakangan ini. Sedikit mundur ke belakang, dalam rentang2002 hingga 2011, sekitar 63 persen kebakaran pemukiman di Indonesia disebabkan hubungan pendek arus listrik. Listrik menjadi sebab dominan di samping api dari lampu minyak dan lilin (10 persen), rokok (5 persen) dan kompor (1 persen).Â
5 Perangkat wajib
Tindakan pencegahan seperti di atas tentu tidak cukup. Potensi kebakaran karena listrik yang tinggi  menuntut kita untuk tidak bisa tidak melengkapi tempat tinggal kita dengan perangkat perlindungan listrik yang aman dan kualitasnya terjamin.
Acara nangkring Kompasiana akhir pekan lalu membuka wawasan tentang perangkat perlindungan listrik yang penting. Schneider Electric yang telah hadir dan berkiprah di dunia lebih dari 40 tahun telah teruji keandalannya dalam bidang kelistrikan. Perusahaan asal Prancis yang berdiri tahun 1836 itu telah menghasilkan sejumlah produk kelistrikan yang berkualitas dalam menjaga keamanan tempat tinggal dari ancaman kebakaran.
Sebagaimana dipaparkan Franco Nasarino, buah karya perusahaan yang sempat bernama Groupe Schneider ini setidaknya menyata dalam lima produk.
Pertama, Domae MCB (Miniature Circuit Breakers). Seperti dijelaskan Rino, sapaan manis Franco Nasarino, perangkat ini berfungsi untuk mendistribusikan listrik dengan aman. Selain itu perangkat ini mampu melindungi rangkaian listrik dari hubungan pendek dan arus beban berlebihan. MCB Domae sesuai untuk distribusi dengan kapasitas pemutus hingga 4500A. MCB ini biasanya terpasang di kWh meter listrik PLN.
MCB Domae memiliki beberapa jenis ada yang satu kutub atau MCB Domai, MCB Domae dua kutub dan MCB 3 kutub. Kita bisa memilih jenis MCB sesuai kebutuhan.
"ELCB berfungsi sebagai pelindung dari bahaya sengatan listrik saat terpercik air, bersentuhan dengan stop kontak atau kabel terkelupas," beber Rino.
Schneider Electric menghadirkan RCBO Slim Domae yang memainkan fungsi ganda tersebut. Kehadiran perangkat ini membantu menghindarkan kita dari bahaya yang terjadi karena kebocoran arus listrik. "Dengan perangkat ini maka secara otomatis akan memutus arus listrik saat terjadi korsleting," tandas Rino.
Kedua,dimensi lebih ramping dengan lebar 18 mm atau sama dengan lebar 1 MCB. Ketiga,instalasi mudah. Cukup lepaskan MCB, lantas diganti dengan RCBO Slim Domae dan memasang kabel netral.
Keempat,produk ini telah diuji sesuai standar SNI. Tak hanya itu, kelima,RCBO Slim Domae lebih ekonomis dibanding harga MCB dan ELCB. Dengan mengeluarkan biaya sekitar Rp 263 ribu-an untuk mendapatkan perangkat tersebut, kita mendapatkan perlindungan dari berbagai ancaman kelistrikan.
Ketiga,Domae Surge Protection Devices (SPD). Alat ini bertujuan untuk melindungi perangkat audio dan video (elektronik) dari petir dan lonjakan listrik yang merambat melalui kabel data atau COAX. SPD cocok untuk rumah atau tempat tinggal dengan perlindungan dari lonjakan tinggi hingga 10 kA. Perangkat ini sudah terintegrasi dengan MCB sebagai proteksi arus lebih dan kabel grounding.
Kelima,Kavacha. Produk ini memainkan fungsi sebagai penutup sakelar dan stop kontak. Berbeda dengan produk-produk sejenis lainnya, keluaran Schneider Electric dirancang tahan cuaca. Ia memberikan perlindungan sepanjang waktu di sekitar daerah yang sangat rentan terhadap air seper di kamar mandi, air hujan, dan tempat dengan kelembaban tinggi baik di dalam maupun di luar ruangan.
Dalam cuaca seperti saat ini, memberikan perlindungan sumber listrik dengan penutup tahan air akan membuatnya tetap kering. Kavacha akan menjaga semua titik listrik dan tetap berfungsi saat penutup terpasang.
"Anda akan mendapatkan perlindungan setiap saat, walau seseorang menyentuh area dengan tangan basah, atau berada dalam lingkungan lembap," sambung Rino.
Akhirnya pengalaman separuh hari bersama  Schneider Electric membuka wawasan tentang bahaya kebakaran karena listrik dan bagaimana mengambil langkah pencegahan yang tepat. Mewarnai nangkring hari itu para peserta diberi kesempatan untuk berpraktik, memainkan peran sebagai teknisi listrik dadakan untuk meraingkai sejumlah perangkat terbaik dari  Schneider Electric. Ada yang berhasil, ada pula yang memberikan pelajaran untuk belajar dari kesalahan demi kesalahan yang dibuat hari itu.
"Ingat Anda tidak dianjurkan untuk memasang sendiri perangkat listrik ini di rumah," Rino mengingatkan, disambut derai tawa peserta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H